Resuman Dasar-dasar Logika
RESUME
DIAJUKAN
GUNA MEMENUHI TUGAS
MATA
KULIAH DASAR-DASAR LOGIKA
DOSEN PEMBIMBING : M. AKHYANI, M.AP
Npm : 1O.12.02183
PROGRAM S1 SEMESTER III
LOKAL 3 C
SEKOLAH TINGGI
ADMINISTRASI NEGARA ( STIA )
AMUNTAI KALIMAANTAN
SELATAN
2011/2012
BAB I
A.
ILMU PENALARAN ATAU LOGIKA
1.
Berpikir
menalar
logika adalah ilmu dan kecakapan menalar, berpikir dengan tepat dengan
kata lain ditunjuk sasaran atau bidang logika, yaitu kegiatan berpikir
dimaksutkan kegiatan akal untuk mengolah pengetahuan yang telah kita
terima.,Dengan kata-kata lebih sedarhana dapat dikatakan berpikir adalah bicara
dengan dirinya sendiri didalam batin.
2.
Berpikir
dengan tepat
Dengan ini ditunjukan segi khusus yang diperhatikan dalam logika, yaitu
tepatnya pemikiran kita.suatu jalan pemikiran yang tepat dan jitu, yang sesuai
dengan petukan-petukan seperti yang dikemukakan dalam logika.
Logika adalah cabang ilmu, tetapi juga kondisi dan tuntutanpun damental mutlak aksestensi ilmu , yang secara
sisitem matis menyelidiki, merumuskan, dan menerangkan asas-asas yang harus
ditaati agar orang dapat berpikir dengan tepat, lurus dan teratur.
3.Kecakapan
Logika sebagai ilmu merumuskan
aturan-aturan untuk pemikiran yang tepat. Kita mempelajari aturan-aturan tersebut untuk dapat menerapkannya,
misalnya dalam membuktikan suatu atau menganalisis suatu persoalan. Maksut
pelajaran logika sangat peraktis. Yang kita pentingkan dalam studi ini adalah
kecakapan dalam menarapkan aturan –aturan pemikiran yang dapat terhadap
persoalan-persoalan yang kongret yang
kita hadapi setiap hari, serta pembentukan setiap ilmiah, kritis , dan
okjiktif.
B.
SYRAT POKOK
Agar suatu pemikiran atau penalaran dapat menelorkan kesimpulan yang
benar, ada tiga syrat pokok yang harus dipenuhi :
1.
Pemikiran
harus berpangkal dari kenyataan atau
titik pangkalnya harus benar
Suatu pemikiram yang meskipun jalan
pemikiran logis bila tidak berpangkal dari kenyataan atau dalil yang benar,
tentu tidak akan menghasilkan kesimpulan yang pasti misalnya dalam contoh pohon
diatas: kalau terjadi tanah longsor , memang bisa benar pohon-pohon tumbang
akibat tanah longsor. Ini merupakan hubungan yang logis, tapi, kalau kenyataan
tidak terjadi tanah longsor, maka tombangnya pohon-pohon tersebut jelas tidak
disebabkan oleh tanah longsor. Meskipun hubungan itu masuk akal atau sudah
logis, kesimpulan tidak benar karena
titik pangkalnya tidak benar.
2.
Alasan-alasan
yang diajuakan harus tepat dan kuat
Kerapkali terjadi seorang mengajukan
pertanyaan atau pendapat, tetapi sama sekali tidak dibuktikan atau didukung
oleh alasan-alasan .sering juga orang merasa pasti dan yakin menarik
kesimpulan, padahal ia tidak cukup memiliki alasan, alasan yang dikemukakan itu
tidak ’ kena ‘ tidak kuat, tidak membuktikan apa-apa.
