Tugas Kliping indonesia bakal kena imbas krisis
INDONESIA BAKAL KENA IMBAS KRISIS
COMPAS
| Rabu, 30
November 2011 | 13:06 WIB
JAKARTA, Gubernur Bank Indonesia,
Darmin Nasution, menyebutkan, ekonomi Indonesia lambat laun akan terkena
pengaruh krisis utang yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa. Pengaruh ini
bisa terlihat pada kinerja ekonomi tahun 2012. Hal ini disampaikan Darmin pada
seminar bertema "Badai Krisis Ekonomi dan Jebakan Liberalisasi," di
Jakarta, Rabu (30/11/2011).
"Terdapat 3 jalur
transmisi (bagi pengaruh krisis utang, yakni) jalur perdagangan atau trade
channel, jalur pasar keuangan, dan jalur imported inflation,"
sebut Darmin.
Pada jalur perdagangan,
BI melihat adanya pengaruh krisis kepada sektor perdagangan nasional sekalipun
terbatas. "Sebagaimana krisis tahun 2009, dampak ke Indonesia melalui trade
channel saya perkirakan relatif terbatas dibandingkan negara tetangga,
seperti Thailand dan Malaysia," ujar dia.
BI melihat sektor
perdagangan nasional tertolong oleh kuatnya konsumsi domestik. Selain itu, kata
dia, perdagangan intra-regional di antara negara berkembang pun kian menguat,
misalnya saja intensitas perdagangan antarnegara ASEAN semakin besar. Ini
menjadi pelindung tambahan bagi sektor perdagangan nasional dari dampak krisis.
Dampak terbatas pada
jalur perdagangan ini tidak berlaku bagi jalur pasar keuangan. Menurut dia,
harapan dan kekhawtiran pelaku pasar menyebabkan sentimen sangat mudah berubah.
Ini bisa berdampak pada aliran modal keluar dari Indonesia. "Transmisi
melalui jalur pasar finansial ini menjadi paling signifikan yang kita rasakan
karena besarnya kepemilikan modal portofolio asing, khususnya pada Surat
Berharga Negara (SUN) mencapai Rp 219,4 triliun atau 29,4 persen dari total
SBN," ujar Darmin.
Sementara itu, pada
jalur imported inflation, pemulihan ekonomi global yang melambat akan
mendorong inflasi tersebut turun. Ini terlihat dari turunnya harga komoditas,
yakni emas yang turun dalam 3 bulan terakhir. Turunnya harga emas mendorong
inflasi inti Indonesia dari 5,15 persen (Agustus) menjadi 4,43 persen pada
Oktober kemarin. "Apabila tanpa memperhitungkan harga emas, inflasi inti
per Oktober 2011 hanya 3,88 persen (year on year) atau 3,27 persen (year
to date)," sebut Darmin.
PEMERINTAH
WASPADAI KONDISI EKONOMI GLOBAL
COMPAS
Selasa, 29 November 2011 | 08:28 WIB
JAKARTA, - Dampak krisis ekonomi
Eropa yang semakin meluas membuat pemerintah semakin waspada akan ancaman
krisis ekonomi. Makanya, pemerintah menekankan pentingnya pemberdayaan ekonomi
domestik dan menjaga keseimbangan anggaran negara.
Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengatakan Indonesia harus mengantisipasi perkembangan perekonomian Eropa dan perekonomian global. Sebab, "Kita lihat (perkembangan perekonomian global) ini kan sangat cepat dan mengkhawatirkan," ujarnya Senin (28/11/2011).
Ia menjelaskan, di satu sisi kondisi Indonesia memang lebih baik ketimbang negara lain. Tapi, di sisi lain Indonesia harus mewaspadai kondisi di pasar global, terutama di pasar modal, pasar keuangan, pasar obligasi dan sektor riil.
Mahendra menjelaskan, dalam beberapa minggu terakhir di tahun ini, pemerintah harus bersiap untuk memasuki tahun 2012 pemerintah akan fokus untuk menjaga ketahanan ekonomi nasional di semua sektor tersebut. "Sektor riilnya yang lebih antisipatif lagi, untuk kesiapan menghadapi perkembangan yang kurang menggembirakan," kata Mahendra.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa menambahkan meski Indonesia memiliki pengelolaan fiskal dan moneter yang cukup baik, tapi Indonesia tetap harus waspada. "Karena bagaimanapun juga dalam sistem ekonomi global yang terintegrasi ini, satu persoalan di belahan dunia Eropa dan Amerika Serikat akan menimbulkan dampak (terhadap ekonomi global) cepat atau lambat," ujarnya.
