Skripsi peningkatan kualitas dan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pegawai kantor UPT. Dinas pendidikan kecamatan Halong Kab. Balangan
PENINGKATAN
KUALITAS DAN DISIPLIN KERJA
TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI KANTOR UPT
DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN HALONG
KABUPATEN
BALANGAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi syarat-syarat guna
meraih gelar Sarjana Strata 1 (S1)
Pada sekolah tinggi Ilmu Administrasi (STIA)
Amuntai
Disusun
Oleh :
BUDIANOOR
NPM : 10.12.02183
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
STIA AMUNTAI
2013
ABSTRAK
BUDIANOOR
( NPM : 10. 12.02183 ) PENINGKATAN KUALITAS DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP
KEPUASAN KERJA PEGAWAI KANTOR UPT. DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN HALONG KABUPATEN
BALANG, dibawah
bimbingan Ibu Munawarah, S.Sos., M. AP sebagai pembimbing I dan Bapak Drs.
Syahrul Rakhmadi, M. Si sebagai pembimbing II.
Peningkatan kualitas dan disiplin
kerja pegawai terhadap kepuasan kerja adalah salah satu faktor yang sangat
penting dalam pembangunan untuk tercapainya tujuan bersama, yang didukung oleh
kesadaran, peraturan yang memadai organisasi, kesejahteraan pegawai cukup
memenuhi kebutuhan, kemampuan dan keterampilan serta tersdianya sarana dan
prasarana yang memadai.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana kualitas kinerja pegawai kantor UPT. Dinas Pendidikan
Kecamatan Halong Kebupaten Balangan dalam meningkatkan kedisiplinan, mengetahui
berapa besar faktor yang mempengaruhi kulitas dan disiplin kerja dalam kepuasan
kerja pegawai serta Upaya-upaya dalam mengatasi faktor yang mempengaruhi
peningkatan kualitas dan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pegawai kantor
UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten Balangan.
Populasi
pada penelitian ini adalah semua pegawai kantor UPT. Dinas pendidikan
Kecamatan Halong Kabupaten Balangan yang berjumlah 11 Orang serta Kepala
Sekolah yang berurusan kekantor UPT. Dinas Pendidikan , menginat sedikitnya
jumlah populasi pada kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong maka semua
pegawai di jadikan sampel, sedangkan untuk Kepala Sekolah diambil 29 Orang
sebagai Sampel, untuk mengumpulkan Data dilapangan, di pergunakan teknik
observasi ( pengamatan ) angket dan wawancara.
Hasil penelitian bahwa peningkatan
kualitas pegawai kantor UPT. Dinas Pendididkan Kecamatan Halong Kabupaten
Balangan secara keseluruhan relatif baik. Hal ini di tandai tingginya tingkat
motivasi dalam bekerja dan kemampuan dalam bekerja untuk mencapai yang lebih
baik, dan tingkat pengetahuan. Hal tersebut dapat di lihat dari tingkat
disiplin kerja pegawai pada kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong
seperti tingkat ketepatan waktu pegawai, tingkat sarana dan prasana, tingkat
tanggung jawab kerja pegawai, dan tingkat ketaatan pegawai juga sudah berjalan
dengan baik. Peningkatan kepuasan kerja pegawai kantor UPT. Dinas Pendidikan
Kecamatan Halong dapat dilihat melalui tingkat keterampilan, ganjaran yang
pantas/ kesejahteraan, kondisi kerja yang mendukung, serta tingkat rekan kerja
yang mendukung, semua itu sudah berjalan dengan baik, dalam hal peningkatan
kualiats dan sisiplin kerja terhadap kepuasan kerja pegawai dapat ditingkatkan
melalui Sumber Daya Manusia perlu adanya pelatihan dan pendidikan, pengawasan
dan pembinaan pegawai dengan memberikan motivasi kerja pada pegawai, dan
menanamkan moralaitas yang tinggi.
Kesimpulan bahwa peningkatan kualitas
dan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pegawai kantor UPT. Dinas Pendidikan
Kecamatan Halong secara keseluruhan sudah baik, akan tetapi tetap saja harus
diadakan peningkatan terhadap kinerja, hal tersebut dapat dilaksanakan melalui
peningkatan seperti Sumber Daya Manusia, Pembinaan Pegawai, Peningkatan
Kesejahteraan Pegawai, Peningkatan Pendekatan Personal Kepada Masing-masing
Anggota Organisasi, dan peningkatan rasa tanggung jawab. Adapun saran-saran
adalah untuk menguptimalkan peningkatan kualitas dan disiplin agar dapat
terarah dalam mengelola waktu saat bekerja.
SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN SKRIPSI
Yang
bertanda tangan dibawah ini :
NAMA : BUDIANOOR
NPM : 10. 12. 02183
JUDUL SKRIPSI
: “ PENINGKATAN KUALITAS DAN DISIPLIN KERJA TERHADAB KEPUASAN KERJA PEGAWAI
KANTOR UPT. DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN HALONG KABUPATEN BALANGAN”
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa
skripsi yang saya tulis adalah karya saya sendiri bukan hasil jiplakan dan
belum pernah untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi manapun.
Sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis satu diterbitkan oleh orang
lain, kecuali yang tertulis menjadi acuan dalam
naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya
buat, apabila dikemudian harinya ternyata saya terbukti melakukan pelanggaran
akademik tersebut di atas, saya bersedia menerima sangksi dicabutnya ijazah
serta gelar yang telah diberikan kepada saya.
Amuntai,13 Januari 2014
BUDIANOOR
NPM. 10. 12. 02183
TANDA
PERSETUJUAN
Mahasiswa yang telah
disetujui skripsinya :
NAMA : BUDIANOOR
NPM : 10. 12. 02183
PROGRAM : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
JURUSAN
: ADMINISTRASI NEGARA
JUDUL SKRIPSI : “ PENINGKATAN KUALITAS DAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI
KANTOR UPT. DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN HALONG KABUPATEN BALANGAN”
Setelah diteliti dan diadakan perbaikan seperlunya,
kami dapat menyetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan sidang Tim
penguji skripsi sekolah tinggi ilmu Administrasi ( STIA ) Amuntai .
Amuntai,
09 Pebruari 2014
Pembimbing I pembimbing II
Munawarah, S. Sos., M.
AP Drs.
Syahrul Rakhmadi, M. Si
NIK. 106504049
NIK. 106097032
Mengetahui :
Sekolah tinggi
Ilmu Administrasi Amuntai
Ketua
Drs. Syahrul Rakhmadi, M. Si
NIK. 106097032
KATA
PENGANTAR
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ
للهِ رَبِّ اْلعَالمَيِنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ اَشْرَفِ
اْلأَنْبِيَاءِ وَاْلمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِ نَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ
اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ.
Puji sukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta
kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“PENINGKATAN KUALITAS DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI KANTOR
UPT. DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN HALONG KABUPATEN BALANGAN”
Terwujut skripsi ini
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing
penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karna itu penulis
menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya skripsi ini bukan hanya atas
kemampuan dan usaha penulis semata, tapi juaga berkat bantuan berbagai pihak,
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. H. Syahrul Rahmadi, M. Si
selaku ketua sekolah tinggi Ilmu Administrasi Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara
2. Munawarah, S.Sos., M. AP selaku
pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan pengarahan dalam
pembuatan skripsi ini.
3. Drs. H. Syahrul Rahmadi, M. Si
selaku pembimbing II, yang telah memberikan motivasi, saran, dan bimbingannya
atas pembuatan skripsi ini
4. Kepala kantor UPT. Dinas Pendidikan
Kecamatan Halong Kabupaten balangan, telah memberikan ijin penelitian.
5. Seluruh pegawai kantor UPT. Dinas
Pendidkan Kecamatan Halong Kabupaten Balangan , atas persitipasi dan bantuaanya
dalam memberikan informasi dan pengumpulan data skripsi.
6. Saudara-saudaraku teman-teman, atas
semangat perjuangan dalam memberikan motivasi.
Semuga segala bantuan yang tidak
ternilai harganya ini mendapatkan imbalan di
sisi Allah SWT sebagai amal ibadah , Amin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karna itu kritik saran yang membangun dari berbagai pihak
sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depan. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca semua. Amin
Yaa Rabbal’ Alamiin.
Halong,
13 Januari 2014
penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................... i
ABSTRAK................................................................................................................. ii
BERITA ACARA....................................................................................................... iii
SPKS.......................................................................................................................... iv
PERSETUJUAN......................................................................................................... v
HASIL
PENGESAHAN............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR................................................................................................ vii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL....................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. xiv
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang 1
B.
Batasan
Masalah 4
C.
Rumusan
Masalah 5
D.
Tujuan
dan menfaat penelitian 5
BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN
A.
Pengertian
Peningkatan Kualitas....................................................................................................................... 7
B.
Kinerja 8
1.
Penilaian
kerja 9
2.
Menfaat
penilaian kerja 10
3.
Unsur
penilaian kerja 10
C.
Disiplin
Kerja 12
1.
Jenis-jenis
Disiplin Kerja 13
2.
Tipe-tipe
Disiplin kerja 14
3.
Prinsip-prinsip
Pendisiplinan 15
D.
Kepuasan
Kerja 16
1.
Teori-teori
kepuasan kerja 18
2.
Faktor-faktor Timbulnya Kepuasan Kerja......................................................................................................... 20
E.
Kerangka
Pemikiran 22
1.
Pengaruh
Kepuasan kerja Terhadap Kinerja...................................................................................................... 23
2.
Pengaruh
Disiplin Kerja Terhadap Kepuasan Kerja........................................................................................ 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Lokasi
Penelitian 26
B.
Tipe
Penelitian 26
C.
Pendekatan
Penelitian 26
D.
Instrumen
penelitian 27
E.
Popolasi
dan Sampel 29
F.
Data
dan Sumber Data 30
G.
Metode
Pengumpulan Data 30
H.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data................................................................................................................ 31
I.
Analisis
Data 32
J.
Teknik
Penarikan Kesimpulan 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran
umum objek penelitian....................................................................................................................... 34
B.
Peningkatan
Kualitas dan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja Pegawai Pada Kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan
Halong Kabupaten Balangan.......................................................................................................... 49
C.
Faktor Penghambat Dan Pendukung Disiplin Kerja
Terhadap Kepuasan
Kerja
Pegawai kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong-
Kabupaten Balangan....................................................................................... 73
D.
Upaya- upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
kualitas disiplin terhadap-
kepuasan
kerja pegawai kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong -
Kabupaten
Balangan........................................................................................ 84
BAB : V
PENUTUP
A.
Kesimpulan ............................................................................................ …
89
B.
Sasaran-sasaran ...................................................................................... …90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
DAFTAR
TABEL
Halaman
Tabel 1.
Variable, Intrumen dan Indikator Penelitian............................................... 28
Tebel 2.
Keadaan Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan........................................... 46
Tabel 3. Keadaan pengkat Pegawai.......................................................................... 47
Tabel 4. Keadaan sarana dan
prasarana.................................................................... 48
Tabel 5. Tingkat Motivasi dalam
Bekerja.................................................................. 50
Tabel 6. Tingkat Kemampuan dalam
Bekerja............................................................ 52
Tabel 7. Tingkat pengetahuan.................................................................................. 54
Tabel 8. Tingkat ketepatan waktu............................................................................ 57
Tabel 9. Tingkat sarana dan prasarana...................................................................... 59
Tabel 10. Tingkat tanggung jawab............................................................................ 60
Tabel 11. Tingkat ketaatan....................................................................................... 62
Tabel 12
tingkat keterampilan dan keahlian pegawai............................................... 65
Tabel 13.
Tingkat ganjaran yang pantas atau kesejahteraan...................................... 67
Tabel 14.
Tingkat kondisi kerja yang mendukung..................................................... 69
Tabel 15.
Tingkat rekan kerja yang mendukung........................................................ 71
Tabel 16 Tingkat kesadaran sebagai
pegawai............................................................ 74
Tabel 17
Tingkat Pengalaman.................................................................................. 76
Tabel 18
Tingkat Dalam Memikul Tanggung Jawab Pekarjaan.................................... 78
Tabel 19
Tingkat Penegakan disiplin........................................................................ 80
Tabel 20 Tingkat Komunitas dan
Imformasi.............................................................. 82
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.
Kerangka
Pemikiran 25
2.
Bagan
Struktur Organisasi Kantor UPT. Dinas Pendidikan
Kecamatan Halong Kabupaten Balangan...................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
Drs,
H, Malayu S.P. Hasibuan. 2003. Manajemen Personalia. Yogyakarta : BPFE.
Handoko, T. Hani. 2004. Manajemen. Yogyakarta : BPFE.
Hasibuan,
Malayu S.P,(2005), Manajemen sumber Daya Manusia (Edisi Revisi),
Penerbit Bumi Aksara Jakarta.
Ht
See more at: http://www.zoeldhan-infomanajemen.com/2011/11/pengertian-kepuasan-kerja-faktor-faktor.html#sthash.BnTMRH7a.dpuf
Idhamsevenfoldism. Blogspot. Com 02/12/07 definisi
populasi dan sampel menurut,- html?m=1
Mathis,
Robert dan Jackson, John H, (2002), Manajemen sumber Daya Manusia .Jilid
Dua. Penerbit Salemba Empat
Jakarta.
Robins,
Stephen P dan Coulter, Mary,(2002), Manajemen (edisi 7) Penerbit PT.
Indeks group gramedia.
Siagian,
P. Sondang. 2001. Analisis serta Perumusan Kebijakansanaan dan Strategi
Organisasi. Jakarta : Gunung Agung.
Sastrohadiwiryo,
B. Siswanto. 2003. Manajemen tenaga Kerja Indonesia
Pendekatan administratif dan Operasional. Jakarta : Bumi Aksara
Umar, Husein,(1997), Metode Penelitian: Aplikasi
dalam Pemasaran
Winardi, 2000, Kepemimpinan Dalam Manajeman.
Jakarta: Renika Cipta.
Wiilson and heyyel , 1987 .
hand book of modern office management and administration service. Mr Graw Hill
Inc. new Jersey
Wungu dan Brotoharjo. 2003
tingkatkan kenerja perusahaan anda dengan merit system. Jakarta : raja Grafindo
pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Semenjak diterapkannya kebijakan
otonomi daerah ini banyak sekali yang masih perlu ditingkatkan termasuk kinerja
pegawai, yang sering absen, tidak masuk, bolos, kurang bertanggung jawab,
ucapan yang kurang sopan, dan pegawai yang kurang menjalankan tugas dan
fungsinya (tupoksi). Berdasarkan pengamatan dan pengalaman sementara kinerja
pegawai pada instansi pemerintah termasuk didalamnya pegawai belum menunjukkan
kinerja yang memuaskan, lamban dan kurang produktif dalam menyelesaikan tugas
pokok secara maksimal. Hal ini sejalan dengan indikator pelayanan yang tidak
optimal, penggunaan waktu tidak produktif, belum optimalnya peran dan inovasi
dalam menjalankan tugas, tantangan dan strategi maupun sistem yang dihadapi
dalam manajemen otonomi daerah yang mengandung peranan budaya organisasi dalam
meningkatkan kinerja pegawai dengan desain yang kompetitif dalam disiplin
kompetensi yang handal perlu ditingkatkan.
Salah satu faktor untuk meningkatkan produktivitas kinerja suatu organisasi atau
instansi. Oleh karena itu, diperlukan Sumber Daya Manusia yang mempunyai
kompetensi tinggi karena keahlian atau kompetensi agar dapat mendukung
peningkatan prestasi kinerja karyawan. Oleh karena itu, seluruh organisasi
melakukan penilaian kinerja yang berarti mengevaluasi kinerja karyawan saat ini
dan atau di masa lalu relatif terhadap standar kinerjanya.
Persaingan diberbagai sektor membuat proses pengelolaan , dan pemeliharaan
menajemen organisasi semakin mendapatkan perhatian yang serius dari seluruh
elemen yang ada dalam organisasi untuk menciptakan sebuah sistem manajerial
yang tangguh dan mempu mengikuti perkembangan saat ini. Sumber daya manusia yang dalam hal ini adalah
para pegawai/karyawan pada sebuah lembaga/organisasi, tentunya berusaha bekerja
dengan kemampuan yang merika miliki agar dapat mencapai kepuasan kerja yang
diinginkan. Rasa aman akan suasana kerja yang mampu mendorong pegawai/karyawan
untuk lebih berdedikasi tinggi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
pimpinan baik suasana aman sebelum kerja,saat kerja maupun setelah kerja.
Kondisi kerja yang aman semacam ini, serta didukung rekan kerja yang dapat
diajak untuk bekerja sama dalam berbagai
aktifitas merupakan dari setiap karyawan/pegai disuatu instansi/organisasi.