Ada hal yang dapat dibuktikan hanya dengan
menunjukan pada fakta atau kenyataan ,tetapi banyak hal tapi hanya dapat dibuktikan dengan suatu
pemikiran, yang merupakan suatu langkah-langkah , disusun secara logis menjadi
suatu jalan pikiran, anggapan secara diam-diam dimasukkan. Untuk menganlisis jalan pikiran seperti itu langkah-langkah
dan alasan perlu dieksplisitkan dulu.
3.
Jalan pikira
harus logis dan lurus ( sah )
Jalan pikiran itu mengenai pertalian atau hubungan antara titik pangkal/
alasan/ premis-premis atau
kesimpulan-kesimpulan yang ditarik
darinya .jika hubungan disebut tepat dan logis , maka kesimpulan tersebut sah .
C.
INDUKSI DAN
DEDUKSI
Sesuai denagn titik pangkaldalam prosis pemikiran ,
kita dapat membidakan dua jalan atau pola U7dasar, yaitu :
Ø Induksi ialah proses pemikiran didalam akal kita dari
pengetahuan tentang kejadian /
peristiwa-peristiwa/ hal-hal yang lebih konkret
dan khusus untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih umum.
Ø Deduksi ialah proses pemikiran didalamnuya akal kita
dari pengetahuan yang lebih umum untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih
khusus.
GUNA DAN MENFAAT LOGIKA
A.
Kegunaan
logika adalah
v Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk
berpikir secara rasional, kiritis,lurus , tepat, tertip dan koheren.
v Mengingatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat
dan okjekif.
v Menambah kecerdasan dan mengangkat kemampuan berpikir
secara tajam dan mandiri.
v Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari
kekeliruan serta kesesatan.
B.
Menfaat
logika
v Secara teoritis adalah logika sebagai ilmu yang
menjadi dalil-dalil hokum berpikir logis.
v Secara praktis adalah kemampuan akal untuk
menggambarkan kemungkinan terjadinaya sesuatu sebagai keputusan akal yang benar
dan konsesten.
PRINSIP-PRINSIP PENALARAN
Prinsip penalaran ada empat macam yang terdiri dari tiga prinsip dari
Aristoteles dan satu prinsip dari Gorge
Leibniz prinsip penalaran dari Aristoteles adalah sebagai berikut :
Ø Prinsip edentitas
Prinsip ini dalam bahasa latin adalah principiun identitatis yang
berbunyi suatu hal adalah sama dengan halnya sendiri denagan kata lain sesuatun
yang disebut P maka P yang dinyatakan itu sendiri , bukan yang
lain.
Ø Prinsip kontradiksi
Yang berbunyi sesuatu tidak dapat sekaligus merupakan hal itu bukan hal
itu pada waktu yang bersamaan/ suatu
pernyataan tidak mungkin mempunyai nilai
benar dan tidak benar pada saat yang sama dengan kata lain sesuatu tidaklah
mungkin secara bersamaan merupaka P dan non P.
Ø Prinsip ekslusi tertli
Yakni prinsip penyisihan jalan tengah /prinsip tidak adanya kemungkinan
kitiga.yang berbunyi jika dinyatakan hal
tertentu / bukan hal tertentu maka tidak ada kemungkinan ketiga yang merupakan
jalan tengah, dengan kata lain sesuatu
X mestilah P dan non P tidak ada
kemungkinan ketiga artinaya dari prinsip
ini adalah bahwa dua sifat yang berlawanan penuh ( secara mutlak ) tidak mungkin keduanya dimiliki oleh sesuatu
benda istilah hanya salah satu yang dapat dimilikinya sifat P / non P.
Ø Prinsip cukup alasan
Yang berbunyi suatu perubahan yang terdiri pada suatu hal tertentu
mestilah berdasarkan alsan yang cukup tidak mungkin tiba-tiba berubah tanpa
sebab yang mencukupi dengan kata lain “adanya suatu itu seharusnya mempunyai alasan
yang cukup demikian pula jika ada
perubahan pada keadaan sesuatu.