Hatta mengungkapkan, dari berbagai saluran yang ada, yang perlu diwaspadai adalah melalui ekspor. Meski di tahun 2011 masih belum ada tanda-tanda penurunan ekspor yang tajam, tapi Hatta bilang yang perlu diwaspadai adalah penurunan ekspor di tahun 2012. Pasalnya, "Tahun 2012 diperkirakan pertumbuhan ekonomi China turun, sehingga impornya juga turun," jelasnya. Dengan kata lain, jika impor China turun, maka ekspor Indonesia ke China juga terancam.
Nah, untuk mengompensasi penurunan ekspor ini, Hatta bilang ke depan yang perlu dibenahi adalah pasar domestik dan peningkatan daya saing di dalam negeri. "Kuncinya ada di logistik untuk meningkatkan daya saing di dalam negeri," ungkapnya.
Ia mengakui, selama ini daya saing pasar Indonesia masih sangat rendah karena biaya logistik yang sangat tinggi. Hatta mencontohkan, di Jepang dan Singapura biaya logistik hanya sebesar 4% dari total biaya produksi. Sedangkan di Indonesia, biaya logistik membebani ongkos produksi hingga 14 persen -15 persen. "Ini kita harus habis-habisan. Kalau perlu kita akan berikan insentif," kata Hatta.
Nah, belajar dari krisis yang dialami beberapa negara Eropa di mana pangkal permasalahannya adalah utang, Hatta bilang ke depan ekonomi Indonesia harus berhati-hati dalam kebijakan anggaran. "Kita harus betul-betul prudent dalam arti bahwa kita menjaga jangan sampai defisit anggaran kita itu tinggi dan dibiayai oleh utang. Ke depan kita harus mengurangi utang," jelas Hatta. (Herlina KD/Kontan)
Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengatakan Indonesia harus mengantisipasi perkembangan perekonomian Eropa dan perekonomian global. Sebab, "Kita lihat (perkembangan perekonomian global) ini kan sangat cepat dan mengkhawatirkan," ujarnya Senin (28/11/2011).
Ia menjelaskan, di satu sisi kondisi Indonesia memang lebih baik ketimbang negara lain. Tapi, di sisi lain Indonesia harus mewaspadai kondisi di pasar global, terutama di pasar modal, pasar keuangan, pasar obligasi dan sektor riil.
Mahendra menjelaskan, dalam beberapa minggu terakhir di tahun ini, pemerintah harus bersiap untuk memasuki tahun 2012 pemerintah akan fokus untuk menjaga ketahanan ekonomi nasional di semua sektor tersebut. "Sektor riilnya yang lebih antisipatif lagi, untuk kesiapan menghadapi perkembangan yang kurang menggembirakan," kata Mahendra.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa menambahkan meski Indonesia memiliki pengelolaan fiskal dan moneter yang cukup baik, tapi Indonesia tetap harus waspada. "Karena bagaimanapun juga dalam sistem ekonomi global yang terintegrasi ini, satu persoalan di belahan dunia Eropa dan Amerika Serikat akan menimbulkan dampak (terhadap ekonomi global) cepat atau lambat," ujarnya.
Hatta mengungkapkan, dari berbagai saluran yang ada, yang perlu diwaspadai adalah melalui ekspor. Meski di tahun 2011 masih belum ada tanda-tanda penurunan ekspor yang tajam, tapi Hatta bilang yang perlu diwaspadai adalah penurunan ekspor di tahun 2012. Pasalnya, "Tahun 2012 diperkirakan pertumbuhan ekonomi China turun, sehingga impornya juga turun," jelasnya. Dengan kata lain, jika impor China turun, maka ekspor Indonesia ke China juga terancam.
Nah, untuk mengompensasi penurunan ekspor ini, Hatta bilang ke depan yang perlu dibenahi adalah pasar domestik dan peningkatan daya saing di dalam negeri. "Kuncinya ada di logistik untuk meningkatkan daya saing di dalam negeri," ungkapnya.