Dengan situasi semacam itu diharapkan para karyawan dapat bekerja secara
maksimal dan senang terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Kepuasan kerja
merupakan cerminan dari perasaan orang/karyawan tidak hanya secara formalitas
bekerja dikantor, tetapi harus mampu merasakan dan menikmati pekerjaannya,
sehingga ia tidak akan merasa bosan dan lebih tekun dalam beraktifitas. Para
karyawan akan lebih senang dalam bekerja apa bila dukungan oleh berbagai
situasi yang kondusif, sehingga dapat mengembangkan keterampilan yang
dimilikinya. Organisasi/instansi sendiri juga berperan dalam mengelola karyawan
agar mengetahui segala peraturan, norma yang telah ditetapkan oleh organisasi
sehingga para karyawan bekerja dengan disiplin dan efektif.
Selain
itu, berbagai aturan/norma yang ditetapkan oleh suatu lembaga memiliki peran
yang sangat penting dalam menciptakan kedisiplinan agar para pegai/karyawan
dapat mematuhi dan melaksanakan peraturan tersebut. aturan/norma itu biasanya
sangsi yang diberikan bila terjadi pelanggaran.sanggsi tersebut bisa berupa
teguran baik lisan/tertulis, skorsing, penurunan pangkat bahkan sampai
pemecatan kerja tergantung dari besarnya pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai/karyawan.
Hal itu dimaksudkan agar para pegawai bekerja dengan
disiplin dan bertanggung jawab atas pekerjaannya. Ukuran yang dipakai dalam
menilai apakah pegawai tersebut disiplin atau tidak, dapat dilihat dari
ketepatan waktu kerja, etika berpakaiaan, serta penggunaan fasilitas/sarana
kantor secara efektif dan efisien . bila para pegawai/karyawan memiliki
disiplin kerja yang tinggi, diharapkan akan mampu menyelesaikan tugas dengan
cepat dan tepat sehingga timbul kepuasan kerja.
Kantor UPT.
Dinas Pendidikan kecamatan Halong kabupaten Balangan yang merupakan salah satu
organisasi/lembaga berperan dalam mengembangkan, meningkatkan kualitas dan
mengkoordinasi unsur pendidikan dalam masyarakat di tingkat Kecamatan Halong.di
lembaga inilah aktifitas para pegawai UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong
diharapkan mampu berperan dalam mewujutkan suatu pula pendidikan serta mampu
mengatasi segala permasalahan yang berhubungan dengan kualitas pendidikan
dilingkup desa Kecamatan Halong. namun ternyata masih cukup banyak terjadi
kesenjangan yang kurang sesuai dengan idealisme, masih ada beberapa kelemahan
yang masih ditunjukan oleh karyawan/pegawai dimana merika kurang disiplin dalam
pekerjaannya.ada yang tidak tepat waktu saat masuk kantor, menunda tugas
kantor, dan tidak bisa memanfaatkan sarana kantor dengan baik. Hal ini yang
perlu mendapatkan perhatian dari pihak manajerial terutama pimpinan lembaga
UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong, agar dapat sedini mungkin mencegah dan
berupaya meningkatkan kualitas manajemen sumber daya manusia yang ada pada
lembaga tersebut. Bagaiman mungkin bila untuk mencapai tujuaan yang diharapkan
oleh lembaga/instasi banyak pegawai yang kurang peduli dengan apa yang harus
dikerjakan dan sudah menjadi tanggung jawabnya
itu. Padahal pegawai Kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong
itu mempunyai peran yang cukup besar
dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk menyelenggarakan kualitas
disiplin kerja dan membentuk konsep pendidikan yang jelas.
B. Batasan Masalah
memotivasi pegawai untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi selama
ini. penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan mengambil judul yaitu :
“ peningkatan
kualitas Dan Disiplin Kerja Terhadap Kepuasaan Kerja Pegawai Kantor UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten Balangan
’’
Masalah
yang akan diteliti berdasarkan pada judul penelitiaan dan latar belakang permasalahan sebagai berikut :
1.
Peningkatan
kualitas dan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pegawai kantor UPT. dinas
pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten Balangan.
2.
Kualitas
disiplin kerja berpengaruh terhadap kepuasaan kerja pegawai kantor UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten Balangan.
3.
Mengetahui faktor manakah dari kualitas disiplin
kerja yang berpengaruh lebih besar terhadap kepuasaan kerja..
C.
Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah :
1.
Bagaimana meningkatkan kualiats dan disiplin
kerja terhadap kepuasan kerja pegawai kantor UPT. Dinas pendidikan Kecamatan
Halong Kabupaten Balangan.
2.
Faktor penghambat dan pendukung disiplin kerja
terhadap kepuasan kerja pegawai kantor UPT. Dinas pendidikan kecamatan Halong
Kabupaten Balangan.
3.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi faktor disiplin
kerja terhadap kepuasan kerja pegawai
kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten Balangan.
D. Tujuan Dan Menfaat Penelitian
` 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai
melalui penelitian ini adalah :
a.
Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kualitas
disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pegawai Kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten
Balangan.
b.
Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung
disiplin kerja terhadap kepuasaan kerja pegawai
Kantor UPT. Dinas Pendidikan
Kecamatan Halong Kabupaten Balangan.
c.
Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan
untuk meningkatkan kualitas disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pegawai
kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan
Halong Kabupaten Balangan.
2. Manfaat Penelitian
Menfaat dari penelitian ini
adalah :
a.
Dari segi ilmiah penelitian ini dapat digunakan
bagi kepala kantor UPT. dinas pendidikan untuk mengetahui tingkat kepuasaan
kerja pegawai.
b.
Dari segi praktis hasil penelitian ini diharapkan
dapat diberikan informasi bagi pembaca dan pihak yang berkepentingan, untuk
mengetahui kualitas dan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pegawai kantor
UPT. Dinas pendidikan khususnya di kecamatan Halong Kabupaten Balangan.
c.
Hasil peneliti ini dapat digunakan sebagai
referensi tambahan atau untuk pengembangan ide-ide baru untuk penelitian
selanjutnya, dan sebagai bahan pertimbangan perusahaan atau instansi lain yang
menghadapi permasalahan yang sama.
BAB II
LANDASAN
TEORI PENELITIAN
A. Pengertian
Peningkatan Kualitas
Pengertian Kualitas menurut Brotoharsojo (2003:57) bahwa “Quality
(kualitas ) adalah segala bentuk suatu ukuran yang berkaitan dengan mutu atau
kualitas hasil kerja dan dinyatakan dalam ukuran angka atau yang dapat
dipandankan dengan angka” sendangkan menurut Wilson dan Heyel (1987:101)
mengatakan bahwa Quality of work ( kualitas kerja ) menunjukan sejauh mana mutu
seseorang pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya meliputi ketepatan,
kelengkapan dan kerapian”
Deri pendapat
diatas jelas bahwa kualitas kerja dapat diukur melalui ketepatan, kelengkapan,
dan kerapian. Yang dimaksut ketepatan adalah ketepatan dalam melaksanakan tugas
dan pekerjaan, artinya dapat kesesuaian antara
rencana kegiatan dan sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan , yang
dimaksut denagan kelengkapan adalah kelengkapan ketelitian dalam melaksanakan
tugasnya, yang dimaksut kerapian adalah kerapian dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaanya
Penilaian kerja pegawai
didasarkan atas penilaian dan kemampuan diri karyawan yang bersangkutan dengan
nilai kemampuan, disiplin dan kriativitas kerja merupakan cerminan dari
Kepuasan kerja, jadi tinggi rendahnya kinerja pegawai tergantung dari cerminan prilaku
dan kemampuan pegawai dalam pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya.
Dapat dikatan bahwa disiplin
dan kemampuan adalah unsur-unsur yang membentuk kualitas dari kinerja dalam
kepuasan kerja.
B. Kinerja
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kinerja
diartikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan
kemampuan seseorang. Banyak batasan yang diberikan para ahli mengenai istilah
kinerja, walaupun berbeda dalam tekanan rumusannya, namun secara prinsip
kinerja adalah mengenai proses pencapaian hasil. Istilah kinerja berasal dari
kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau
prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Sehingga dapat
didefinisikan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya (A.A. Anwar Prabu Mangkunegara,
2004:67)
Menurut Kusnadi (2003;64) menyatakan bahwa kinerja adalah setiap
gerakan, perbuatan, pelaksanaan, kegiatan atau tindakan yang diarahkan untuk
mencapai tujuan atau target tertentu. Hariandja (2002;195) mengemukakan kinerja
adalah hasil kerja yang dicapai oleh pegawai atau prilaku nyata yang
ditampilkan sesuai dengan perannya dalam organisasi. Kinerja pegawai merupakan
suatu hal yang sangat penting dalam usaha organisasi mencapai tujuannya,
sehingga berbagai kegiatan harus dilakukan organisasi tersebut untuk
meningkatkannya.
Sedangkan menurut (Mathis dan Jackson
2002:78) kinerja pada dasarnya adalah apa yang dikerjakan dan yang tidak
dikerjakan oleh karyawan. Kinerja karyawan mempengaruhi seberapa banyak mereka
memberikan kontribusi kepada organisasi. (Mathis dan Jackson, 2002:8) lebih
lanjut memberikan standar kinerja sesorang yang dilihat kuantitas output,
kualitas output, jangka waktu output, kehadiran di tempat kerja dan sikap
kooperatif. Standar kinerja tersebut ditetapkan berdasarkan kriteria pekerjaan
yaitu menjelaskan apa-apa saja yang sudah diberikan organisasi untuk dikerjakan
oleh karyawannya, oleh karena itu kinerja individual dalam kriteria pekerjaan
haruslah diukur, dibandingkan dengan standar yang ada dan hasilnya harus
dikomunikasikan kepada seluruh karyawan. (Mathis dan Jackson, 2002:81) juga
menjelaskan standar kinerja dapat berupa output produksi atau lebih dikenal
dengan standar kinerja numerik dan standar kinerja non numerik.
1.
Penilaian kerja
Kinerja
karyawan setiap periodik perlu dilakukan penilaian. Hal ini karena penilaian
kinerja karyawan tersebut nantinya dapat digunakan sebagai analisis untuk
kebutuhan dilaksanakannya pelatihan (Ivancevich, 2001:389). Penilaian kinerja
adalah proses evaluasi seberapa baik karyawan mengerjakan pekerjaan mereka
ketika dibandingkan dengan satu set standar dan kemudian mengkomunikasikannya
dengan para karyawan (Mathis dan Jackson, 2002:81). Penilaian kinerja mempunyai
dua kegunaan utama. Penilaian pertama adalah mengukur kinerja untuk tujuan
memberikan penghargaan seperti misalnya untuk promosi. Kegunaan yang lain
adalah untuk pengembangan potensi individu (Mathis dan Jackson, 2002:82).
Adapun tujuan penilaian kinerja
menurut (Dharma, 2001 : 150) adalah sebagai berikut :
a.
Pertanggung jawaban, Apabila standard dan sasaran digunakan sebagai alat
pengukur Pertanggung jawaban, maka dasar untuk pengambilan keputusan
kenaikan gaji atau upah, promosi, penugasan khusus, dan sebagainya adalah
kualitas hasil pekerjaan karyawan yang bersangkutan.
b.
Pengembangan, Jika standard dan sasaran digunakan sebagai alat untuk keperluan
pengembangan, hal itu mengacu pada dukungan yang diperlukan karyawan dalam
melaksanakan pekerjaan mereka. Dukungan itu dapat berupa pelatihan, bimbingan,
atau bantuan lainnya.
2.
manfaat penilaian kinerja
Adapun menpaat penilaian
kerja terhadap pegawai adalah :
a.
Meningkatkan motivasi
b.
Meningkatka kepuasaan kerja
c.
Adanya kejelasan standar hasil yang diharapkan
d. Adanya
kesempatan berkomunikasi ke atas
e.
Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi
f. Meningkatkan kepuasan kerja
g. Untuk mengukur dan mengidentifikasikan
kecenderungan kinerja karyawan
h. Meningkatkan kepuasan kerja baik dari
para manajer ataupun karyawan
i. Sebagai
sarana meningkatkan motivasi karyawan
j. Bisa
mengidentifikasikan kesempatan untuk rotasi karyawan
3.unsur penilaian kerja
Unsur-unsur
yang digunakan dalam penilaian kinerja karyawan Menurut
(Hasibun, 2002:59) adalah sebagai berikut:
a. Prestasi,
Penilaian hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dapat di hasilkan
karyawan.
b.
Kedisiplinan, Penilaian disiplin dalam mematuhi peraturan-peraturan yang
ada dan melakukan pekerjaan sesuai dengan intruksi yang diberikan kepadanya.
c. Kreatifitas, Penilaian kemampuan karywan
dalam mengembangkan kreativitas untuk menyelesaikan pekerjaannya sehingga dapat
bekerja lebih berdaya guna dan berhasil guna.
d. Bekerja sama, Penilaian kesediaan
karyawan berpartipasi dan bekerja sama dengan karyawan lain secara vertikal
atau horizontal didalam maupun diluar sehingga hasil pekerjaannya lebih baik.
e. Kecakapan, Penilaian dalam menyatukan
dan melaraskan bermacam-macam elemen yang terlibat dalam menyusun kebijaksanaan
dan dalam situasi manajemen.
f. Tanggung jawab, Penilaian kesediaan
karyawan dalam memper tanggung jawabkan kebijaksanaannya, pekerjaan dan hasil
kerjanya, sarana dan prasarana yang digunakan, serta perilaku pekerjaannya.
Menurut (Robbins, 2006:687)
dalam penilaian kinerja terdapat beberapa pilihan dalam penentuan mengenai yang
sebaiknya melakukan penilaian tersebut antara lain :
a) Atasan langsung, semua
hasil evaluasi kinerja pada tingkat bawah dan menengah pada umumnya dilakukan
oleh atasan langsumg karyawan tersebut.
b) Rekan
sekerja, evaluasi ini merupakan salah satu sumber paling handal dari penilaian.
Alasan rekan sekerja yang tindakan dimana interaksi sehari-hari memberi
pandangan menyeluruh terhadap kinerja dalam pekerjaannya.
c) Pengevaluasi
diri sendiri, mengevaluasi kinerja mereka sendiri apakah sudah konsisiten
dengan nilai-nilai, dengan sukarela dan pemberian kuasa.
d) Bawahan
lansung, evaluasi bawahan langsung dapat memberikan informasi yang tepat dan
rinci mengenai perilaku seorang manajer, karena lazimnya penilaian yang
mempunyai kontak yang sering dinilai.
e) Pendekatan
menyeluruh, pendekatan ini memberikan umpan balik kinerja dari lingkungan penuh
kontas sehari-hari yang mungkin dimiliki karyawan, yang disekitar personal,
ruang surat sampai kepelanggan atasan rekan sekerja.
Soedjono (2005)
menyebutkan 6 (enam) kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
pegawai secara individu yakni :
a) Kualitas,
Hasil pekerjaan yang dilakukan mendekati sempurna atau memenuhi tujuan yang diharapkan dari pekerjaan
tersebut.
b) Kuantitas,
Jumlah yang dihasilkan atau jumlah aktivitas yang dapat diselesaikan.
c) Ketepatan
waktu, yaitu dapat menyelesaikan pada waktu yang telah ditetapkan serta
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas yang lain.
d) Efektivitas,
Pemanfaatan secara maksimal sumber daya yang ada pada organisasi untuk
meningkatkan keuntungan dan mengurangi kerugian.
e) Kemandirian,
yaitu dapat melaksanakan kerja tanpa bantuan guna menghindari hasil yang
merugikan.
f) Komitmen
kerja, yaitu komitmen kerja antara pegawai dengan organisasinya dan tanggung
jawab pegawai terhadap organisasinya.
Menurut
(Mangkunegara, 2001:67-68) faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang
ialah :
1. Faktor kemampuan, secara umum kemampuan
ini terbadi menjadi 2 yaitu kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge dan skill).
2. Faktor motivasi, motivasi terbentuk dari sikap karyawan dalam
menghadapi situasi kerja.
C. Disiplin
Kerja
Kata disiplin itu sendiri berasal
dari bahasa Latin “discipline” yang berarti “latihan atau pendidikan
kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat”. Hal ini menekankan pada
bantuan kepada pegawai untuk mengembangkan sikap yang layak terhadap
pekerjaannya dan merupakan cara pengawas dalam membuat peranannya dalam
hubungannya dengan disiplin. Disiplin merupakan suatu kekuatan yang berkembang
di dalam tubuh pekerja sendiri yang menyebabkan dia dapat menyesuaikan diri
dengan sukarela kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan, dan
nilai-nilai tinggi dari pekerjaan dan tingkah laku
Menurut Keith David dalam A.A. Anwar
Prabu Mangkunegara (2001 :129), menyatakan bahwa disiplin
kerja dapat diartikan sebagai pelaksanan
manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.