KESESATAN LOGIKA
Prosis penalaran atau argumen
tasi yang tidak logis ,salah arah dan penyesatan yakni suatu gajala berpikir
yang salah disebabkan oleh pemaksaan prinsip-prinsip logika tanpa memperhatikan
relevensi
Empat bagian kesesatan logika :
Ø Difinisi
Ø Penggolongan
Ø Perlawanan
Ø Dalam mengoleh propisi majemuk ini terbagi tiga
penggolongan yaitu
v Dasar yang tidak jelas .
v Tidak konsesten atau tidak teguh pendirian.
v Tidak lengkap karna tidak bisa menampong pinumina yang
ada.
Menurut LOWES, O KATT SOFF
Logika adalah cabang
filsapat :
v Metodiologi
v Matefisika
v Efistemologi
v Antropologi
v Estektika
v Filsafat agama
Menurut THE LIANG GIE
1.
Pembagian
dalam filsafat adalah :
v Metafisiak ( fisafat tentang hal ada )
v Epistinologi ( filsafat tentang teori pengetahuan)
v Metodologi ( filsafat
teori tentang hal metode )
v Logika ( filsafat tentang penyimpulan)
v Etika ( filsafat tentang penyimpangan moral )
v Estetika ( filsafat tentang keindahan )
v Sejarah logika.
2.
Sedangkan
pembagian logika terbagi lima yaitu :
v Logika makna luar dan logika makna sempit.
v Logika deduktif dan logika indoktif.
v Logika formal dan logika material.
v Logika murni dan logika terapan.
v Logika filsafati dan logika matematik.
DASAR-DASAR LOGIKA MENGGUNAKAN :
1.
Penalaran
2.
Pemikiran
Logika pengertian menurut bahasa ialah berasal dari kata yunani LOGIKE
Pembinaan dan perkataan yaitu pernyataan dalam bahasa.
Sejarah filsuf ARISTOTELES
berasal dari yunani kono menggunakan dua analis yaitu :
v Analitika ilmu yang mempelajari bertulak kepada
kebenaran
v Dialitika ialah ilmu yang mempelajari argumen-argumen
yang bertitik tulak belum tentu benar.
Logika menurut CICERO abat ke 1 SM ( yunani kono )
v Logika adalah sebagai seni berdabat
Logika menurut ALEXANDER APHROSAIS ( permulaan abat ketiga sesudah masihi)
v Ilmu yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran
seseorang.
Kesesatan yang bersifat sematik / bahasa dengan ilmu kata, yakni bagai
mana dan pengertian suatu kata.
Kesesatan karena bahasa terbagi 4 macam yaitu :
1.
Kesesatan
karena aksen/ tekanan parubahan takanan dalam ucapan pada tiap kata dapat
membawa parubahan arti.
2.
Kesesatan
karena term ekuivok term ini mempunyai lebih dua arti kalau dalam sebuah term
yang sama, terjadi kesesatan.
3.
Kesesatan
karna arti kiasan ( metafora ) dalam
suatu penalaran arti kiasan disamakan dengan arti sebenarnya atau sebaliknya,
terjadilah kesesatan karena arti kiasan contoh :dimatamu ada pelagi.
4.
Kesesatan
karena ampiboli karena dalam kontruksi
kalimat sebagai rupa yang artinya menjadi bercabang.
BAB II
BERPIKIR DAN BAHASA
Berpikir itu berlangsung didalam batin. Orang lain
tidak dapat melihat apa yang sedang saya pikirkan. Akan tetapi, bila apa yang
saya pikirkan itu hendak saya beritahukan kepada orang lain, maka isi pikiran
itu, harus saya nyatakan, saya lahirkan, saya ungkapkan. Untuk menyatakan isi
pikiran itu, ada berbagai jalan, yaitu dengan tanda atau syarat,atau dengan
kata-kata bahasa baik lisan atau tertulis adalah alat untuk menyatakan isi
pikiran.
A.