Ia mengakui, selama ini daya saing pasar Indonesia masih sangat rendah karena biaya logistik yang sangat tinggi. Hatta mencontohkan, di Jepang dan Singapura biaya logistik hanya sebesar 4% dari total biaya produksi. Sedangkan di Indonesia, biaya logistik membebani ongkos produksi hingga 14 persen -15 persen. "Ini kita harus habis-habisan. Kalau perlu kita akan berikan insentif," kata Hatta.
Nah, belajar dari krisis yang dialami beberapa negara Eropa di mana pangkal permasalahannya adalah utang, Hatta bilang ke depan ekonomi Indonesia harus berhati-hati dalam kebijakan anggaran. "Kita harus betul-betul prudent dalam arti bahwa kita menjaga jangan sampai defisit anggaran kita itu tinggi dan dibiayai oleh utang. Ke depan kita harus mengurangi utang," jelas Hatta. (Herlina KD/Kontan)
Rencana Tata Ruang
DKI 2011 – 2030
VIVAnews
Kamis, 1 Desember 2011, 17:08 WIB
Terciptanya
ruang wilayah menyediakan kualitas kehidupan kota yang produktif dan inovatif.Kedudukan
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik
Indonesia, menyebabkan ruang wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta berfungsi
sebagai ruang ibukota negara.
Oleh karena itu
pengelolaannya secara bijaksana, berdaya guna, dan berhasil guna sesuai kaidah
penataan ruang sehingga kualitas ruang wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta terjaga keberlanjutannya untuk masa kini dan masa datang.
Wilayah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta merupakan bagian kawasan strategis nasional, maka
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang
dilaksanakan secara terpadu dengan kawasan Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi,
Puncak, dan Cianjur (Jabodetabekpunjur).
Sebagaimana kota-kota
besar lain di dunia menghadapi tantangan global, khususnya pemanasan global
(global warming) dan perubahan iklim (climate change) yang
membutuhkan aksi perubahan iklim (climate action), baik aksi adaptasi
maupun aksi mitigasi yang perlu dituangkan dalam penataan ruang.Jakarta berada
dalam daerah kota delta (delta city) sehingga pengaruh utama tantangan
dan kendala daerah delta melalui pengelolaan tata air, analisa resiko
bencana, dan perbaikan ekosistem, harus menjadi perhatian utama dalam penataan
ruang.
Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagaimana diatur dalam
Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 1999 habis masa berlakunya pada tahun 2010,
perlu menetapkan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah untuk jangka waktu sampai
dengan tahun 2030.
Maka berdasarkan hal
tersebut untuk melaksanakan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
2011-2030.
Dimana tujuan penataan
ruang Provinsi DKI Jakarta adalah untuk terciptanya ruang wilayah yang
menyediakan kualitas kehidupan kota yang produktif dan inovatif.
Selain itu juga demi
terwujudnya pemanfaatan kawasan budi daya secara optimal dalam rangka memenuhi
kebutuhan 12.500.000 (dua belas juta lima ratus ribu) jiwa penduduk yang
persebarannya diarahkan sebanyak 9,2% di Kota Administrasi Jakarta Pusat, 18,6%
di Kota Administrasi Jakarta Utara, 24,1% di Kota Administrasi Jakarta Timur,
22,6% di Kota Administrasi Jakarta Selatan, 25,3% di Kota Administrasi Jakarta
Barat, 0,2.% di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu serta meningkatkan
produktivitas dan nilai tambah perkotaan.
Untuk rencana struktur
ruang sendiri terdiri atas, sistem pusat kegiatan, sistem dan jaringan
transportasi, sistem prasarana sumber daya air dan sistem serta jaringan
utilitas perkotaan. Rencana struktur ruang Provinsi DKI Jakarta merupakan
perwujudan dan penjabaran dari rencana struktur ruang kawasan perkotaan
Jabodetabekpunjur.
Mengenai mitigasi bencana yang meliputi pemanfaatan dan pendayagunaan kawasan evakuasi bencana, pemanfaatan dan pengelolaan ruang pada kawasan rawan banjir, serta pengembangan sistem peringatan dini juga diatur dalam materi tersebut.
Mengenai mitigasi bencana yang meliputi pemanfaatan dan pendayagunaan kawasan evakuasi bencana, pemanfaatan dan pengelolaan ruang pada kawasan rawan banjir, serta pengembangan sistem peringatan dini juga diatur dalam materi tersebut.