Rumusan lain menyatakan bahwa
disiplin merupakan tindakan manajemen mendorong para anggota organisasi
memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut. Dengan perkataan lain,
pendisiplinan karyawan adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki
dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan
tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para
karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya ( Sondang P. Siagian,
2001 : 305 ).
Sedangkan pendapat Siswanto Sastrohadiwiryo
(2003 : 291) disiplin kerja dapat didefinisikan sabagai suatu sikap
menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang
berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya
dan tidak mengelak untuk menerima sanksi- sanksinya apabila ia melanggar tugas
dan wewenang yang diberikan kepadanya.
Kedisiplinan adalah kesadaran dan
kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial
yang berlaku. Kesadaran disini merupakan sikap seseorang yang secara sukarela
menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan
tanggung jawabnya. Jadi, dia akan mematuhi
atau mengerjakan semua tugasnya dengan baik,
bukan atas paksaan. Sedangkan kesediaan adalah suatu
sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan
perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis (Malayu S.P Hasibuan, 2003
: 193-194).
Berdasarkan pendapat-pendapat
tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa disiplin
kerja pegawai merupakan sikap atau tingkah
laku yang menunjukkan kesetiaan dan ketaatan seseorang atau
sekelompok orang terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh instansi atau
organisasinya baik yang tertulis maupun tidak tertulis sehingga diharapkan
pekerjaan yang dilakukan efektif dan efesien.
1.
Jenis-jenis disiplin kerja.
T. Hani
Handoko (2004: 144) menggolongkan jenis-jenis disiplin antara lain :
a. Disiplin Preventif
Disiplin preventif merupakan
kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud untuk mendorong para karyawan
agar sadar mentaati berbagai standar dan aturan, sehingga dapat dicegah
berbagai penyelewengan atau pelanggaran. Yang utama dalam hal ini adalah
ditumbuhkannya “self discipline” pada setiap karyawan tanpa kecuali.
b. Disiplin Korektif
Disiplin korektif merupakan kegiatan yang diambil untuk menangani
pelanggaran yang terjadi terhadap aturan-aturan, dan mencoba untuk
menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut.
Kegiatan korektif ini berupa suatu bentuk
hukuman atau tindakan pendisiplinan (disciplinary
action), yang wujudnya dapat berupa “peringatan” ataupun berupa “schorsing”.
Semua sasaran pendisiplinan tersebut harus positif, bersifat mendidik dan
mengoreksi kekeliruan untuk tidak terulang kembali
Untuk mengetahui ada atau tidaknya
disiplin kerja seorang pegawai/karyawan dapat dilihat dari :
1.
Kepatuhan karyawan/pegawai terhadap peraturan
yang berlaku, termasuk tepat waktu dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya.
2.
Bekerja sesuai prosedur yang ada.
3.
Pemeliharaan sarana dan perlengkapan kantor
dengan baik.
2.Tipe-tipe disiplin kerja
tipe-tipe
ini kegiatan pendisiplinan ada tiga tipe yaitu :
a. Disiplin preventif yaitu kegiatan yang
mendorong pada karyawan untuk mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga
penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokok dari kegiatan ini adalah untuk
mendorong disiplin diri dari diantara karyawan/pegawai. Dengan cara ini para
karyawan/pegawai bekerja dengan ikhlas, bukan karena paksaan manajemen.
b. Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil
untuk menangani pelanggaran yang dilakukan pegawai/karyawan terhadap peraturan
yang berlaku dan mencegah terjadinya pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan
korektif sering berupa bentuk hukuman dan disebut tindakan
pendisiplinan.contohnya dengan tindakan skorsing terhadap karyawan.
c.
Disiplin progresif yaitu tindakan member hukuman
berat terhadap pelanggaran yang berulang. Contoh dari tindakan disiplin progresif
antara lain:
1. Teguran secara lisan oleh atasan.
2.
Teguran
tertulis.
3.
Skorsing dari pekerjaan
selama beberapa hari.
4.
Diturunkan pangkat.
5.
Dipecat.
T. Hani Handoko ( 1990:129-130)
3.
Prinsip-prinsip pendisiplinan.
adanya suatu tata tertib yang
ditetapkan, dengan tidak sendirinya para pegawai akan mematuhinya, maka perlu
bagi pihak organisasi mengkordinasikan karyawannya dengan tata tertip kantor.
Untuk mengkordinasikan pegawai agar bersikap disiplin, maka dikemukakan prinsip
pendisiplinan sebagai berikut:
a.
Pendisiplinan dilakukan secara pribadi.
Pendisiplinan
ini dilakukan dengan menghindari menegur kesalahan dihadapan orang banyak, karena
bila hal tersebut dilakukan menyebabkan karyawan yang bersangkutan malu dan
tidak menutupi kemungkinan akan sakit hati.
b.
Pendisiplinan yang bersifat membangun.
Selain menunjukan kesalahan yang dilakukan karyawan,
haruslah disertai dengan memberi petunjuk penyelesaiannya, sehingga karyawan
tidak merasa bingung dalam menghadapi kesalahan yang dilakukan.
c.
Keadilan dalam pendisiplinan.
Dalam melakukan tindakan pendisiplinan, hendaknya dilakukan
secara adil tanpa pilih kasih serta membeda-bedakan antara karyawan.
d.
Pendisiplinan dilakukan pada waktu karyawan
tidak absen.
Pimpinan hendaknya melakukan pendisiplinan ketika karyawan
yang melakukan kesalahan hadir, sehingga secara pribadi ia mengetahui
kesalahannya.
e.
Setelah pendisiplinan hendaknya dapat bersikap
secara wajar.
Hal itu dilakukan agar proses kerja dapat berjalan lancar
seperti biasa dan tidak kaku dalam bersikap.
Adapun disiplin
kerja dipengaruhi oleh faktor yang sekaligus sebagai indikator dari disiplin
kerja yaitu :
1.Ketepatan waktu.
Para pegai datang ke
kantor tepat waktu, tertib dan teratur, dengan begitu dapat dikatakan disiplin kerja baik.
2.Menggunakan peralatan kantor dengan baik.
Sikap hati-hati dalam
menggunakan peralatan kantor,dapat menunjukan bahwa seseorang memiliki disiplin
kerja yang baik, sehingga peralatan kantor dapt terhindar dari kerusakan.
3.Tanggung jawab yang tinggi.
Pegawai yang senantiasa melaksanakan tugas yang dibebenkan
kepadanya sesuai dengan prosedur dan
bertanggung jawab atas hasil kerja, dapat pula dikatan memiliki disiplin kerja
yang baik.
4.Ketaatan terhadap aturan kantor.
Pegai memakai
seragam kantor, mengunakan kartu tanda pengenal/identitas, membuat ijin bila tidak masuk kantor,
juga merupakan cerminan dari disiplin yang tinggi. Soejono ( 1997:67)
D.
Kepuasan Kerja.
Dalam kehidupan manusia selalu
mengadakan bermacam-macam aktifitas. Salah satu aktivitas itu diwujudkan dalam
gerakan yang dinamakan kerja. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas
yang diakhiri denan buah kerja yang dapat dinikmati oleh manusia yang
bersangkutan.
Menurut Robbins (2001:179) menyatakan
bahwa “ Kepuasan kerja sebagai suatu sikap umum seorang individu terhadap
pekerjaannya”.
Menurut Handoko (2000:193) menyatakan
bahwa kepuasan kerja
(job satisfaction)
adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana
karyawan memandang pekerjaan mereka.
Pendapat tersebut
dapat dipahami bahwa karyawan harus ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan
latar belakang ketrampilannya.
Menurut Davis (2002:105) menyatakan bahwa “ kepuasan kerja merupakan
seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidak menyenangkan
pekerjaan mereka
Menurut As’ad (2003:45) menyatakan
faktor pendorong penting yang menyebabkan manusia bekerja adalah adanya
kebutuhan yang harus dipenuhi. Aktivitas dalam bekerja mengandung unsur suatu
kegiatan sosial, menghasilkan sesuatu dan pada akhirnya bertujuan untuk
memenuhi kebutuhannya. Namun demikian dibalik dari tujuan yan tidak langsung
orang bekerja juga untuk mendapatkan imbalan hasil kerja yang berupa financial
akan menggantungkan hidupnya pada perusahaan dengan menerima upah atau gaji
dari hasil kerjanya itu. Jadi pada hakikatnya orang bekerja, tidak saja
mempertahankan hidupnya tetapi juga bertujuan untuk mencapai taraf hidup yang
lebih baik.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa bekerja adalah aktivitas manusia baik fisik maupun mental yang pada
dasarnya adalah bawaan dan mempunyai tujuan yaitu mendapatkan kepuasan. Ini
tidak berarti bahwa semua aktifitas adalah bekerja, hal ini tergantung pada
motivasi yang mendasari dilingkungan aktivitas tersebut.
Batasan-batasan mengenai kepuasaan
kerja tersebut, dapat disimpulkan secara sedarhana bahwa kepuasan kerja adalah
perasaan seorang terhadap pekerjaannya, ini berarti bahwa konsepsi kepuasan
kerja melihat sebagai hasil interaksi manusia terhadap lingkungan kerjanya.
Disamping itu, perasaan seseorang terhadap pekerjaannya tentulah sekaligus
merupakan refleksi dari sikapnya terhadap pekerjaannya. Pada dasarnya kepuasaan
kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan memiliki
tingkat kepuasaan yang berbeda-beda sesuai dengan sestem nilai-nilai yang
berlaku dalam dirinya. Ini disebabkan karena adanya perbedaan pada
masing-masing individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai
dengan keinginan individu, maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan, dan sebaliknya.
1. Teori-teori
Kepuasan Kerja
Menurut Davis (2002:105) menyatakan
bahwa “ kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan pegawai tentang
menyenangkan atau tidak menyenangkan pekerjaan mereka”.
Jadi kepuasan kerja mengandung arti
yang sangat penting, baik dari sisi pekerja maupun perusahaan serta bagi
masyarakat secara umum. Oleh karena itu maka menciptakan keadaan yang bernilai
positif dalam lingkungan kerja suatu perusahaan mutlak merupakan kewajiban dari
setiap jajaran pimpinan perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Herzberg (2000:107)
mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor yaitu faktor yang
tidak merasa puas (dissatisfier) dan faktor orang yang merasa puas
(sasstisfier) artinya ketidak puasan dan kepuasan bukan merupakan variabel yang
kontinyu.
Penelitian awal Herzberg menghasilkan
dua kesimpulan khusus mengenai teori tersebut yaitu:
a.
Kondisi ekstrinsik, keadaan pekerjaan (job confext) yang menghasilakn
ketidak puasan dikalangan karyawan jika kondisi tersebut tidak ada, jika
kondisi tersebut ada maka tidak perlu memotivasi karyawan.
b. kondisi
Instrinsik, isi pekerjaan (job contact) yang apabila ada dalam pekerjaan
tersebut akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan
prestasi kerja yang baik. Jika kondisi tersebut tidak ada maka tidak akan
menimbulakn rasa ketidak puasan yang berlebihan.
Teori ini didasarkan pada hasil
penelitian dimana ia membagi situasi yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap
pekerjaannya menjadi dua kelompok yaitu:
1.
Kelompok bukan pemuas (dissatisfier) merupakan faktor-faktor yang tidak adanya
kepuasan yang terdiri dari upah, jaminan pekerjaan, kondisi kerja, status,
prosedur pekerjaan, mutu supervisi, mutu hubungan antar pribadi diantara rekan
kerja, dengan atasan dan dengan bawahan.
2.
Kelompok pemuas (sastisfier) merupakan faktor-faktor yang meliputi prestasi
(achievement), pengakuan (recognition), tanggung jawab (responsibility),
kemajuan (advancement), pekerjaan itu sendiri (the work it self) dan
kemungkinan berkembang (the possibility of growth).
Sedangkan
menurut Hasibuan (2005:202) menyatakan bahwa “ kepuasan kerja adalah sikap
emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan
oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati
dalam pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.
a.
kepuasan
kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan
dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan dan
suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan
kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya dari pada balas jasa
walaupun balas jasa itu penting.
b.
kepuasan
diluar pekerjaan adalah kepuasan kerja karyawan yang dinikmati diluar pekerjaan
dengan besarnya balas jasa yang akan diterima dari hasil kerjanya, agar dia
dapat membeli kebutuhan-kebutuhannya. Karyawan yang lebih suka menikmati
kepuasannya diluar pekerjaan lebih mempersoalkan balas jasa dari pada
pelaksanaan tugas-tugasnya.
c.
Kepuasan
kerja kombinasi dalam dan luar pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dicerminkan
oleh sikap emosional yang seimbang antara balas jasa dengan pelaksanaan
pekerjaannya. Karyawan yang lebih menikmati kepuasan kerja kombinasi dalam dan
luar pekerjaan akan merasa puas jika hasil kerja dan balas jasanya dirasa adil
dan layak.
Tolok ukur tingkat kepuasan yang mutlak
tidak ada karena setiap individu karyawan berbeda standar kepuasannya.
Indikator kepuasan kerja hanya diukur dengan kedisiplinan, moral kerja,
turnover karyawan besar maka kepuasan kerja karyawan diperusahaan berkurang.
1.
Faktor-faktor timbulnya
kepuasan kerja.
Sebagai besar orang berpendapat bahwa
gaji atau upah merupakan faktor utama untuk menimbulkan kepuasan kerja. Sampai taraf tertentu, hal
ini memang bisa diterima, terutama dalam Negara yang suadah berkembang, dimana
uang merupakan kebutuhan yang sangat vital untuk bisa memenuhi kebutuhan pokok
sehari-hari akan tetapi kalu masyarakat sudah bisa memenuhi kebutuhan
keluarganya secara wajar, maka gaji atau upah ini tidak menjadi faktor utama.
Kepuasan kerja karyawan banyak mempengaruhi sikap
pimpinan dalam kepemimpinannya. Kepemimpinan partisipasi memberikan kepuasan
kerja bagi pegawai karena pegawai ikut aktif dalam memberikan pendapatnya untuk
menentukan kebijaksanaan .
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut Effendy (2000:92) sebagai berikut:
a. Upah yang cukup
Upah yang cukup untuk kebutuhan merupakan keinginan setiap karyawan. Untuk
tercapainya hal tersebut ada diantara para karyawan yang menggiatkan diri dalam
bekerja atau menambah pengetahuannya dengan mengikuti kursus.
b. Perlakuan yang adil
Setiap karyawan ingin diperlakukan secara adil, tidak saja dalam
hubungannya dengan upah, tetapi juga dalam hal-hal lain, untuk dapat
menciptakan persepsi yang sama antara atasan dengan bawahan mengenai makna adil
yang sesungguhnya, maka perlu diadakan komunikasi yang terbuka antara mereka.
c. Ketenangan bekerja
Setiap karyawan menginginkan ketenangan, bukan saja hubungannya dengan
pekerjaan, tetapi juga menyangkut kesejahteraan keluarganya.
d. Perasaan diakui
Pada setiap karyawan terdapt perasaan ingin diakui sebagai karyawan yang
berharga dan sebagai anggota kelompok yang dihormati. Hal ini berhubungan
dengan kegiatan-kegiatan diluar tugas pekerjaan, seperti : olah raga, kesenian
dan lain-lain.
e. Penghargaan atas hasil
kerja
Para karyawan menginginkan agar hasil karyanya dihargai, hal ini bertujuan
agar karyawan merasa senang dalam bekerja dan akan selalu bekerja dengan
segiat-giatnya.
f. Penyalur
perasaan
Perasaan tertentu yang menghinggapi para karyawan bisa menghambat gairah
kerja. Hal ini dapat diatasi melalui komunikasi dua arah
secara timbal balik.
Pendapat lain dikemukakan oleh
Ghiselli dan Brown (2003:110) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja karywan adalah:
a. Kedudukan
b. Pangkat/golongan
c. Jaminan Keuangan dan sosial
d. mutu pengawasan kerja yang dijalankan
Seseorang pegawai akan merasa puas dalam bekerja apabila ia ditempatkan
pada posisi dan golongan yang sesuai dengan keinginannya, tetapi dalam hal ini
manajemen juga harus melihat kemampuan pegawai tersebut agar dapat bernilai
positif. Disamping itu pemerintah juga harus menyediakan jaminan keuangan dan
sosial yang layak dan adil. Jaminan tersebut sangat penting artinya bagi
pegawai mengingat mereka bekerja bukan untuk diri mereka sendiri, tetapi juga
untuk memberikan kehidupan yang layak pada keluarga mereka.