Pengertian
kata Term
Orang tak dapat berbicara dengan baik kalau tidak
mempunyai kata-kata demikian pula orang tidak dapat berpikir dengan tepat tanpa
pengertian-pengertian. Mengerti suatu barang berarti menangkap apa barang itu
atau macam apa barang itu dengan pengertian sesuatu,misalnya: kita dapat
berpikir/berbicara tentang kucing, tanpa menunjukan seekor kucing yang kungrit
lagi, karena kucing itu seaakan-akan telah berada didalam pikiran kita, yaitu
dengan perantaraan konsep/ pengertian tentang kucing itu.
Term = bagian dari suatu kalimat yang berpungsi
sebagai ( S dan P )
Suatu keputusan atau kalimat terdiri dari tiga unsure
:
Ø Subjek, singkatan S
Ø Predikat, singkatan P
Ø Kata penghubung disingkat : = yaitu tanda yang
menyatakan adanya hubungan antara S dan P, yang dalam bahasa Indonesia dapat
dinyatakan dengan kata, seperti adalah, merupakan , dan lain-lain.
B.
Kata
Kata adalah tanda lahir atau pernyataan
dari pengertian. Akan tetapi kata itu tidak sama dengan pengertian, seringkali
orang memakai kata-kata yang berlainan untuk menunjukan pengertian /kenyataan
yang sama misalkan: ( biaya = ongkos :sebab,karena, dan sebagainya )sering kali
sukar untuk menemukan istilah yang cocok, yang dapat menggambarkan dengan tepat
apa yang hidup didalam batin kita.
Pembagian kata-kata menurut artinya
v Univocal ( sama bentuknya, sama artinya ) kata yang
dapat dikatakan dengan barang banyak ( bawahannya ) dengan arti yang persis
sama.misalnya : sia A itu manusia, si B itu manusia. Disini manusia itu dipakai
dalam arti yang persis sama.
v Ekuivokal ( sama bentuknya lain artinya ) ialah kata
yang sama tapi artinya sama sekali berlainan.
v Analogis ( sama bentuknya sedangkan artinya ada
kesamaan dan ada perbedaan ) ialah kata yang mempunyai arti yang tidak sama
persis ( ada perbedaan ) tetapi juga tidak sama sekali berlainan ( ada kesamaan ) misalnya sehat sebenarnya
dikatakan tentang orang, khusus badannya , tapi dapat juga dikatakan
tentang jiwanya, tentang obat ( karena
dapat menyembuhkan gangguan-gangguan kesehatan) tentang makanan ( karena
berguna untuk memelihara kesehatan ) tentang hawa ( karena baik untuk kesehatan
) dan sebagainya. Jadi ada unsure kiasan atau perbandingan . contoh lain :
orang kuat obat kuat.
PENGELOLAAN
Penggolongan itu
penting sekali dalam proser pemikiran dan ilmu pengetahuan. Karena untuk
mengupas suatu persualan, kita harus dapat menangkap bagian-bagiannya serta
menguraikan unsur-unsurnya. Demikian pula dalam setiap ilmu pengetahuan . ilmu
alam dan ilmu hayat berkembang dengan klasiikasi makhluk-makhluk hidup dalam
berbagai golongan.
1.
Aturan-aturan
penggolongan
Ø Penggolongan harus lengkap
Bila suatu hal dibagi-bagi, maka bagian
yang kita rinci itu harus meliputi semua bagian ( tak hanya beberapa bagian
saja ) sehingga , kalau bagian itu dijumlah lagi , hasilnya tidak kurang dan
tidak lebih dari kesatuan yang dibagi itu dan pembagian harus cukup terperinci
hingga dapat menampung segala kemungkinan.
Ø Pengelolaan harus sungguh-sungguh memisahkan
Artinya bagian yang satu tidak bolih mengandung bagian yang lain, tidak
bolih ada overlamping, tumpang tindih golongan-golongan harus dibedakan dengan
jelas.
Contoh : kalau makhluk hidup kita
golong-golongkan kedalam manusia binatang daratan binatang laut, maka
penggolongan ini tidak lengkap dan tidak cukup memisah-misahkan.