Perda itu juga memuat
Peraturan Zonasi yang mengatur struktur ruang dan pola ruang sistem pusat
kegiatan, sistem dan jaringan transportasi, sistem prasarana sumber daya air,
sistem dan jaringan utilitas perkotaan, kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Sebagaimana sebuah
perda, maka juga diatur lima kawasan dalam wilayah DKI Jakarta. Pertama
adalah Kawasan Sektor Informal, meliputi pengembangan dan pemeliharaan kawasan
pusat pedagang kaki lima dan usaha kecil menengah serta penyediaan ruang bagi
sektor informal dalam pengembangan pusat perniagaan dan perkantoran.
Kedua, kawasan permukiman
meliputi pengembangan berdasarkan karakteristik kawasan, disesuaikan dengan
pengembangan kawasan TOD serta pemanfaatan ruang di kawasan strategis
campuran pemukiman dapat berbentuk pita dan superblock dengan proporsi
30-65 persen terkait resapan air.
Ketiga, kawasan strategis
kepentingan ekonomi, meliputi kegiatan perdagangan, jasa dan campuran
berintensitas tinggi untuk skala pelayanan nasional dan internasional. Lalu,
mengendalikan, membatasi dan mengurangi pembangunan berpola pita seperti ruko
sepanjang jalan kecuali di kawasan ekonomi berintensitas tinggi atau berlantai
banyak.
Keempat, kawasan strategis
kepentingan lingkungan, terdiri atas kawasan di sepanjang Kanal Banjir Timur,
Kanal Banjir Barat, dan Sungai Ciliwung.
Kelima, kawasan strategis
kepentingan sosial budaya, meliputi, revitalisasi kawasan kota tua sebagai
pusat kegiatan pariwisata sejarah dan budaya, serta fokus kawasan di kota tua,
Taman Ismail Marzuki dan Menteng.
Untuk sanksi administrasi terhadap pelanggaran
di bidang penataan ruang, dilakukan secara berjenjang dalam bentuk peringatan
tertulis, penghentian sementara kegiatan, penghentian sementara pelayanan umum,
penutupan lokasi, pencabutan izin, pembatalan izin, pembongkaran bangunan,
pemulihan fungsi ruang hingga sanksi administrasi.
Sedangkan sanksi pidana, meliputi pidana penjara
dan dena terhadap pengurus atau direksi atau penanggungjawab korporasi serta
pidana dan pemberhentian secara tidak hormat dari jabatannya bagi setiap
pejabat pemerintah daerah yang diberi wewenang menerbitkan izin tidak sesuai
dengan RTRW. (WEBTORIAL)
ARTIKEL
TRANSPARANSI PEMERINTAH
Dosen
pembimbing :Noorsanti, S.sos.M.Ap
DI SUSUN OLEH :
BUDIANOOR
10.12.02183
SEKOLAH TINGGI
ILMU ADMINISTRASI ( STIA )
AMUNTAI
Tahun 2011
WASPADAI KONDISI EKONOMI KRISIS GLOBAL
kadang
sistem ekonomi dunia merosot drastis. Ini menyebabkan gejolak besar bagi
kehidupan ekonomi seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Akibat langsungnya
adalah meledaknya harga kebutuhan pokok di Indonesia. Yang mana sebelumnya saja
sudah menjepit dompet masyarakat dan kini semakin menekan sektor-sektor usaha
yang menyediakan kebutuhan tersebut.
kemungkinan krisis
ekonomi di Indonesia pada 2012 yang memiliki sifat sama dengan krisis serupa di
1997-1998. Sebelumnya, IMF dan Bank Dunia sudah mengingatkan pentingnya
mengantisipasi dampak krisis keuangan Eropa dan AS terhadap ekonomi RI.
Ekonomi RI relatif
rentan dan tidak terlalu kuat menghadapi krisis finansial global. ”Dan yang
paling penting, jangan sampai kejatuhan pemerintah menyusul krisis dibajak oleh
kelompok yang menyebabkan krisis,”.
Indonesia bisa dihantam
krisis ekonomi sedahsyat yang pernah dialami negeri ini pada 1997, akibat
krisis utang di Eropa dan Amerika Serikat. Pengetatan likuiditas di
negara-negara Eropa, sebagai obat krisis utang beberapa negara anggota Uni
Eropa bisa membuat hot money di Indonesia ditarik keluar. Padahal saat ini
jumlah aliran dana asing alias hot money yang beredar di Indonesia, lima
kali lipat dibandingkan 1997.