Menurut
Robbins (2001:181) mengatakan ada empat variabel yang berkaitan dengan kerja
yang menentukan atau mendorong kepuasan kerja:
1. Kerja yang
secara mental menantang; pekerjaan-pekerjaan yang memberikan mereka kesempatan untuk menggunakan
ketrampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam, kebebasan dan umpan
balik mengenai betapa baik mereka mengerjakannya.
2. Ganjaran yang pantas; sistem
upah dan kebijakan promosi yang adil.
3. Kondisi kerja yang mendukung; kenyamanan pribadi atau
faktor-faktor lingkungan.
4. Rekan sekerja yang mendukung; kebutuhan interaksi sosial,
perilaku atasan dan minat pribadi.
E.kerangka
Pemikiran.
Setiap organisasi berkepentingan
terhadap kinerja terbaik yang mampu dihasilkan oleh rangkaian sistem yang
berlaku dalam organisasi tersebut. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan
salah satu faktor kunci untuk mendapatkan kinerja terbaik, karena selain
menangani masalah keterampilan dan keahlian, manajemen SDM juga berkewajiban
membangun perilaku kondusif karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik.
Sumber daya manusia dalam hal ini
adalah para pegawai/karyawan yang bekerja harus memiliki disiplin yang tinggi.
Pegawai dapat mengaktulisasikan diri sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya
untuk lebih berperan dalam lembaga/intsansi.
Merika memerlukan kondisi yang mendukung baik
dari dalam diri pegawai, berupa motivasi agar dapat bekerja dengan baik untuk
memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan akan tercukupi akan sandang, pangan,
papan, kebutuhan akan rasa aman, serta pengakuan akan keberadaannya dalam
bekerja. Faktor lain yang juga turut
mempengaruhi terhadap kepuasan kerja adalah disiplin kerja.
Lembaga/instansi membuat peraturan yang intinya untuk dipatuhi dan dilaksanakan
oleh seluruh pegawai dengan tujuan agar para pegawai melakukan pekerjaan dengan
baik sesuai dengan keahliannya masing-masing.
Meskipun hanya merupakan
salah satu faktor dari banyak faktor berpengaruh lainnya, kepuasan kerja juga
mempengaruhi tingkat kinerja pegawai. Dengan kepuasan kerja yang diperoleh. diharapkan
kinerja pegawai yang tinggi dapat dicapai para pegawai. Tanpa adanya kepuasan
kerja, pegawai akan bekerja tidak seperti apa yang diharapkan, maka akibatnya
kinerja pegawai menjadi rendah, sehingga tujuan kerja secara maksimal tidak
akan tercapai. meskipun disadari bahwa hal itu tidak mudah untuk mengatasinya
perlu proses dan kesadaran diri pegawai masing-masing untuk mewujudkannya.
2.
PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KEPUASAN
KERJA.
Disiplin
dalam bekerja merupakan faktor yang harus pula dimiliki oleh pegawai yang
menginginkan tercapainya kepuasan dalam pekerjaannya. Disiplin kerja dapat
berupa ketepan waktu dalam bekerja, ketaatan terhadap tugas-tugas yang
diberikan kepadanya, serta pemanfaatan serana secara baik. Paradigma
lembaga-lembaga saat ini yang ingin berkembang dan maju sangat membutuhka
pegawai yang disiplin tinggi dalam pekerjaannya. Merika yang mempunyai semangat
yang tinggi, patuh terhadap aturan yang ditetapkan oleh lembaga, kreatif dan
dapat memanfaatkan seranan dengan baik diharapkan akan mampu untuk bersaing
dalam kancah persaingan dengan baik, regional maupun inter.
Selain
itu, dengan disiplin kerja yang tinggi dari pegawai, maka akan dapat merasakan
hasil kerja yang selama ini ditekuni, dan akan mampu merasakan kepuasan dalam
bekerja.
Motivasi merupakan
suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakkan
seseorang untuk melakukan suatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia
dapat mencapai tujuannya.
Disiplin kerja merupak suatu sikap dan
prilaku yang berniat untuk mentaati segala peraturan oraganisasi yang
didasarkan atas kesadaran diri untuk menyesuaikan dengan peraturan organisasi.
Kepuasan kerja adalah sikap yang positif
dari tenaga kerja meliputi perasaan dan tingkah laku terhadap pekerjaanya
melalui penilaian salah satu pekerjaan sebagai rasa menghargai dalam mencapai
salah satu nilai-nilai penting pekerjaan.
Peningkatan kualitas kinerja merupakan suatu semangat yang tercermin
dalam kedisiplinan kerja, sehingga akan mampu menciptakan kepuasan kerja bagi
setiap pegawai/karyawan, untuk itu bisa digambarkan dalam kerangka berfikir
yang dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut :
Gambar 1 : kerangka Pemikiran
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Lokasi
Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan
pada kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten balangan yang
beralamat di jalan simpang tiga Binjai Punggal, Desa Binjai Punggal RT 02
Kecamatan Halong Kabupaten Balangan kode pos 71666, dengan pertimbangan bahwa
dikantor tersebut penulis pernah menemui betapa perlunya peningkatan kualitas
dan disiplin kerja dalam menentukan besar kecilnya kepuasan kerja yang dicapai
dan untuk mengetahui berapa besar pengaruh peningkatan kualitas dan disiplin
kerja terhadap kepuasan kerja pegawai kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan
Halong Kabupaten Balangan.
B.
Tipe Penelitian
Penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, yakni suatu
tipe penelitian yang sifatnya
menggambarkan secara rinci tentang keadaan, sifat-sifat fenomena yang ada
dilapangan sehubung dengan masalah penelitian yaitu peningkatan kualitas dan
disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pegawai pada kantor UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten Balang.
C.
Pendekatan penelitian.
Pendekatan ini menggunakan
pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan
yang sifatnya hanya melakukan uraian dan penafsiran tentang data dan informasi
yang di peroleh dilapangan. Oleh karena itu, pendekatan penelitian ini hanya
memanfaatkan dan mengumpulkan informasi dengan cara mendalami permasalahan yang
diteliti.
D. Intrumen
penelitian.
Intrumen
penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa,
menyelidiki suatu masalah/mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan
data-data secara sistematis serta ofjektif dengan tujuan memecahkan suatu
persoalan/menguji suatu hipotesis jumlah intrumen penelitiaan tergantung pada
jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti. Sehingga akan
membantu peneliti dalam menjawab semua yang menjadi permasalahan dalam
penyusunan skripsi ini.
Dari
indikator kemudiaan dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan/pernyataan. Dari
daftar pertanyaan yang akan disusun tersebut akan diperoleh data-data yang
menjadi jawaban dari semua yang menjdi permasalahan dalam penyusunan skripsi
ini.
Data tersebut
sangat mendukung sekali akan keberhasilan dari penelitiaan ini, data dimaksud
adalah data yang sudah valid dan yang
dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga peneliti ini dapat bermanfaat baik untuk
diri pribadi penulis maupun organisasi tempat penulis jadikan objek penelitian,
yaitu Kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong Kebupaten Balangan.
Beberapa
Instrumen penelitian yang digunakan untuk variabel peningkatan kualitas dan
disiplin kerja terhadap Kepuasan kerja pegawai di Kantor UPT dinas Pendidikan
Kecamatan Halong Kabupaten Balangan. Untuk lebih jelasnaya tentang intrumen
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :
TABEL 1
VARIABEL, INSTRUMEN DAN
INDIKATOR PENELITIAN
VARIABEL
|
INTRUMEN
|
INDIKATOR
|
1. Peningkatan
Kualitas
2. Disiplin
Kerja
3. Kepuasan
kerja
|
1. Motivasi dalam bekerja
2. Kemampuan dalam
Bekerja
3.Pengetahuan
a.
Ketepatan
waktu
b. Sarana dan prasarana
c.
Tanggung
jawab
d. Ketaatan
1. keterampilan
2. ganjaran yang pantas/kesejahteraan
3. kondisi kerja yang mendudkung
4. rekan kerja yang mendukung
|
Arahan /bimbingan
Kesungguhan
Tingkat pendidikan
a.
Disiplin
Mentaati
b.
Sarana
pendukung
c.
wewenang
rasa
tanggung jawab
d.
mematuhi
peraturan
a.
keahlian
pegawai dalam bekerja
b. gaji/ bunus
c. kebersihan
keamanan
d. memberi semangat dalam pekerjaan
|
E.
Populasi dan sampel
Populasi dan sampel diperlukan dalam
sebuah penelitian untuk mengumpulkan data
dari variabel yang diteliti.
1.
Populasi
Definisi populasi dikemukakan oleh
banyak pakar salah satunya Sugiyono
( 1997:
57 ) memberikan pengertian bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai kantor
UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten Balangan. Adapun populasi pada
penelitian ini berjumlah 40 orang.
2. Sampel
sedangkan untuk pengambilan sampel menurut Sugiyono ( 1997: 57 )
memberikan pengertian bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Maka penulis menggunakan sampel
dimana seluruh anggota populasi menjadi sampel penelitian ( total sampling ),
dengan data sampel sebagai berikut :
1. Kepala UPT 1 Orang
2. Pengawas SD
3 Orang
3. Penilik 1 Orang
4. Penilik Kesetaraan 1 Orang
5. Kepala TU 1 Orang
6. Staf TU 4 Orang
7. Kepala
Sekolah 29 Orang +
JUMLAH 40 Orang
F.
Data Dan Sumber data.
Jenis dan sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1.
Data Primer
Keseluluhan data dari hasil penelitian yang di
peroleh melalui angket, wawancara dan observasi langsung dilapangan yang
bersumber dari jumlah keseluruhan pegawai kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan
Halong.
2.
Data sekunder
Data sekunder ialah data yang diperoleh dari studi dokumen Serta data-data resmi yang didapat
mengenai obyek yang diteliti yaitu berupa data yang berasal dari kantor UPT.
Dinas Pendidikan Kecamatan Halon.
3.
Sumber data dalam penelitian ini sesuai dengan
teknik penarikan sampel yang mana
menggunakan teknik total populasi pada
kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong.
G.
Metode Pengumpulan data
Adapun metode
pengumpulan data yang digunakan penilis adalah :
a.
Metode kuesioner/angket.
Yaitu metode pengumpulan data dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang
dibagikan kepada responden. Untuk memperoleh impormasi tentang hal-hal
yang ia ketahui.
b.
Metode dekomentasi
Yaitu pengumpulan data yang bersumber
pada benda yang tertulis/bacaan, seperti buku/majalah, dokumentasi, peraturan,
notulen rapat, catatan harian.
c.
Metode observasi.
Yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung
terhadap hal-hal yang diteliti, melipoti peningkatan kualitas kerja , disiplin kerja,
dan kepuasan kerja.
d.
Metode wawancara
Teknik wawancara adalah teknik penggalian
data langsung yang dilakukan oleh peneliti dengan memberikan pertanyaan lisan
kepada para responden. Teknik
wawancara digunakan untuk menggali berbagai data melalui tatap muka secara
langsung dengan para responden. Teknik wawancara ini dimaksudkan untuk
memperoleh informasi yang lebih akurat tentang berbagai hal yang berkaitan
dengan penelitian yang dilaksanakan.
H. Teknik
Pengolahan Dan Analisis Data
1.
Teknik pengolahan data
Langkah yang ditempuh dalam pengolahan
data menggunakan teknik sebagai berikut :
a. Klasifikasi data, yaitu pengelompokkan data-data sesui
dengan jenis masalah yang diteliti.
b. Editing data, yaitu dalam hal ini penulis meneliti
kembali data yang sudah terkumpul atau mencek kembali terhadap jawaban
responden yang masuk.
c. Koding, yaitu data yang diperoleh dari hasil editing
diisikan kode dengan cara memberikan tanda berupa angka untuk mempermudah
pemindahan data kedalam tabel.
d. Menghitung frekuensi, tenik ini digunakan untuk
menghitung data dari jawaban responden yang akan dimasukkan kedalam tabel.
e. Tambulasi data, yaitu penulis menyusun data-data yang
ada kedalam bentuk tabel, dengan memakai rumus :
F
P = X 100%
N
Keterangan :
P
= prosentasi jawaban
F=
Frekuensi jawaban atau jumlah responden yang memberikan jawaban.
N=
Jumlah jawaban responden yang terkumpul.
I. Analisis data
Setelah
data diolah selanjutnya dilakukan analisis data dalam penganalisisaan data ini
penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, maksudnya data yang sudah
diolah disajikan berupa uraian-urain dan pembahasan khusus, sehingga data yang
ada sudah dipahami dan dimengerti untuk ditaraik beberapa kesimpulan.
J. Teknik penarikan kesimpulan
Data yang sudah diolah selanjutnya
diuraikan dalam bentuk uraian Yang sifatnya menggambarkan apa adanya mengenai
data lapangan dalam
Bentuk
uraian kalimat sesudah itu data analisis dengan menggunakan metode
Deskriptif
dan kualitatif, maksutnya adalah membahas dan menilai kembali
Data yang sudah disajikan, agar memudahkan
dalam menarik kesimpulan.
Kesimpulan umum diambil berdasarkan fakta-fakta khusus yang
ditemukan dilapangan
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Latar
Belakang UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong
Kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten Balangan yang terletak dijalan Simpang Tiga Binjai
Punggal RT. II berdiri sejak
tahun 2006 didesa Binjai Punggal
Kecamatan Halong Kabupaten Balangan, merupakan salah satu lembaga Pemerintah
yang bertugas sebagai pengelola, pengatur perkembangan pendidikan dilingkup
kecamatan Halong. sangat diharapkan mampu menjadikan salah satu faktor penunjang peningkatan kualitas pendidikan
Khususnya di Kecamatan Halong.
Lembaga Pendidikan di Kecamatan, sebelum menjadi UPT
Pendidikan, dahulunya adalah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan, Dinas P dan K Kecamatan, Depdikbud dan
Dinas P & K Kecamatan, Dinas Pendidikan Kecamatan, Kasi Pendidikan dan kebudayaan (kasi Dikbud)
kecamatan, Unit
Pelaksan teknis (UPT) Pendidikan TK/SD Kecamatan
Adapun Ruang yang menjadi fasilitas pegawai UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan
Halong Kebupaten Balangan terdiri dari :
a. Ruang Kepala UPT
b. Ruang penilik
c. Ruang pengawas
d. Ruang penilik kesetaraan
e. Ruang Tata Usaha
f.
Ruang
rapat KKG Guru
g. Ruang Tamu
2.
Tugas Pokok Dan Fungsi Jabatan Dalam Struktur Organisasi
UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten Balangan.
a. kepala UPT
Kepala UPT pendidikan dasar mempunyai
tugas pokok memimpin, merencanakan, mengawasi, mengendalikan dan
mengkoordinasikan kegiatan teknis pendidikan dasar serta pendidikan
non formal.Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebgaimana dimaksud pada ayat
(1), Kepala UPT mempunyai fungsi:
1. perumusan dan penetapan visi, misi
dan rencana strategis serta progaram
kerja UPT pendidikan
dasar;
2. Pengkoordinasian pelaksanaan program kerja bidang pendidikan dasar (TK/RA,
SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs)
dengan instansi terkait di tingkat kecamatan;
3. Melakukan perhitungan kebutuhan guru dan konsep anlisa untuk pemerataan
guru di masing –masing wilayah berdasarkan data dan perhitungan kebutuhan
guru di tingkat kecamatan;
4. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan
pengembangan kurukulum, bahan ajar, metode pembelajaran dan penilaian
pada bidang pendidikan dasar tingkat kecamatan;
6. Merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan lomba
akademik dan non akademik siswa dibidang
pendidikan dasar;
7.
merencakanakn, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporakan kegiatan
evaluasi kinerja di bidang pendidikan dasar;
8.
pengkoordinasian dan pembinaan, penyelenggaraan serta pengelolaan
administrasi UPT pendidikan dasar;
9. pelaporan pelaksanaan tugas kepada dinas
melalui Sekretaris Dinas;
10. pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh dinas sesuai dengan
bidang
tugasnya.
b. Pengawas SD
pengawas mempunyai tugas tanggung jawab dan wewenang secara penuh
melakukan pengawasan pendidikan disekolah dengan melaksanakan penilaian dan
pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan
tertentu dan mempunyai fungsi sebagai
berikut :
1. Menyusun progam kerja kepengawasan untuk setiap semester
dan setiap tahunnya pada sekolah yang dibinanya.
2. Melaksanakan penilaiaan, pengolahan dan analisis data
hasil belajar atau bimbingan siswa dan kemampuan guru.
3. Mengumpulkan dan mengolah data sumber daya pendidikan,
proses pembelajaran atau bimbingan, lingkungan sekolah yang berpengaruh
terhadap perkembangan hasil belajar atau bimbingan siswa.