Ø Pengolongan harus menurut dasar atau garis yang sama
Maksutnya harus konsekuen dan tidak memekai dua atau lebih dasar
sekaligus dalam pembagian yang sama.
Contohnya :kalu murit didalam kelas
dibagi-bagi menjadi murit yang pandai, yang
kurus atau yang cantik, maka penggolongan ini tidak memakai dasar atau
sifat yang sama. Akibatnya golongan-golongan disini saling berhimpitan, karena
mungkin ada anak sekaligus termasuk kedalam ketiga golongan itu, sementara ada
sama sekali tidak termasuk kedalam salah satu golongan.
Ø Pengolongan harus cocok untuk tujuan yang hendak
dicapai
Contoh: sensus penduduk seorang ahli antropologi akan menyusun penduduk
menurut suku bangsa, ahli politik memerlukan penggolongan menurut agama atau
ediologi yang dianut ahli ekonomi akan mengutamakan pembagian menurut umur,
jenis kalamin pekerjaan dan seterusnya.
BAB III
PUTUSAN
Perbuatan manusia yang
didalamnya ia mengakui atau memungkiri tentang sesuatu.biasanya dikatan bahwa
putusan adalah perbuatan akal, tetapi yang bekerja dengan akal adalah manusia
seluruhnya.seperti halnya melihat bukan hanya mata saja yang melihat,melainkan manusia
dengan matanya ,demikian pula bukan hanya akal saja yang berpikir, melainkan
manusia dengan akalnya.
Unsur-Unsur putusan
Ø Subjek hal yang tentangnya dikatakan ( diakui atau
dimungkiri )
Ø Predikat apa yang diakui atau disangkal tentang
subjek( that what is affirmet or denied of the subject ) predikat ialah
keterangan yang dikatakan tentang subjek.
Ø Hubungan antara subjek dan predikat pernyataan atau
penyatuan atau pemisah, jadi afirmasi atau negarasi. Unsure ketiga ini yang
penting. Tanpa afirmasi atau negasi tidak ada putusan ( meskipun dalam bahasa
Indonesia tak selalu diungkapkan dengan kata tersendiri )
Pengelolaan Putusan
1.
Putusan
kategoris putusan yang didalamnya P diakui atau dipungkiri tentang S tanpa syarat , hal ini masih bisa diperinci
secara mutlak.
2.
Putusan
hipotesis putusan yang didalamnya P diakui atau dipungkiri tentang S tidak
secara langsung melainkan tergantung dari suatu syarat. Ini diperinci :
Ø Kondisional :( bersyarat ) jika…maka
Ø Disjungtif : atau…atau
Ø Konjungtif: tidak sekaligus….dan…
Mengatakan sesuatu tentang sesuatu
Setelah mengerti apa
yang dimaksut dengan putusan mari kita meninjau lebih mendalam, apa yang kita
lakukan dalam sebuah putusan :
a.
Putusan
afirmatif
Dalam putusan ini S dan P dinyatakan satu. Kata penghubung atau
menghubungkan, mempersatukan P dan S dirumuskan dengan istilah-istilah yang
sudah kita kuasai:
Ø Isi predikat diterapkan pada ( dikatakan tentang )
subjek
Ø Luas subjek dinyatakan masuk luas/ lingkungan
predikat.
Misalnya : kucing itu binatang “ dalam
putusan ini dinyatakan bahwa kucing dan binatang itu merupakan satu subjek.
Semua unsur dari isi pengertian binatang terdapat didalam kucing, karena kucing
termasuk lingkungan binatang.
b.
Putusan
negative
Dalam putusan ini dinyatakan tidak ada
kesatuan antara S dan P .S dan P dipisah-pisahkan, dikatakan tidak sama mungkin
S dan P itu dalam banyak hal yang dinyatakan tidak sama misalnya kucing
dan anjing: meskipun banyak kesamaan , namun harus dikatakan kucing itu bukan
anjing , tak ada kucing yang termasuk lingkungan anjing dan sebaliknya.