Ekspor yang terus
mengalami perlambatan akibat krisis di Eropa dan Amerika Serikat, juga bakal
menekan nilai tukar rupiah. Pada gilirannya, krisis utang di Eropa bakal
berimbas pada perekonomian Indonesia.
penjelasan resmi
pemerintah bahwa Indonesia tidak bakal terimbas krisis harus disikapi
hati-hati. Persoalannya, sebelum terhantam krisis 1997 silam, juga akibat
pemerintah melenakan berbagai sinyal terjadinya krisis. “Kalau mendengar penjelasan
resmi pemerintah bahwa Indonesia enggak bakal kena krisis, bahwa ekonomi dan
fundamental ekonomi Indonesia kuat sekali,” katanya.
Pada 2012 keadaan pasti akan
sulit, ada suatu momen yang akan dihadapi, mulai dari krisis ekonomi, pangan,
kondisi petani, buruh dan nelayan memburuk. Cara terakhir yang bisa ditempuh
tinggal beri kesadaran kepada masyarakat tentang perlunya perubahan. [berbagai
sumber] JAKARTA Pemerintah mengingatkan seluruh pelaku ekonomi untuk bersiap
menghadapi kemungkinan terburuk dari krisis ekonomi global.Kendati begitu,
indikator perekonomian Indonesia sejauh ini cukup melegakan dan tergolong kuat
di tengah ketidakpastian ekonomi global.
"Waspada, di luar sana
badai-nya lebih besar. Masyarakat, dunia usaha, perbankan, masyarakat. Kita
dalam satu kapal [yang sama]," kemarin. Kendati demikian semua pihak harus
tetap waspada karena perekonomian Indonesia tidak terbebas dari risiko
pemburukan ekonomi global.
Menurut mahendra, ada
keti-dakharmonisan antara sistem politik dan sistem ekonomi di sejumlah negara
Eropa yang dilanda krisis. Hal tersebut membuat penyelesaiannya berlarut-larut
tanpa menghasilkan kebijakan ekonomi yang dibutuhkan.
"Diskoneksi ekonomi dan politik ini kalau
dibiarkan, nanti hukum besi yang berlaku."
Belajar dari pengalaman
menghadapi krisis2008, lanjut Boediono, pemerintah sedang menyiapkan berbagai
skenario jika krisis menghantam Indonesia. "Kami harapkan nantinya tak
berkembang jadi satu krisis berat. Kemungkinan ituada, kita harus siap-siap saja.".
Ekonomi 2012
Menkeu menilai perekonomian
Indonesia pada tahun ini tergolong kuat, dengan estimasi pertumbuhan 6,5%
karena didukung oleh stabilitas makro yang sehat. Namun untuk tahun depan, ada
risiko perlambatan akibat pengaruh krisis ekonomi global.
"Setelah kami kaji kembali, diperkirakan
pertumbuhan berada pada 6,5%-6,7%," tuturnya.
Hartadi A. Sarwono, Deputi
Gubernur Bank Indonesia, menuturkan bank sentral telah melakukan koreksi atas
perkiraan awal pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 6,3%-6,7%.
Nugroho, Pengamat Institute tor Policy Reform
menyoroti tiga hal yang terkait dengan pentingnya kompromi politik dan ekonomi
di Indonesia dalam menghadapi ancaman krisis pada masa mendatang. Perfama,
kesesuaian visi antara pemerintah selaku pengambil kebijakan ekonomi dan
pebisnis yang kini banyak masuk ke ranah politik.
"Banyak pengusaha yang
kini masuk ke ranah politik dan menyebabkan konflik kepentingan. Pemerintah
ingin agar pelaku bisnis tumbuh dan berkompetisi pada playing field yang
sama," jelasnya kepada Bisnis.
Kedua, kompromi antara
pemerintah dan DPR dalam proses politik anggaran. Menurutnya, keterbatasan
anggaran negara selalu menjadi masalah kedua otoritas tersebut di hampir
seluruh negara.
Ketiga, Riant mengutip buku
karya Boediono berjudul Ekonomi Indonesia Mau Ke Mana, yang terbit pada 2009.