4. Melaksanakan analisis komprehensif hasil analisis
berbagai faktor sumber daya pendididkan sebagai bahan untuk melakukan inovasi
sekolah.
5. Memberikan arahan, bantuan dan bimbingan kepada guru
tentang proses pembelajaran atau bimbingan yang bermutu untuk meningkatkan mutu
proses dan hasil belajar atau bimbingan.
6. Melaksanakan penilaian dan monitoring penyelanggaraan
pendidikan disekolah dibinaannya mulai dari penerimaan sisiwa baru, pelaksanaan
pembelajaran, pelaksanaan ujian sampai kepada pelepasan lulusan atau pemberian
izasah.
7. Menyusun laporan hasil pengawasan di sekolah binaannya
dan melaporkannya kepada dinas Pendidikan, komite sekolah dan stakeholder
lainnya.
8. Melaksanakan penilaian hasil pengawasan seluruh sekolah
sebagai bahan kajian untuk menetapkan progam pengawasan semester berikutnya.
9. Memberikan bahan penilaiaan kepada sekolah dalam rangka
akreditasi sekolah.
10. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pihak sekolah
dalam memecahkan masalah yang dihadapi sekolah berkaitan dengan penyelenggaraan
pendidikan.
c .penilik PAUD
1.
Penilik
adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab
dan wewenang untuk melakukan kegiatan
pengendalian mutu dan evaluasi dampak progam pendidikan anak usia dini dan
mempunyai fungsi :
2.
Penilik
adalah jabatan ungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab
dan wewenang untuk melakukan kegiatan pengendalian mutu dan evaluasi dampak
program pendidikan anak usia dini PAUD.
3.
Memantau pelaksanaan pembelajaran dan
menganalisis kinerja pendidikan dan tenaga kependidikan PAUD.
4.
Membimbing pendidikan dan tenaga kependidikan
PAUD dalam memanfaatkan hasil penilaiaan kinerja untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.
5.
Mengevaluasi kinerja satuan pendidikan PAUD
untuk melakukan pembinaan lebih lanjut.
d .Penilik
Kesetaraan
Penilik
kesetaraan adalah jabatan fungsional
yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan kegiatan
pengendalian mutu dan evaluasi dampak progam pendidikan kesetaraan dan
keaksaraan, serta kursus pada jalur pendidikan nonformal dan mempunyai fungsi :
1.
Menghimpun,
mengolah dan menganalisa serta menyajikan data dan informasi untuk pemutusan
dan penyusunan bahan kebijakan pengembangan data Buta Aksara, Pendidikan
Kesetaraan (Paket A, B, C) dan Keaksaraan Fungsional Pendidikan Nonformal dan
sistem pengelolaan serta pemberdayaan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan dan Keaksaraan Fungsional Pendidikan
Nonformal;
2.
Menghimpun,
mengolah dan menganalisa serta menyajikan data dan informasi pemberdayaan peran
serta masyarakat dalam penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan (Paket A,B,C) dan
Keaksaraan Fungsional pada Pendidikan Nonformal;
3.
Menyiapkan
bahan petunjuk teknis pelaksanaan standarisasi sistem pengelolaan kelembagaan
Pendidikan Kesetaraan (Paket A,B,C) dan Keaksaraan Fungsional Pendidikan
Nonformal;
4.
Menyiapkan
bahan petunjuk teknis pelaksanaan pemberdayaan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan (Paket A,B,C) dan Keaksaraan Fungsional
Pendidikan Nonformal;
5.
Melaksanakan
tugas lain baik yang telah ditetapkan maupun yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan bidang tugasnya.
Bidang
Pendidikan Nonformal dan Informal dalam melaksanakan tugasnya dilembaga
pendidikan akan dibina, dipantau, dimonitor serta dievaluasi oleh Jabatan
Fungsional (Pengawas TK) dan penilik yang membidanginya.
Jabatan Fungsional (Pengawas
TK) dan Pendidik menyampaikan hasil pembinaan, pemantauan, monitoring dan
evaluasi ke Bidang Pendidikan Nonformal dan Informal secara berkala.
e. Kepala TU dan Staf TU
Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang
Kepala Sub Bagian yang mempuyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
UPT . pendidikan dasar dalam kegiatan
ketatausahaan yang meliputi urusan perencanaan, keuangan, umum dan kepegawaian. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimakud pada ayat (1),
Kepala Sub Bagian Tata Usah mempunyai fungsi;
1.
pengkoordinasian penyusunan Rancana Strategis, Rencana Kerja Tahunan dan
Penetapan Kinerja Tahunan dan Penetapan
Kineja UPT pendidikan dasar;
2. pengkoordinasian penyesunan program kerja UPT pendidikan dasar;
3. pelaksanaan pelayanan teknis administratif lingkup UPT;
4. perumusan
bahan pedoman dan petunjuk tata laksana administrasi umum pendidikan dasar;
5.
pengkoordinasian penyusunan Standar Pelayanan Minimal dan Standar
Prosedur
Tetap Pelaksanaan Kegiatan lingkup UPT pendidikan dasar;
6. perumusan dan
penjabaran kebijakan teknis pengyelenggaraan administrasi
umum, perencanaan, keuangan, kepegawaian, dan
perlengkapan UPT. pendidikan dasar;
7.
pengkoordinasian penyusnan laporan pelaksanaan tugas UPTpendidikan dasar;
8. pelaksanaan
pengaturan, pembinaan dan pengelolaan administrasi umum,
perencanaan
, keungan , kepegawaian dan perlengkapan pendidikan dasar;
9. pelaskanaan
monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksaan tugas kesekretariatan pendidikan dasar;
10. pelaksanaan
tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan sesuai dengan bidan tugasnya..
f.
Kelompok jabatan fungsional
Kelompok jabatan fongsional mempunyai tugas melaksanankan sebagian
tugas dan fungsi UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong sesuai keahlian atau
keterampilan berdasarkan kebutuhan dan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Kelompok jabatan
fungsional terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional, yang
terbagi dalam kelompok sesuai dengan bidang keahlian atau keterampilan.
3. Visi, Misi, Dan Tujuan
UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten Balang
a. visi
Dalam kehidupan bernegara, visi
memainkan peran yang menentukan dalam dinamika perubahan lingkungan pemerintah
pada umumnya dan instansi pemerintah pada khususnya dapat bergerak maju manuju
masa depan yang lebih baik , tiga nilai dasar untuk pemebentukan suatu visi
yaitu :
1. Mengikut
sertakan seluruh ide dan pikiran pegawai dilingkungannya.
2. Informasi
yang diperlukan dari berbagai sumber yang terkait.
3. Kreatifitas
dan tanggung jawab terhadap pekerjaan.
Berdasarkan tiga nilai dasar tersebut maka visi dari
UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong dapat
terwujudnya masyarakat Halong yang agamis dan modern, adapun Indikator visi :
a. Unggul dalam pelaksanaan syariat agama.
b. Unggul delam kepribadian.
c. Unggul dalam berbudaya disiplin dan bertanggung jawab.
d. Unggul dalam prestasi akademik.
e. Unggul dalam penguasaan teknologi tinggi.
f. Demokrasi menjadi landasan dalam seluruh aktifitas
dalam segala bidang.
g. Antara lembaga negeri dan swasta tercipta sinergi yang
dinamis dan sihat.
b. Misi
Tidak lanjut dari pernyataan visi
adalah perumusan misi yang merupakan pernyataan menetapkan tujuan instansi
pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai . dalam merumuskan nilai harus menuju
pada pencapaian visi. Misi adalah suatu yang harus dilaksanakan dan
berhasil dengan baik.
Berdasarkan
kriteria tersebut, maka misi dari UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong sebagi
berikut :
1.
Mengoptimalkan pembinaan agama sehingga akan
terwujudnya masyarakat yang beriman, berakhlaqul karimah.
2.
Menjadi lembaga pendidikan sebagai pemberi jasa
layanan kepada masyarakat dan meletakkan siswa dan orang tua sebagai contumer
yang harus dihormati dan didengar kebutuhannya.
3.
Menginstruksikan agar semua lembaga menerapkan
MPMBS sebagai jawaban terhadap isu rendahnya manajemen pendidikan.
4.
Masyarakat full dan School pada setiap jenjang
pendidikan.
5.
Mengusahakan terbentuk dan berfungsinya komite
sekolah pada semua lembaga diseluruh kecamatan Halong sebagi partner dalam
pengambilan kebijakan.
c.
Tujuan
Tujuan
yang hendak dicapai melalui visi dan misi adalah :
1.
Memberikan kesempatan belajar kepada semua
lapisan masyrakat dengan memperluas akses pada semua jenis dan jenjang
pendidikan.
2.
Meningkatkan motu hasil pendidikan sebagai bekal
untuk hidup bermasyarakat yang semakin kompleks.
3.
Meningkatkan motu pendidikan dan tenaga
kependidikan.
4.
Menciptakan masyarakat melek huruf, berbudaya
baca, dan kompetitif.
4.
Struktur Organisasi
Struktur
Organisasi sangat diperlukan bagi setiap kantor, karena tanpa adanya struktur
Organisasi kantor tidak mempunyai arti, sebab struktur organisasi menunjukan
hubungan diantara pejabat maupun bidang-bidang kerja satu sama lain, sehingga
kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab, masing-masing dalam suatu kebulatan
menjadi jelas dan teratur.
Adapun
struktur organisasi UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong Kebupaten Balangan
yang terdiri dari :
a.
Kepala UPT
b.
Pengawas SD
c.
Penilik
d.
Penilik Kesetaraan
e.
Kepala TU
f.
Staf T
Dengan demikin struktur organisasi
diatas merupakan suatu kerangka yang menunjukkan hubungan antara bidang-bidang
kerja satu sama yang lainnya. Sehingga jelas kelihatan tugas dan tanggung jawab
masing-masing sesuai dengan tujuan yang digunakan dalam kerangka tersebut. Dapat
terwujud dalam berbagai pola yang lazimnya disebut tata kerja organisasi.
Dengan kata lain suatu organisasi
secara umum akan dapat memberikan suatu gambaran mengenai organisasi, sedangkan
secara khusus organisasi merupakan tata pembagian kerja dan tata hubungan kerja
diantara bagian-bagian yang masing-masing mempunyai wewenang dan tanggung
jawab. Struktur organisasi dikatakan sehat apabila organisasi dapat berperan
dengan baik dan tertib, sedangkan struktur organisasi dikatakan efesien kalau
dalam menjalankan perannya masing-masing organisasi dapat mencapai perbandingan
terbaik antara usaha dan hasil kerja.
a. Keadaan
pegawai di kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong
1.
Jumlah pegawai berdasarkan Klasifikasi
Pendidikan
Pada dasarnya
pendidikan sangat penting untuk memberikan kontribusi pada aktivitas kerja
dalam organisasi yang diikuti, hal ini dikarenakan dengan semakin tinggi latar
belakang pendidikan berarti seseorang akan semakin tinggi pula pengetahuannya.
Dengan pengetahuan
tersebut secara formal, akan dapat meningkatkan seseorang untuk lebih memahami
terhadap tugas dan fungsi yang dibebankan kepadanya.
Demikian
pula pegawai yang diberdayakan pada kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan
Halong Kabupaten Balangan. Untuk lebih jelas mengenai keberadaan pegawai
berdasarkan klasifikasi pendidikan dapat dilihat pada table 2 berikut ini :
Tabel 2
KEADAAN PEGAWAI MENURUT
TINGKAT
PENDIDIKAN KANTOR UPT.
DINAS PENDIDIKAN
KECAMATAN HALONG
KABUPATEN BALANG
No
|
Jenjang Pendidikan
|
jumlah
|
Persentasi
( % )
|
ket
|
1
|
Pasca Serjana
|
3
|
7,5
|
|
2
|
Sarjana Lengkap
|
23
|
57,5
|
|
3
|
Sarjana Muda
|
10
|
25
|
|
4
|
SLTA
|
3
|
7,5
|
|
5
|
SMP
|
1
|
2,5
|
|
|
Jumlah ( N )
|
40
|
100
|
|
Sumber
: Kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong 2013
Dari tabel 2 diatas dapatlah dinyatakan bahwa dari
segi kualitas personil UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten
Balangan memang cukup memadai, hal dapat
dilihat dari 40 orang pegawai, 3 orang pasca sarjana, 23 orang berpendidikan
Sarjana lengkap, yang berpendidikan sarjana muda sebanyak 10 orang,
berpendidikan SLTA sebanyak 3 orang,
sedangkan yang berpendidikan SMP 1 orang.
b.
Keadaan pangkat pegawai UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong
Golongan atau
kepangkatan seorang pegawai adalah merupakan jenjang karier yang telah ditempuh
selama bekerja. Hal ini dapat memicu atau mendor0ng seseorang untuk terus
berprestasi dalam pekerjaannya, karena golongan/ kepangkatan sangat menentukan
dalam jabatan di instansi atau kantor tempat dia bekerja. Oleh karena itu
klasifikasi golongan atau kepangkatan dapat dijadikan
dasar, apakah seorang pegawai telah menjalankan tugasnya
dengan baik, benar dan bertanggung jawab.
Untuk jumlah
pegawai yang berdasarkan pada klasifikasi golongan atau kepangkatan, dapat
dilihat pada table :
Tabel 3
KEADAAN PANGKAT PEGAWAI
UPT. DINAS PENDIDIKAN
KECAMATAN HALONG
KABUPATEN BALANGAN
No
|
Pangkat
/ Golongan
|
jumlah
|
Persentasi
( % )
|
ket
|
1
|
IV/a
|
13
|
32,5
|
|
2
|
III/d
|
2
|
5
|
|
3
|
III/c
|
5
|
12,5
|
|
4
|
III/b
|
4
|
10
|
|
5
|
III/a
|
4
|
10
|
|
6
|
II/c
|
4
|
10
|
|
7
|
II/b
|
2
|
5
|
|
8
|
II/a
|
3
|
7,5
|
|
9
|
I/c
|
1
|
2,5
|
|
10
|
Tenaga Honor
|
2
|
5
|
|
|
JUMLAH ( N )
|
40
|
100
|
|
Sumber: UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong tahun 2013
Kalau dilihat dari jumlah personil yang
tersedia dibanding dengan jumlah formasi
jabatan yang ada, tingkat kelayakan sudah cukup memadai, hal ini dikarnakan
jabatan yang tersedia sudah terisi, eselon IV sebanyak 9 jabatan terisi.
c.
Keadaan Sarana /Prasarana
Sarana / prasarana merupakan salah satu
penunjang dalam pelaksanaan kerja didalam suatu kantor. Sehingga apa bila
dilihat dari keadaan sarana / prasarana pada UPT. Dinas Pendidikan nampaknya sudah cukup memadai. Untuk lebih jelasnya
keadaan sarana/ prasarana dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4
keadaan
Sarana / Prasarana UPT. Dinas Pendidikan
Kecamatan Halong Kabupaten Balangan.
NO
1
|
JENIS BARANG
2
|
JUMLAH
3
|
KEADAAN
4
|
KET
5
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
|
Kursi
Tamu
Kursi
Putar
Kursi
Biasa
Kompoter
Laptop
Mesin Tik
Lemari Arsip
Lemari
Kayu
Kenderaan
Roda Dua
Ac
Kipas Angin
|
2 Buah
23 Buah
40 Buah
2 Buah
2 Buah
2 Buah
3 Buah
2 Buah
7 Buah
2 Buah
4 Buah
|
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
|
Meja Panjang
TV
Colkas
Meja Biasa
Lemari kaca
Printer
Jinset
Dispenser
Kompor Gas
Jam Dinding
|
6
Buah
1
Buah
1
Buah
16
Buah
1
Buah
3
Buah
1
Buah
1
Buah
1
Buah
1
Buah
|
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
|
|
Sumber : UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong
Kabupaten Balangan
Dari tabel 4 diatas, Nampak bahwa keadaan sarana /
prasarana pada UPT. Dinas Pendidikan
Kecamatan Halong Kabupaten Balangan relatif cukup memadai. Keadaan ini, tentu
saja dapat membantu kelancaran penyelanggaraan administrasi pada suatu kantor.
B.
Peningkatan Kualitas dan
disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pegawai kantor UPT. Dinas Pendidikan
kecamatan Halong Kabupaten Balan
1. Peningkatan kualitas kerja pegawai.
Masalah yang sering dialami oleh
pegawai kantor UPT. Dinas Pendidikan
Kecamatan Halong Kabupaten Balangan adalah permasalahan tentang upaya
peningkatan kualitas kerja, permasalahan tersebut tidak berbeda dengan pegawai
pemerintah lainnya.
Pegawai kantor UPT. Dinas Pendidikan
Kecamatan Halong sangat dituntut mempunyai tingkat Motivasi kerja yang tinggi.