PENGGOLONGAN PUTUSAN MENURUT LUASNYA
Diatas telah kita liahat pembagian term
dalam universal, partikulir dan singular, hal ini sekarang kita terapkan pada putusan. Luas putusan ditentukan
oleh luas subjeknya. Maka dibedakan
v Singular putusan yang subjeknya singular jadi predikat
diakui atau dipungkiri hanya tentang satu hal yang ditunjukan dengan jelas.
Misalnya beberapa penduduk desa ini cukup kaya.
v Particular putusan yang subjeknya partikular jadi jika
predikatnya diakui atau dipungkiri tentang sebagi dari seluruh luas subjeknya.
Misalnya : beberapa penduduk desa ini cukup kaya.
v Universal putusan yang subjeknya universal jadi jika
predikatnya diakui atau dipungkiri tentang seluruh luas subjeknya misalnya :
manusia itu makhluk berbudi.
BAB IV
PENYIMPULAN LANGSUNG
a. Penyimpulan ialah kegiatan manusia yang
dari pengetahuan yang telah dimiliki dan berdasarkan pengetahuan itu bergerak
kepengetahuan baru.
v Kegiatan manusia yang giat bukan hanya akal
saja, tetapi perasaan dan kehendak ekut mempengaruhi jalan pikiran itu, entah
dalam arti yang baik, entah dalam arti yang tida baik.
v Dari pengetahuan yang telah dimiliki titik
pangkal ini dapat berupa fakta-fakta atau suatu asas umum , mungkin suatu
anggapan atau suatu hipotesis yang menjadi titik tulak untuk pemikiran lebih
lanjut.
v Berdasarkan pengetahuan itu hubungan ini
antara yang ada dengan pengetahuan yang baru.maka kesimpulan yang diambil
berpangkal dan berdasarkan atas pengetahuan sudah ada sebelumnya.
v Bergerak proses pemikiran ini terbagi dua
jalan
1. Deduksi dari penegtahuan yang umum
menyimpulkan kepengetahuan khusus
2. Induksi dari pengetahuan yang khusus
menyimpulkan kepengetahuan tahuan yang umum.
v Pengetahuan baru penegtahuan baru yang
merupakan hasil pemikiran itu disebut kesimpulan, dan berguna
1. Pengetahuan baru jika berawal dari
kebenaran yang telah dimengarti sampai pada kesimpulan yang sebelumnya memang
belum dimengerti dengan jelas.
2. Kemajuan dalam menyadari dan membuktikan
kebenaran-kebenaran yang sebetulnya suah dimengrti, tetapi masih kurang
disadari bukti-bukti, dasar-dasar atau sebab-sebab.
Benar dan salah supaya suatu kesimpulan itu
benar, maka harus dipenuhi dua syarat mutlak.
1. Titik pangkal, yaitu premis-premis harus
benar dan tepat.
Tepat premis-premis harus menunjukan dasar mengapa kesimpulan tertentu
diambil, jadi harus sungguh-sungguh membuktikan. Kelemahan dari banyak
pemikiran ialah tida menunjukan alasan yang sebenarnya./ tidak kenal
2. jalan pikiran harus lurus dan logis,
artinya harus ada hubungan yang sah antara premis dan kesimpulan. Mungkin terjadi
bahwa jalan pikiran sudah sah, namun kesimpulan tidak benar. Dalam hal ini
jelas bahwa titik tolak atau premis yang tidak benar atau tidak tepat.mungkin
juga premis-premis sudah benar, tetapi kesimpulanya salah. Dalam hal ini jalan
pikiran yang tidak lurus.bidang khas logika ialah lurusnya jalan pikiran;
bagaimana kita memiliki jalan pikiran yang lurus dari putusan yang satu sampai
pada kesimpulan putusan yang lain tanpa melanggar kebenaran.