"Untuk berdemokrasi, Indonesia membutuhkan pendapatan per kapita
US$6,000."
"Sekarang pendapatan per
kapita baru US$3,459. Artinya, secara tersirat dia mengatakan agar Indonesia
jangan terlalu cepat lari dalam demokrasi karena kita belum siap,"
ucapnya.
Riant mengatakan jika Indonesia
memaksakan berdemokrasi dalam kondisi ekonomi seperti ini, bisa terjadi
disorientasi budaya dan mental masyarakat. Maraknya praktik korupsi, kolusi dan
nepo-risme merupakan contoh dari hal tersebut
Sosok kerajaan bisnis
yang dibangun di atas fondasi semu dan tumpukan utang, menjadi tidak berdaya
menghadapi krisis ekonomi. Sampai titik ini pun, pemerintah nampaknya belum
juga bangkit kesadarannya, bahwa menyelamatkan sektor modern dengan cara
“habis-habisan” (all out dan at all cost) seperti yang terus dilakukan selama
ini mengandung konsekuensi yang teramat riskan. Pemerintah masih terobsesi dan
selalu disugesti seakan-akan hanya dengan sektor modern itulah bangsa berdaulat
ini dapat kembali bangkit dari keterpurukannya.
Di luar semua itu,
sesungguhnya terdapat kekuatan yang luar biasa yang justru telah menyelamatkan
negeri ini dari kebangkrutannya, yaitu ekonomi rakyat. Di atas kertas,
perekonomian bangsa ini seharusnya sudah “gulung tikar” sejak angka-angka
statistik ekonomi menunjukkan kecenderungan yang terus memburuk. Nyatanya,
kondisi “sekarat” itu hanya terjadi pada sektor-sektor yang memang mampu
tercatat dan terefleksikan dalam angka-angka statistik itu. Di luar angka-angka
itu, yang tidak mampu dicatat oleh sistem statistik yang ada, sesungguhnya
masih menyimpan potensi, kekuatan, dan daya tahan yang sangat besar.
Akankah pemerintah masih
terus-menerus menutup mata terhadap eksistensi ekonomi rakyat? Atau akan
terus-menerus meyakini wacana yang selalu digembar-gemborkan oleh para ekonom
Neo Klasik bahwa pertumbuhan yang terjadi saat ini adalah karena sumbangan
konsumsi (driven consumption) orang-orang berduit? Kiranya sejarah telah
membuktikan, bahwa memuja dan memanjakan sektor modern secara “membabi-buta”
hanya akan menghasilkan konklusi akhir yang menyedihkan, yang rasa pahitnya
tidak hanya dikecap oleh sekelompok orang, tetapi seluruh komponen bangsa ini
akan turut merasakannya.
Bila bangsa ini cukup cerdas
untuk menterjemahkan hikmah krisis ekonomi, secara tidak langsung (blessing in
disguise) seharusnya peristiwa menyakitkan ini justru dapat menjadi pelajaran
yang dipetik hikmahnya. Kesimpulannya, pengabaian (ignoring) eksistensi ekonomi
rakyat dan sektor tradisional sudah tiba saatnya
semuga bangsa ini cukup cerdas
untuk waspadai krisis ekonomi yang akan menimpa Negara ini, dan pemerintah
harus bersiap untuk memasuki tahun 2012 semuga pemerintah akan fokus untuk mengurangi
hutang agar menjaga ketahanan ekonomi nasional di semua sektor tersebut.
"Sektor riilnya yang lebih antisipatif lagi, untuk kesiapan menghadapi
perkembangan yang kurang menggembirakan," Dampak krisis ekonomi Eropa yang
semakin meluas agar membuat pemerintah semakin waspada akan ancaman krisis
ekonomi kedepannya.
SARAN
Kepada masyarakat untuk tetap bersabar terhadap situasi permasalahan kita ini
dan mempercayakan segala sesuatu kepada pemerintah. Dan dimulai dari pribadi
dan diri sendiri, Dan bagi para mahasiswa untuk menjadi lebih kritis. Semoga
Atikel ini menjadi kajian yang baik meskipun masih terdapat kekurangan. Atas
perhatian dari seluruh pihak, kami ucapkan terima kasih.
0 Response to "Tugas Kliping indonesia bakal kena imbas krisis"
Posting Komentar