Hal ini dikarenakan pegawai pemerintah memegang peranan yang sangat penting
terhadap jalan roda pemerintah, untuk mengetaui peningkatan kualias kerja
pegawai kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong, dapat dilihat beberapa indikator
sebagai berikut :
a. Tingkat Motivasi Dalam Bekerja
Motivasi
merupakan salah satu penggerak seseorng untuk melakukan suatu atau tidak melakukan
sesuatu secara lebih baik, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Sedangkan pendapat lain mengatakan
bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seorang individu yang
meransang untuk melakukan tindakan. Winardi
( 2000 : 312)
Berikut tabel 5 menyajikan tingkat motivasi kerja
pegawai kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten Balangan
dibawah ini :
Tabel 5
TINGKAT MOTIVASI KERJA PEGAWAI PADA
KANTOR
UPT. DINAS PENDIDKAN
KECAMATAN
HALONG
NO
|
TINGKAT
MOTIVASI KERJA
|
FREKUENSI
( F )
|
PROSENTASI
( % )
|
1
2
3
|
Tinggi
Sedang
Rendah
|
24
10
6
|
60
25
15
|
Jumlah ( N )
|
40
|
100
|
Sumber
: Angket, 2013
Melihat dari tabel tersebut diatas menunjukan bahwa motivasi kerja
pegawai pada kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong pada klasifikasi
tinggi yaitu sebesar 60 % atau sebanyak 24 orang ( kategori tinggi sekali) yang
menyatakan tinggi sekali adalah karena
sebagian merika mempunyai tugas pokok sesuai dengan jabatannya dan sebagiannya
lagi karena memang sangat rajin sehingga kinerja baik, sedangkan tingkat
motivasi kerja yang berada pada klasifikasi sedang sebesar 25 % atau sebanyak 10 Orang ( kategori sedang ) adalah memang
belum mengerti benar akan tugas dan fungsinya dikantor karena tugas pokoknya
sebagai kepala sekolah, kemudian motivasi kerjanya yang berada pada klasifikasi
rendah sebanyak 15 % atau 6
orang ( kategori rendah sekali ) adalah hanya sebagi tenaga kerja.
Terkait dengan kinerja tersebut sesuai pertanyaan peneliti pada
wawancara dengan Bapak Bakhtiar sebagai kepala UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan
Halong Kebupaten Balangan, yaitu : “ bagaimana pengaruh motivasi kerja pegawai terhadap
peningkatan kualitas kerja ”
tanggapan bapak mengenai hal tersebut
dijelaskan bahwa motivasi kerja pegawai menyangkut peningkatan kualitas kerja sangat mendurung pegawai untuk bekerja dengan baik dan tekun
terhadap tugas yang dikerjakannya sehingga tujuan dapat tercapai dan terarah
tanpa ada hambatan yang tidak diinginkan.(16 Desember 2013 )
Dengan
pertanyaan yang sama, penjelasan Bapak Bakhtiar didukung oleh Bapak Asitam
selaku Staf TU yaitu :
selain itu motivasi kerja
diri pegawai pada kantor ini terlihat adanya rasa tidak enak kalau tugas
pekerjaannya tidak dapat diselesaikan dengan baik atau dengan kata lain
pekerjaan sampai tertunda pada besok harinya.( 16 Desember2013 )
Berdasarkan
data diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja pegawai adalah sebagai
dorongan yang timbul pada diri individu yang dimulai dari minat atau mencapai
tujuan yang telah di tentukan. Jadi kesimpulannya behwa tingkat motivasi kerja
atau kinerja pagawai pada kantor UPT.
Dinas Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten Balangan sudah cukup baik, hal ini
terlihat pada pengamatan peneliti dilapangan yaitu semua pegawai selalu
berkeinginan untu lebih baik dalam bekerja .
b. Tingkat kemampuan dalam bekerja
Sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam aktifitas dalam
suatu instansi, karena bagai manapun juga kemampuan dan keberhasilan dalam
mencapai kualitas kerja tidak lepas dari sumber daya manusia
Tingkat kemapuan dalam bekerja pegawai
kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten Balangan adalah suatu
hasil kerja yang dicapai seorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang
dilaksanakan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan
kesungguhan serta waktu, menurut pendapat Hasibuan, 2003 : 94. Dapat dilihat
pada tabel 6 dibawah ini menjelaskan :
Tabel 6
TINGKAT KEMAMPUAN PEGAWAI DALAM
BEKERJA
PADA KANTOR UPT. DINAS PENDIDIKAN
KECAMATAN HALONG
NO
|
TINGKAT
KEMAMPUAN DALAM BEKERJA
|
FREKUENSI
( F )
|
PROSENTASI
( % )
|
1
2
3
|
Selalu
Kadang-kadang
Tidak
pernah
|
30
8
2
|
75
20
5
|
Jumlah ( N )
|
40
|
100
|
Sumber : Angket, 2013
Dari
tabel diatas jelas terlihat bahwa tingkat kemampuan dalam bekerja berada pada
klasifikasi yang selalu akan berhasil
baik sebanyak 75 % atau sebanyak 30 -
Orang ( ketegori tinggi ) karena dilihat dari ketiga
puluh itu motivasinya sangat bagus dalam usaha meningkatkan kualitas kemampuan
kerjanya, kemudian terlihat yang kadang-kadang pada kemampuan dalam bekerja
sebanyak 20 % atau sebanyak 8 oarang ( dalam ketegori rendah ) mereka adalah
pendidikannya hanya SLTA, sedengkan pada
klasifikasi tidak ada motivasi tidak pernah sebanyak 5 % atau sebanyak 2 orang
( dengan ketegori rendah sekali ) atau tidak pernah ada dalam mengembangkan
kemampuan dalam bekerja.
Melihat akan hal tersebut diatas
peneliti menanyakan kepada salah seorang kepala sekolah SDN Binjai Punggal 1 Juhri,
S. Pd pertanyaan peneliti adalah Bagaimana menurut pengetahuan Bapak tentang
kemampuan pegawai kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong.
Tanggapan beliau
mengenai kemampuan atau skill dalam melaksanakan pekerjaan pegawai cukup
lumayan bagus, karena banyak sudah perubahan- perubahan khususnya dalam
memberikan pelayanan kepada guru- guru
(16 Desember 2013)
Pernyataan dari Bapak Juhri, S. Pd
diperkuat kembali oleh Bapak Ardanias, S. Pd yaitu :
Menurur beliau skill
pegawai Kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong Rata-rata Pegawai sudah
menguasai pekerjaan yang merika kerjakan, meskipun ada diantara mereka yang
masih kurang menguasainya tapi mereka tekun dalam bekerja sehingga pekerjaan
itu dapat dikerjakanya sendiri. (16 Desember 2013)
Berdasarkan tabel tersebut dapat
disimpulkan bahwa tingkat kemampuan dalam bekerja para pegawai kantor UPT.
Dinas Pendidikan Kecamatan halong adalah
tidak lepas dari kemauan, sebab dimana ada kemauan disitu ada kemampuan. Kesimpulannya adalah tinggkat kemampuan dalam bekerja
tinggi sekali.
c. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan adalah merupaka salah satu faktor yang paling
berpengaruh terhadap kinerja pegawai, semakin tinggi tingkat pengetahuan yang
dimiliki maka semakin tinggi tinggkat kerja pegawai tersebut, menurut kamus
Bahasa Indonesia, 2002 yang dimaksud dengan pengetahuan adalah segala sesuatu
yang diketahui berkenaan dengan hal pelayanan,
Dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini :
Tabel 7
TINGGKAT PENGETAHUAN PEGAWAI PADA KANTOR
UPT. DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN HALONG
NO
|
TINGKAT
PENGETAHUAN
|
FREKUENSI
( F )
|
PROSENTASI
( % )
|
1
2
3
|
Tinggi
Sedang
rendah
|
28
9
3
|
70
22, 5
7, 5
|
Jumlah ( N )
|
40
|
100
|
Sumber
: Angket, 2013
Tabel 7
( tujuh ) tersebut telah menunjukan
bahwa tinggkat pengetahuan yang dimiliki oleh pegawai kantor UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong Kebupaten Balangan yang tertinggi pada angka 70 %
atau sebanyak 28 0rang ( ketegori tinggi ) karena mereka benar-benar memiliki
pengetahuan yang tinggi, dilihat dari segi pendidikan minimal SLTA, diikuti
pada angka 22,5 % atau sebanyak 9 0rang
tingkat penegtahuan sedang ( ketegori rendah ) sebab mereka baru menjadi PNS,
terakhir berada pada angka 7,5 % atau sebanyak 3 0rang yang termasuk pada
tinggkat pengetahuan yang rendah ( kategori rendah sekali ) mereka masih tenaga
honor, jadi wajar pengalaman mereka masih rendah.
Melihat
realitas tersebut diatas peneliti ingin mengetahui yang yang dimaksud
pengetahuan apakah pengetahuan bidang ilmu atau tentang sikap pegawai, disini peneliti
menanyakan kepada bapak H. Mansyah, S. Pd , selaku kepala sekolah SD Halong 1,
begini : menurut Bapak apakah hanya cukup pengetahuan atau pendidikan tinggi
kualitas kinerja dapat meningkat ?
Beliau menjelaskan,
sesungguhnya mereka menjawab pengetahuan mereka tinggi, munggkin mereka
beralasan karena pendidikan, alasan mereka ada sebenarnya, karena untuk
menduduki jabatan rata-rata diatas tingkat SLTA, tapi perlu digaris bawahi,
bahwa selain ilmu pengetahuan ada yang tak kalah pentingnya yaitu pengetahuan
dibidang etika dan prilaku, karena kedua pengetahuan ini yang sering orang
lupakan, karena merasa pendidikannya tinggi, sebab banyak orang yang
pendidikannya tinggi tapi kurang menyadari akan pekerjaannya ini yang menjadi
kendala. (16 Desember 2013)
Penjelasan
dari Bapak H. Mansyah, S. Pd juga didukung oleh Malik Syaiful Jani, S. Sos
selaku Staf TU UPT. Dinas Pendidikan kecamatan Halong yaitu :
Alhamdulillah diinstansi
UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong selain ilmu pengetahuan formal yang ia
miliki tinggi, tapi etika dan prilakupun selalu mendapinginya, artinya
pekerjaan yang dibebankan kepada mereka dapat diselesaikan dengan baik, jadi
yang dikatakan kendala sudah mulai terkikis oleh etika dan prilaku tersebut.(
18 Desember 2013 )
dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang didapat
secara formal harus diimbangi dengan pengetahuan etika dan prilaku, sesuai
dengan pengamatan dan dapat disimpulkan bahwa tinggkat pengetahuan yang
dimiliki oleh pegawai pada kantor UPT. Dinas pendidikan Kecamatan halong adalah
termasuk pada ketegori tinggi.
2.
Peningkatan disiplin kerja
pegawai.
Tingkat disiplin kerja pegawai pada
UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten Balangan dapat dilihat dari
beberapa indikator yaitu : ketepatan waktu, sarana dan prasarana, tanggung
jawab kerja dan ketaatan :
a. Ketepatan waktu
Disiplin
kerja merupakan alat yang digunakan para pimpinan untuk
berkomunikasi dengan pegawai agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta
sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang
menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Kegiatan
pendisiplinan yang dilaksanakan untuk mendorong para pegawai agar
meengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan-penyelewengan
dapat di cegah. Sasaran pokoknya dalah untuk mendorong disiplin diri di antara
para pegawai untuk datang di kantor tepat waktu. Dengan datang ke kantor tepat
waktu dan melaksanakan tugas sesuai dengan tugasnya, maka diharapkan
produktivitas kerja akan meningkat.
pendapat Siswanto Sastrohadiwiryo
(2003 : 291) disiplin kerja dapat didefinisikan sabagai suatu sikap
menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang
berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya
dan tidak mengelak untuk menerima sanksi- sanksinya apabila ia melanggar tugas
dan wewenang yang diberikan kepadanya.
Tingkat disiplin kerja pegawai dapat
dilihat dari ketepatan waktu yang diterapkan oleh dirinya sendiri, hasil
jawaban kuensioner oleh responden tenteng ketepatan waktu dalam bekerja di
kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong.
Tabel
8
JAWABAN
RESPONDEN TERHADAP TINGKAT
KETEPATAN
WAKTU DALAM BEKERJA PADA KANTOR
UPT. DINAS PENDIDIKAN
KECAMATAN HALONG
KABUPATEN BALANGAN
NO
|
TINGKAT KETEPATAN WAKTU
|
FREKUENSI
( F )
|
PROSENTASI
( % )
|
1
2
3
|
Baik
Cukup
baik
Kurang
baik
|
23
13
4
|
57,5
32,5
10
|
Jumlah ( N )
|
40
|
100
|
Sumber: Angket, 2013
Dari
tabel diatas dapat dilihat tingkat ketepatan waktu oleh pegawai kantor UPT.
Dinas Pendidikan Kecamatan Halong 57,5 % atau sebanyak 23 orang yang menyatakan
baik ( kategori tinggi ) sangat setuju
hal ini dikarenakan apa bila ada pegawai yang tidak tepat waktu maka
akan dikenakan sanksi sesuai dengan perda nomor
52 tentang kedisiplinan pegawai tahun 2010, ini akan membuat para pegawai
menghargai waktu yang mereka lakukan untuk bekerja.32,5 % atau sebanyak 13
orang yang menyatakan cukup baik ( kategori rendah ) sedangkan 10 % atau
sebanyak 4 orang yang menyatakan kurang baik ( ketegori rendah sekali ) ini
dikarnakan mereka tidak perlu ijin jika ingin keluar kantor saat jam kerja
kadang tidak ditegur oleh atasan mereka hingga membuat mereka tidak terlalu
takut melanggar aturan tersebut.
Berdasarkan kenyataan data pada tabel tersebut peneliti mewancarai bapak
H. Ahmad
Dinansyah selaku pengawas SD, pertanyaan peneliti “ apakah menurut Bapak dalam ketepatan waktu pegawai sehari-hari
sudah mentaati aturan kantor ”
Tanggapan bapak dalam
hal ketepatan waktu pegawai UPT. Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan Sudah
menepati sesuai dengan aturan di kantor
, yaitu masuk kerja jam 08.00, setelah itu bekerja, dan pada pukul 12.00
istirahat sampai pukul 12, 15 kemudian bekerja lagi dan pulang pada pukul
14.30.
( 18 Desember 2013)
Dengan pertanyaan yang sama, penjelasan Bapak
H. Ahmad Dinansyah, S. Pd didukung oleh Ibu Ramnah Selaku Staf TU UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong yaitu :
Didalam ketepatan waktu
pegawai selalu taat dan patuh terhadap peraturan kantor yang telah ditetapkan, dan
apa bila tidak dapat berhadir kekantor, selalu memberikan kabar berupa surat
dari yang bersangkutan.( 18 Desember 2013 )
Dari data diatas peneliti dapat
memberikan kesimpulan bahwa pegawai UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong
dalam hal ketepatan waktu sudah memenuhi hal-hal yang berhubungan dengan
ketepatan waktu yaitu berupa masuk kantor tepat waktu, apabila keluar karena
kepentingan pribadi selalu meminta ijin, memulai pekerjaan sesuai jadwal, dan
tidak pernah pulang kerja sebelum waktunya.
b.
Tingkat Sarana dan Prasarana
Menurut moenir, ( 1992: 119 )mengemukakan
bahwa sarana adalah jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang
berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan dan juga
dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja.
Pemenfaatan sarana kantor diperlukan untuk mendudukung kelancaran
suatu proses pekerjaan dan proses disiplin kerja pegawai. Tabel dibawah ini
akan menyajikan tingkat sarana dan prasarana pada Kantor UPT. Dinas Pendidikan
Kecamatan Halong Kabupaten Balangan.
Tabel 9
TINGKAT
SARANA DAN PRASARANA PADA KANTOR
UPT. DINAS PENDIDIKAN
KECAMATAN HALONG
KABUPATEN BALANGAN
NO
|
TINGKAT SARANA DAN PRASARANA
|
FREKUENSI
( F )
|
PROSENTASI
( % )
|
1
2
3
|
Sangat memadai
Cukup Memadai
Tidak memadai
|
7
23
10
|
17,5
57,5
25
|
Jumlah ( N )
|
40
|
100
|
Sumber: Angket, 2013
Dari
tabel 9 menunjukan bahwa tingkat sarana
dan prasarana kantor UPT. Dinas pendidikan Kecamatan Halong yang memberikan
jawaban sanagat memadai 17,5 %
( ketegori tinggi
sekali ) sedangkan yang memberikan jawaban cukup memadai 57,5 % atau
sebanyak 23 orang( ketegori sedang ) dan yang memberikan jawaban tidak memadai
25 % atau sebanyak 10 orang ( kategori rendah ) karena mengharapkan adanya
tambahan sarana dan prasarana.