BAB V
PENYIMPULAN
TIDAK LANSUNG
Kini akan dibahas dua bentuk utama
penalaran tidak langsung, yakni induksi dan deduksi. Keduanya dapat dibedakan,
tetapi dalam praktiknya tidak dapat dipisahkan keduanya saling mengisi.
1. Induksi
Induksi adalah suatu bentuk penalaran yang
menyimpulkan suatu propisi umum dari sejumlah propisi khusus yang berbentuk’ S
ini adalah P ( subjek ini adalah predikat )
Dalam induksi kesimpulan yang dicapai
selalu berupa generalisasi ( pengunguman ) misal : air kotor menyebabkan kulit.
Ø Induksi tidak lengkap dan hakikatnya
kesimpulannya
Penalaran induktif, sesuai dengan sifatnya,
tidak memberikan jaminan
bagi kebenaran kesimpulannya.misalnya
premis-premis semua benar, tidak secara otomatis membawa akibat pada kebenaran
kesimpulan,disinilah letak perbedaan antara deduksi dan induksi.
Ø Induksi dan metode ilmiah
Induksi erat sekali dengan hubung metode ilmiah sebab induksi adalah
dasar metode ilmiah,bahkan tercipta kerangka pikiran bahwa,ilmu adalah ilmu
manakala berupa penalaran induktif.hal ini tentu saja tidak benar.
2. Deduksi
Deduksi adalah pengambilan suatu kesimpulan yang hakikatnya sudah
tercakup didalam suatu proposisi atau lebih. Kesimpulan tersebut benar-benar
sesuatu yang baru dan muncul sebagi konsekuen dari hubungan-hubungan yang
terlihat dalam propisi atau propisi-propisi tadi.
Ø Syllogisme
Syllogisme adalah prosis logis yang terdiri dari tiga bagian.dua bagian
pertama merupakan premis-premis atau pangkal tulak penalaran dedoktif ,
sedangkan bagian ketiga merupakan hubungan perumusan yang terdapat diantara dua
bagian pertama melalui pertolongan trem penengah. Bagian ketiga ini disebut
juga kesimpulan yang berupa pengetahuan baru, proses menarik suatu kesimpulan
dari premis-premis disebut penyimpulan.
a. Syllogisme kategoris yakni merupakan
premis-premis berupa pernyataan katagoris :P diakuib atau dipungkiri tentang S
secara mutlak tidak tergantu pada suatu syrat ( karena…maka…)
Contoh : setip binatang harus makan = mayor
Nah sapi itu binatang = minor
Jadi sapi harus makan = kesimpulan
b. Syllogisme hipotesis yakni premisnya berupa
pernyataan bersyarat : P diakui atau dipungkiri tentang S tidak secara mutlak,
melainkan bergantung pada suatu syarat ( kalau..maka..)
Contoh : mencuri itu haram
Koropsi adalah mencuri
Maka koropsi adalah haram
Koropsi adalah mencuri, dan mencuri adalah termasuk hal-hal yang
haram-maka koropsi haram
KESALAHAN LOGIS
Kesalahan logis bukanlah kesalahan
dalam fakta seperti misalnya pangeran
diponegoro wafat tahun 1950; tetapi merupakan bentuk kesimpulan yang dicapai
atas dasar-dasar logika atau penalaran yang tidak sehat, misalnya dadang lahir
dibawah bintang scorpio, maka hidupnya akan lebih penderitaan. Bermacam identitas
kesalahan logis yaitu :
Ø Generalisasi tergesa-gesa
Ø Non sequitur ( belum tentu )
Ø Penalaran melingkar
Ø Deduksi cacat
Ø Analogi palsu
Ø Pikiran simplistic
Ø Argument ad hominen
Ø Argument ad populum
Ø Kewibawan palsu
Ø Sesudah maka karenanya
Ø Tidak relevan
0 Response to "Resuman Dasar-dasar Logika"
Posting Komentar