Dari
uraian tersebut peneliti mewancarai Ibu Kastina, S. Ag selaku ketua TU
“ apakah sarana dan prasarana kantor cukup memadai
dalam menunjang peningkatan kualitas kerja”
tanggapan dari
ibu mengenai sarana dan prasarana cukup
menunjang bagi pegawai untuk memanfaatkan sesuai dengan kebutuhannya dalam melakukan
pekerjaan, tidak pernah merusak peralatan kantor saat bekerja, dan kadang
memperbaiki sendiri apabila peralatan kantor rusak. (16 Desember 2013)
Pernyataan dari Ibu Kastina, S. Ag
diperkuat kembali oleh Bapak Junaidi, S. Pd
Selaku Staf TU yaitu :
Keadaan sarana dan
prasarana dikantor ini sangatlah membantu kelancaran kami dalam bekerja karena
pasilitas yang tersedia saat ini dikantor UPT. Dinas Pendidikan
Kecamatan Halong cukup mendudukung terhadap pelaksanaan kerja . (18 Desember
2013)
Hal ini dapat disimpulkan bahwa
mereka menilai penggunaan sarana kantor cukup mendukung dan memberikan
kemudahan terhadap pelaksanaan kerja. Dan
kadang mereka memperbaiki sendiri peralatan kantor yang rusak .
c.
Tingkat Tanggung jawab kerja
Tangung jawab Seseorang dapat melakukan disiplin kerja apabila ia telah
melaksanakan tanggung jawab dalam bekerja itu dengan baik dan benar. Hal ini
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10
TINGKAT TANGGUNG JAWAB KERJA PEGAWAI
PADA KANTOR UPT. DINAS PENDIDIKAN
KECAMATAN HALONG
KABUPATEN BALANGAN.
NO
|
TINGKAT
TANGGUNG JAWAB KERJA PEGAWAI
|
FREKUENSI
( F )
|
PROSENTASI
( % )
|
1
2
3
|
Tinggi
Sedang
rendah
|
26
8
6
|
65
20
15
|
Jumlah ( N )
|
40
|
100
|
Sumber
: Angket, 2013
Dari tabel diatas jelas terlihat bahwa
tingkat tanggung jawab kerja pegawai dalam bekerja berada pada klasifikasi
tinggi sebanyak 65 % atau sebanyak 26 orang
( ketegori tinggi) dikarnakan mereka merasa bertanggung jawab atas
tugas yang dibebenkan kepada mereka, ini juga dapat memicu timbulnya motivasi
pegawai untuk bekerja dengan giat, kemudian terlihat sedang dalam tanggung
jawab pegawai bekerja sebanyak 20 % atau sebanyak 8 orang dalam ( ketegori
sedang ) karena mereka tidak menguasai dan mengerti dalam pekerjaan, sedangkan yang terlihat pada
klasifikasi rendah sebanyak 15% atau sebanyak 6 orang (kategori rendah sekali)
Terkait dengan tanggung jawab kerja
oleh pegawai, pertanyaan peneliti kepada bapak Bakhtiar ketua UPT. Dinas
pendidikan kecamatan Halong. Bagai mana menurut Bapak tingkat tanggung jawab
kerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya ?
Tanggapan kepala UPT. Kecamatan
Halong dalam hal tanggung jawab terhadap pekerjaan mereka bertanggung jawab
dengan tugas yang telah dibebenkan kepada mereka, karena dengan adanya tanggung
jawab tersebut, maka para pegawai akan termotivasi untuk bekerja dengan tekun
dan tidak bekerja asal-asalan.
(23 Desember 2013)
Pernyataan dari Bapak Bakhtiar diperkuat kembali oleh Bapak Budiyanto,
S. Ag selaku kepala sekolah SDK Ampinang yaitu :
Dalam hal tanggung jawab dinilai sangat
penting semua pegawai kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong syukur
Alhamdulillah tidak pernah lalai dalam menjalankan tugas dan selalu tepat waktu
dalam menyelesaikan tugas kantor.( 23 Desember 2013)
Dalam hal ini peneliti dapat
menarik kesimpulan bahwa dalam hal tanggung jawab yang dinilai sangat penting,
maka pegawai UPT. Dinas Pendidikan kecamatan Halong menjalankan tugas dengan
baik dan tepat waktu dalam penyelesaian tugas dikantor.
Menurut A.
A. Anwar Prabu Mangkunegara (2007:117), kepuasan kerja adalah suatu perasaan
yang menyokong / tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan
pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya
d.
Tingkat Ketaatan
Peraturan yang dibuat harus dilaksanakan
secara bersama-sama sebab peraturan tersebut merupakan hasil kesepakatan
bersama. ketaatan juga merupakan modal yang utama bagi setiap orang untuk
mewujudkan kerja yang disiplin dan bertanggung jawab.
Berdasarkan dengan ketaatan pegawai terhadap peraturan kantor maka dapat
dilihat pada tabel 11 Berikut ini :
Tabel 11
TINGKAT KETAATAN PEGAWAI
KANTOR UPT. DINAS
PENDIDIKAN KECAMATAN
HALONG
KABUPATEN BALANGAN
NO
|
TINGKAT
KETAATAN PEGAWAI
|
FREKUENSI
( F )
|
PROSENTASI
( % )
|
1
2
3
|
Tinggi
Sedang
rendah
|
31
9
-
|
77,5
22,5
-
|
Jumlah ( N )
|
40
|
100
|
Sumber
: Angket, 2013
Melihat tabel diatas menunjukan bahwa
tingkat ketaatan pegawai kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong
Kabupaten Balangan pada klasifikasi
tinggi yaitu 77, 5 % atau sebanyak 31 orang ( ketegori tinggi sekali ) yang menyatakan
sangat setuju menyelesaikan tugas dengan benar memakai
seragam merupakan salah satu peraturan daerah yang harus ditaati salah satunya
adalah memberi sanksi terhadap pegawai yang melanggar aturan kantor agar mereka
memiliki kesadaran dan rasa tanggung jawab sebagai seorang pegawai dan selalu
berusaha mematuhi ketentuan jam kerja di UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan
Halong. Dan yang terlihat pada klasifikasi sedang sebanyak 22,5 atau sebanyak 9
orang ( ketegori rendah ) karena merka beranggapan yang penting turun dan
bekerja walaupun terlambat, sedangkan yang
terlihat pada klasifiasi rendah tidak ada jawaban dari responden.
Terkait dngan ketaatan pegawai, pertanyaan peneliti kepada Bapak Drs. Akhmad
syahpani penilik UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong, Bagai mana menurut
bapak tingkat ketaatan pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya secara
keseluruhan..?
Tanggapan Bapak dapat dipastikan
semua pegawai kantor UPT. Kecamatan Halong kabupaten Balangan taat dalam
melaksanakan tugas maupun pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan benar
sesuai dengan aturan/ instruksi atasan tersebut artinya bahwa selama ini yang
bersangkutan selalu menyelesaikan tugas kantor dengan benar dan tepat.( 23
Desember 2013)
Kemudian Bapak Bakhtiar
Menegaskan kembali bahwa :
Setiap pegawai kantor UPT. Dinas
Pendidikan kecamatan Halong bekerja dengan gigih dan taat dalam melaksanakan
tugas yang diberikan kepada mereka sesuai dengan arahan yang saya berikan,
merika melaksanakan tugasnya benar dan tepat sehingga tidak ada pekerjaan yang
tertunda. ( 23 Desember 2013)
Berdasarkan data
tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa dalam pengamatan penelitian
dilapangan sesuai dengan apa yang terdapat pada data angket dan hasil wawancara
adalah tingkat ketaatan yang dilakukan oleh pegawai membawa pada hasil yang
positif, demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat ketaatan oleh pegawai pada kantor
UPT. Dinas pendidikan Kecamatan Halong adalah
tingkat Tinggi.
Taat dan patuh memiliki arti selalu
melaksanakan segala peraturan yang ditetapkan, ketaatan dan kepatuhan yang
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh akan mewujudkan suatu sikap yang baik bagi
setiap pegawai.
Prawirosentono ( 1999: 31 )
mengemukakan bahwa secara secara umum disiplin adalah taat kepada hukum dan
peraturan yang berlaku.sedangkan disiplin kerja, atau lebih tepatnya disiplin
kerja pegawai dapat dikatakan ketaatan pegawai yang bersangkuatan dalam
menghormati perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia bekerja.
3.Peningkatan
kepuasan kerja pegawai.
Tingkat kepuasan kerja pegawai kantor
UPT. Dinas Pendidikkan Kecamatan Halong Kebupaten Balangan yang dapat mendorong kepuasan kerja pegawai ada beberapa
variabel dengan indikator masing-masing yaitu :
a.
Tingkat Keterampilan
Disisi lain tingkat kinerja pegawai adalah
tingkat keterampilan dan keahlian yang dimiliki, tingginya tingkat keterampilan
dan keahlian yang dimiliki akan memudahkan seseorang dalam melakukan tugas dan
pekerjaan sehingga dapat meningkatkan mutu kualitas dan kepeuasan dalam
bekerja.
Sjafri Mangkuprawira (2003:135) dalam bukunya
“Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik” mengemukakan bahwa, pelatihan bagi
karyawan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu
serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung
jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar. Biasanya pelatihan merujuk
pada pengembangan keterampilan bekerja yang dapat digunakan dengan segera.
Sedangkan pengembangan berupa upaya meningkatkan pengetahuan yang mungkin
digunakan segera atau sering untuk kepentingan di masa depan.
Hal tersebut sangat memegang peranan penting
terhadap kinerja para pegawai, sehingga timbul motivasi akan kinerja yang baik.
Untuk mengetahuai bagaimana tingkat keterampilan
dan keahlian yang dimiliki pegawai pada kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan
Halong Kabupaten Balangan dapat dilihat dibawa :
Tabel
12
TINGKAT
KETERAMPILAN DAN KEAHLIAN PEGAWAI
KANTOR
UPT. KECAMATAN HALONG
NO
|
TINGKAT
KETERAMPILAN DAN KEAHLIAN PEGAWAI
|
FREKUENSI
( F )
|
PROSENTASI
( % )
|
1
2
3
|
Tinggi
Sedang
rendah
|
30
7
3
|
75
17,5
7,5
|
Jumlah ( N )
|
40
|
100
|
Sumber
: Angket, 2013
Tabel 12 ( dua belas ) diatas
menunjukan bahwa tingkat keterampilan dan keahlian pegawai kantor UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong yang tertinggi pada klasifikasi tinggi yaitu 75 %
atau sebanyak 30 orang ( ketegori tinggi ) alasan mereka adalah yang dimaksud
dengan keterampilan yaitu trampil dalam menjalankan pekerjaan untuk mencapai
dalam kepuasan kerja, pada klasifikasi sedang yaitu 17, 5 % atau sebanyak 7
orang ( ketegori rendah ) adalah sesuai dengan keadaan mereka sendiri belum
memahami akan pekerjaan itu, kemudian
pada klasifikasi rendah yaitu 7.5 % atau sebanyak 3 orang ( ketegori rendah
sekali ) karena latar belakang pendidikan dan pekerjaannya.
Dari kenyataan diatas peneliti
menanyakan kepada Bapak Akhmad Dinansyah, S. Pd selaku Pengas SD, apakah
menurut Bapak Keterampilan atau kemampuan Kantor UPT. Dinas Pendidikan sudah
meningkat untuk menunjang dalam kepuasan kerja ?
Beliau menegaskan, dalam penguasaan
keterampilan dan kemampuan pegawai saat ini sudah mulai meningkat artinya
setiap pegawai diberi kesempatan setiap ada pelatihan-pelatihan baik bidang
teknologi atau bidang-bidang yang sesuai dengan tugasnya.( 23 Desember 2013)
Pernyatan dari Bapak Akhmad Dinansyah, S.
Pd diperkuat oleh Bapak Fakhrudin, A. Ma Kepala sekolah Halong 3 yaitu :
Keterampilan dan kemampuan pegawai UPT.
Dinas Pendidikan Kecamatan Halong cukup
meningkat dapat dilihat ketika mereka memberikan pelayanan kepada kami
seluruh dewan guru, baik segi sikap dan prilakunya pegawai atau dari segi
tegnologi mereka sudah menguasai dan handal .( 24 Desember 2013)
Dapat disimpulkan bahwa tingkat
keterampilan dan keahlian yang dimiliki oleh pegawai Kantor UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten Balangan adalah tinggi. Karena keinginan
untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang tugas dan pekerjaan yang diberikan
kepada mereka agar dapat meningkatkan kualitas dalam kepuasan bekerja.
b.
Ganjaran yang pantas/ kesejahteraan
Ganjaran yang pantas/ kesejahteraan
seorang pegawai memang sangat mempengaruhi akan kinerjanya, seorang pegawai
yang cukup sejahtera dalam perikonomian rumah tangganya akan lebih konsentrasi
pada pekerjaannya dan pekerjaannya pun akan meningkat, sedangkan bagi pegawai yang kurang sejahtera tentu
sebaliknya, karena persoalan perekonomian rumah tangganya tersebut, arah pemikirannya terganggu dan ingin mencari
pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilannya.
Berdasarkan pasal 13 UU No. 43 Tahun
1999, kesejahteraan merupakan salah satu kegiatan yang menjadi kebijakan
manajemen pegawai negeri sipil, sedangkan pasal 32 menyebutkan usaha
kesejahteraan pegawai Negeri sipil diselenggarakan untuk meningkatkan
kegairahan bekerja.
Berikut ini menyajikan tingkat
ganjaran yang pantas/ kesejahteraan pegawai kantor UPT. Dinas
PendidikanKecamatan Halong kabupaten Balangan dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
Tabel
13
TINGKAT
GANJARAN YANG PANTAS/ KESEJAHTERAAN PEGAWAI
PADA
KANTOR UPT. DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN HALONG
KABUPATEN
BALANGAN
NO
|
KATEGORI
|
FREKUENSI
( F )
|
PROSENTASI
( % )
|
1
2
3
|
Sangan memadai
Cukup memadai
Tidak memadai
|
-
34
6
|
-
85
15
|
Jumlah ( N )
|
40
|
100
|
Sumber
: Angket, 2013
Dari tabel 13 (tiga belas) diatas
menunjukan behwa tingkat kesejahteraan berada pada klasifikasi yang sangat
memadai yakni sebesar 0 % ( ketegori tinggi ) pada klasifikasi cukup memadai
sebesar 85 % atau sebanyak 34 orang ( ketegori sedang ) yang menyatakan bahwa
gaji atau bunus yang diberikan cukup untuk memberikan kehidupan yang layak bagi
keluarga mereka dalam kehidupan sehari-hari karena biaya yang dikeluarkan masih
stabil, sedangkan pada klasifikasi tidak memadai sebesar 15 % atau sebanyak 6
orang ( kategori rendah ) karena pendapatan mereka masih rendah sehingga merika
mencari pekerjaan sampingan diluar untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
.
Dari fakta tersebut diatas, untuk
lebih mengetahui lebih dalam lagi peneliti menanyakan kepada bapak Ardanias, S.
Pd penilik Kesetaraan Kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong : menurut
Bapak apakah pegawai sering mendapatkan bunos berupa gaji yang tak terduga
untuk menunjang dalam kepuasan kerja pegawai?
Hal
ini juga diimbangi dengan keteramilan kerja merika yang memuaskan hingga atasan
memberikan penghargaan berupa gaji atau bunus yang diberikan agar dapat
menunjang mereka untuk bekerja lebih giat dan disiplin dalam bekerja.
( 23 Desember 2013)
Penjelasan dari Bapak Ardanias, S. Pd
juga didukung oleh Bapak Drs. Akhmad syahpani yaitu :
Dengan memberikan penghargaan berupa
bunus/ gaji kepada pegawai dapat meningkatkan kepuasan kerja sehingga pegawai
pukus dalam pekerjaan karena kebutuhan pokok pegawai sudah tercukupi sehingga
merika tidak mencari pekerjaan sampingan diluar pekerjaan kantor.( 24 Desember
2013)
Dapat disimpulkan bahwa Dari hal
tersebut diharapkan para pegawai kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong
agar dapat berkonsentrasi dalam meningkatkan kualitas kerja dan disiplin
terhadap kepuasan kerja seoptimal mungkin agar dapat memberikan contoh kepada
pegawai lain .
c.
Kondisi kerja yang mendukun
Tingkat kepuasan kerja pegawai dapat
dilihat dari perasaan kondisi kerja. yang mendukung, kenyamanan dalam bekerja
dilingkungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 14
JAWABAN RESPONDEN
TERHADAP TINGKAT
KONDISI KERJA YANG MENDUKUNG DI KANTOR UPT.
KECAMATAN HALONG
NO
|
TINGKAT KONDISI KERJA YANG MENDUKUNG
|
FREKUENSI
( F )
|
PROSENTASI
( % )
|
1
2
3
|
Tinggi
Sedang
rendah
|
37
3
0
|
92,5
7,5
0
|
Jumlah ( N )
|
40
|
100
|
Sumber
: Angket, 2013
Melihat dari tabel diatas, responden
menyatakan bahwa tingkat kondisi kerja yang mendukung terlihat pada klasifikasi
yang tinggi sebanyak 92,5 % atau sebanyak 37 orang ( ketegori tinggi ) karena
mereka merasa inak bekerja apa bila lingkungannya bersih dan aman. Dan yang
terlihat pada klasifikasi sedang sebanyak 7,5 % atau sebanyak 3 orang (
ketegori rendah ) karena mereka merasa ruangan mereka kurang bersih dan sering barang milik mereka hilang, sedangkan yang menyatakan tingkat
kundisi kerja yang mendukung rendah
sebanyak 0 % atau dalam (ketegori rendah sekali)
Terkait dengan hal tersebut diatas
peneliti telah mewancarai Bapak Junaidi, S. Pd selaku Staf TU UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong ,
pertanyaan peneliti adalah apakah kundisi kerja dikantor UPT. Kecamatan halong
telah mendukung pegawai dalam bekerja untuk mencapai dalam kepuasan kerja baik dalam tata ruang yang bersih dan
keaamanannya terjaga?
Tanggapan Bapak menjalaskan pada
dasarnya kebersihan ruang kerja memang mendukung dalam kepuasan kerja pegawai kerena
dengan ruangan yang bersih dan aman
dapat meningkatkan semangat mereka bekerja untuk beraktifitas dalam pekerjaanya
sehari-hari.( 24 Desember 2013)
Pertanyaan dari Bapak Junaidi, S. Pd
diperkuat kembali oleh Bapak Abd. Said, S.Pd. I yaitu :
Ruang yang bersih dan aman dapat
mendurung semangat kerja sedangkan dengan keamanan barang atau pasilitas harus
dengan kesadaran pegawai untuk menjaga dan meletakan barang milik mereka
ditempat yang aman dan mengunci pintu apabila jam pulang kerja agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
( 27 Desember 2013)
Berdasarkan data diatas maka peneliti
dapat menarik kesimpulan dengan ruang yang bersih dan aman dapat menunjang
kepuasan kerja pegawai kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten
Balangan untuk beraktifitas dalam pekerjaannya
.
Kondisi dan suasana
lingkungan kerja yang baik akan dapat tercipta dengan adanya penyusunan
organisasi secara baik dan benar sebagai mana yang dikatakan oleh Alex S. Nitisimito ( 2002 : 53 ) lingkungan kerja
fisisk adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebenkan, misalnya
penerangan, suhu, ruang gerek, keamanan, kebersihan, musik dan lain-lain.
Kondisi fisik dari
lingkungan kerja disekitar pegawai sangat perlu diperhatikan oleh pihak
pemerintah, sebab hal tersebut merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh
untuk menjamin agar pegawai dapat melaksanakan tugas tanpa mengalami gangguan.
Memperhatikan kondisi fisik dari lungkunagn kerja pegawai dalam hal ini berarti
berusaha menciptakan kondisi lingkungan kerja yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
para pegawai sebagai pelaksanaan kerja pada tempat kerja tersebut.
d.
Rekan kerja yang mendukun
Pernyataan
pegawai tentang tingkat rekan kerja yang mendukung pada kantor UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten Balangan dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
Tabel
15
JAWABAN RESPONDEN
TERHADAP TINGKAT
REKAN KERJA YANG
MENDUKUNG DI KANTOR
UPT. KECAMATAN HALONG
NO
|
TINGKAT REKAN KERJA YANG MENDUKUNG
|
FREKUENSI
( F )
|
PROSENTASI
( % )
|
1
2
3
|
Tinggi
Sedang
rendah
|
32
8
-
|
80
20
-
|
Jumlah ( N )
|
40
|
100
|
Sumber
: Angket, 2013
Melihat tabel diatas, telah
diketahui behwa 80 % atau sebanyak 32 orang yang menyatakan tingkat rekan kerja
yang mendudukung adalah baik ( ketegori
tinggi ) adalah responden yang menjawab rekan kerja yang mendukung dan memberi semangat dalam bekerja
dapat menciptakan kepauasan kerja tersendiri, sedangkan yang menyatakan tingkat
rekan kerja yang sedang sebanyak 20 %
atau sebanyak 8 orang ( ketegori rendah ) karena mereka tidak menganggab rekan
kerja yang mendukung dapat menimbulkan kepuasan kerja dalam pikiran mereka yang
dapat menimbulkan kepuasan kerja adalah uang/ gaji yang didapat serta
penghargaan yang pantas bagi diri mereka.
Terkait dengan hal tersebut diatas
peneliti telah mewancarai Bapak Asitam selaku Staf TU UPT. Dinas Pendidikan
Kecamatan Halong, pertanyaan peneliti apakah rekan kerja yang mendukung dapat
menimbulkan dalam kepuasan bekerja bagi pegawai kantor UPT. Disas Pendidikan
Kecamatan Halong Kabupaten Balangan?
Tanggapan Bapak rekan kerja yang
mendukung orang-orang mendapatkan lebih dari pada sekedar uang/ gaji prestasi
yang berwujud dari dalam kerja, bagi kebanyakan pegawai, rekan kerja yang
mendukung dapat memotivasi kerja terhadap kepuasan kerja pegawai.( 27 Desember
2013)
Pernyataan dari Bapak Asitam diperkuat
kembali oleh Bapak Ansari, S. Pd kepala Seakolah SDN Puyun yaitu :
Rekan kerja yang mendukung adalah wujud
kerja yang juga mengisi kebutuhan akan sosial oleh karena itu bila mempunyai
rekan kerja yang ramah dan menyenangkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang
meningkat tetapi prilaku atasan juga merupakan determinal utama dari kepuasan
kerja.( 27 Desember 2013)
Dari data diatas maka
peneliti dapat menyimpulkan bahwa rekan kerja yang mendukung dapat meningkatkan
kepuasan dalam bekerja dan atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan
bawahannya, bagi bawahan, atasan bisa dianggab figur keluarga.
Merupakan
suatu tingkatan dimana rekan kerja memberikan dukungan. Luthans ( 1998 : 146 ) menyetakan bahwa rekan kerja yang
bersahabat , kerja sama rekan sekerja atau sekelompok kerja adalah sumber
kepuasan kerja bagi pekerja secara individual.
C. Faktor penghambat dan
pendudukung disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pegawai kantor UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten Balangan
Dalam
peningkatan kualitas dan disiplin kerja terdapat suatu rangkaian interaksi
antara berbagi faktor, karena itu pada pelaksanaannya adalah hal yang wajar
apabila menemui hambatan-hambatan adapun hambatan-hambatan yang dirasakan
antara lain :
1.
Tingkat kesadaran sebagai pegawai
Kesadaran
seseorang pegawai terhadap tugasnya adalah merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi terhadap kualitas kinerjanya, seorang pegawai yang mempunyai
kesadaran akan tanggung jawab adalah merupakan bagian diri pegawai, pastinya
akan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya tentu hasil kinerjanya akan
menjadi lebih baik.
Hiriyappa
(2009 :132) mendefinisikan keterlibatan kerja sebagai tingkat sampai sejauh
mana individu mengidentifikasikan dirinya dengan pekerjaannya, secara aktif
berpartisipasi di dalamnya, dan menganggap performansi yang dilakukannya
penting untuk keberhargaan dirinya.
Tabel dibawah
akan menyajikan data tentang tingkat kesadaran pegawai kantor UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten Balangan.
Tabel
16
TINGKAT
KESADARAN PEGAWAI KANTOR
UPT. DINAS PENDIDIKAN
KECAMATAN HALONG
NO
|
KATEGORI
|
FREKUENSI
( F )
|
PROSENTASI
( % )
|
1
2
3
|
sadar
kadang-kadang sadar
tidak sadar
|
20
18
2
|
50
45
5
|
Jumlah ( N )
|
40
|
100
|
Sumber
: Angket, 2013
Dari uraian tabel diatas, jelas
terlihat bahwa tingkat kesadaran seorang pegawai adalah sangat sadar sekali
karena pegawai menjawab 50 % atau
sebanyak 20 orang
(
kategori tiggi ) alasan merika menjawab sadar adalah sadar dalam hal tugas yang
dibebankan kepadanya, walaupun jauh dari tempat tugas, yang menjawab
kadang-kadang sadar yaitu, 45% atau sebanyak 18 orang ( kategori rendah ) sebab
mereka beralasan terkadang timbul rasa malas, yang memberikan jawaban tidak
sadar sebanyak 5% atau sebanyak 2 orang ( kategori rendh sekali ) mereka
berasumsi hanya sebagai tenaga honor.
Data diatas dapat peneliti lebih
dalami lagi dengan menanyakan kepada Bapak Bakhtiar selaku kepala UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong : menurut
bapak apakah pegawai benar-benar memiliki kesadaran yang tinggi atau sebaliknya
?
Beliau menjelaskan, bahwa yang
namanya kesadaran dimana-mana tidak semua yang memiliki kesadaran yang tinggi,
pasti ada saja pegawai yang memiliki kesadaran yang kurang, salah satu solusi
agar bawahan bisa memiliki kesadaran akan tugas dan tanggung jawab saya
melakukan dengan cara konsep pendekatan, dengan konsep semacam ini mereka
sedikit demi sedikit yang dulunya
kesadarannya akan hal tugas dan tanggung jawab akhirnya malu sendiri.(( 23
Desember 2013)
Kemudian pernyataan Bapak Bakhtiar
didukung oleh Bapak Malik Syaiful Jani, S. Sos yaitu :
karena
disamping kesadaran kami,kepala UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong juga
memberi contoh yang baik kepada kami yaitu memotivasi yang tinggi bagi kami
yang sudah memiliki kesadaran yang sudah baik, tujuannya tidak lain agar kami
semua dapat melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab.
( 27 Desember 2013)
Dapat disimpulkan bahwa kesadaran
tidak dapat kita laksanakan, tapi harus dengan konsep pendekatan atau
sistem seperti anak dan ayah, sehingga
kesadaran yang diharapkan baik melaksanakan tugas maupun tanggung jawab lainnya
baiasa menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Dari observasi yang dilakukan peneliti
walaupun masih ada yang terlambat datang dalam menjalankan tugas, itu
dikarenakan terkadang ada urusan di kabupaten. Kesimpulannya bahwa tingkat
kesadaran pegawai kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong adalah cukup tinggi.
2.
Tingkat Pengalaman
Sebagai
seorang pegawai yang mempunyai masa tugas kerja lebih lama tentunya semakin
banyak bidang tugas dan pekerjaan yang dijabat sehingga mempunyai pengalaman
terhadap bidang pekerjaan yang dihadapi dengan pengalaman yang dimiliki
tersebut maka tugas dan pekerjaan akan semakin mudah untuk dilaksanakan dan
diselesaikannya.
Pengalaman
kerja adalah ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh
seseorang dapat memahami tugas – tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan
dengan baik (Ranupandojo, 1984 : 71 )
Tabel 17 (
tujuh belas ) berikut akan menyajikan tentang bagaimana tingkat pengalaman yang dimiliki oleh pegawai
kantor UPT. Dinas pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten Balangan.
Tabel 17
TINGKAT PENGALAMAN
PEGAWAI PADA
KANTOR UPT. DINAS
PENDIDIKAN KECAMATAN HALOANG
NO
|
TINGKAT
KEMAMPUAN DAN KETERAMPILAN YANG TIDAK MERATA
|
FREKUENSI
( F )
|
PROSENTASI
( % )
|
1
2
3
|
Tinggi
Sedang
rendah
|
9
29
2
|
22,5
72,5
5
|
Jumlah ( N )
|
40
|
100
|
Sumber : Angket, 2013
Tabel
diatas terliahat bahwa tingakat pengalaman pegawai pada kantor UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong yang Paling tinggi yaitu 22, 5 % atau sebanyak 9
orang ( kategori tinggi ) mereka berasumsi bahwa mereka memang kebanyakan
bekerja memang sudah lebih dari satu instansi, kemudian diikuti oleh
klasifikasi sedang 72,5 % atau sebanyak 29 orang ( kategori sedang ) mereka
juag berasumsi bahwa bekerja hanya satu instansi saja, jadi belum ada pengalaman yang berarti, sedangkan klasifikasi rendah
yaitu 5 % atau sebanyak 2 orang ( kategori rendah ) merika berasumsi Cuma
tenaga honor biasa.
Terkait
dengan pengalaman peneliti menanyakan kepada salah seorang pegawai yaitu kepada
Bapak Abdul. Said S. Pd. I selaku Pengawas
SD , Pertanyaan peneliti : faktor apa yang dapat mempengaruhi kinerja
para pegawai pada kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong ?
Beliau menjelaskan,
bahwa faktor yang paling mempengaruhi pada kinerja adalah pengetahuan dan
pendidikan untuk pengalaman dimana pegawai yang ada dikantor UPT. Dinas
pendidikan hampir semua yang menduduki jabatan. Dan pengalaman yang tinggi
karena lamanya bekerja pada.( 23 Desember 2013)
Dengan pertanyaan yang sama, penjelasan
Bapak Abdul Said, S. Pd. I didukung oleh Bapak Arni, S. Pd Kepala Sekolah
Mantuyan Yaitu :
Pengetahuan, pendidikan dan pengalaman
yang tinggi karena lamanya bekerja pada pemerintah yaitu diatas rata-rata 15
tahun, sehingga dengan pengalaman yang dimiliki tersebut semua pekerjaan
khususnya dalam bidang pelayanan umum dapat dikerjakan dengan baik dan cepat.( 27
Desember 2013)
Berdasarkan data tersebut
diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tingginya tingkat pengalaman yang
dimiliki dikarnakan cukup lamanya masa kerja para pegawai hal ini berarti
banyaknya jabatan atau pekerjaan yang sudah diduduki diharapkan dapat lebih
menambah kualitas kerja pegawai tersebut.
3.
Tingkat
dalam memikul tanggung jawab pekerjaan
Setiap
anggota organisasi memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing tanggung
jawab berkaitan erat dengan beban tugas masing-masing. Akan tetapi diatas semua
itu pimpinan merupakan penaggung jawab utama dari seluruh hasil pelaksanaan pekerjaan
pada suatu organisasi peran serta pimpinan dalam memberikan pengarahan,
kordinasi dan membantu para pegawai menyelesaikan suatu pekerjaan adalah hal
yang sangat penting dilakukan sebagai perwujutan dari rasa tanggung jawabnya.
Tabel dibawah
ini akan menyajikan tingkat dalam memikul tanggung jawab pekerjaan pada kantor
UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong.
Tabel 18
TINGKAT DALAM MEMIKUL
TANGGUNG
JAWAB PEKERJAAN
NO
|
KATEGORI
|
FREKUENSI
( F )
|
PROSENTASI
( % )
|
1
2
3
|
Tinggi
Sedang
rendah
|
18
17
5
|
45
42,5
12,5
|
Jumlah ( N )
|
40
|
100
|
Sumber : Angket, 2013
Dari
tabel 18 ( delapan belas ) diatas menunjukan bahwa tingkat dalam memikul tanggung jawab pekerjaan berada
pada klasifikasi tinggi yakni 45 % atau sebanyak 18 orang ( Kategori tinggi )
karena mereka dalam memikul tanggung jawab pekerjaan sudah terbiasa dan
mengerti dalam menjalankan tugasnya, pada klasifikasi sedang sebesar 42,5% atau
sebanyak 17 orang ( kategori sedang ) mereka beranggapan perlu bimbingan dan
arahan dari rekan kerja atau pimpinan dalam memikul tanggung jawab pekerjaan
yang mereka kerjakan, sedangkan pada klasifikasi rendah sebesar 12,5% atau
sebanyak 5 orang ( kategori rendah ) mereka yang beranggapan merasa malas jika
terlalu banyak dalam memikul tanggung jawab pekerjaan.
Dari
fakta tersebut diatas, untuk lebih mengetahui lebih dalam lagi peneliti
menanyakan kepada Bapak Asitam selaku Staf TU : Menurut Bapak apakah tingkat
memikul tanggung jawab pekerjaan dikantor UPT. Dinas pendidikan sudah
berjalan lancar dan sering dapat bantuan arahan kepala UPT.?
Beliau menjelaskan bahwa tingkat
memikul tanggung jawab pekerjaan dikantor UPT. Dinas pendidikan sering
dikerjakan dengan kerja sama tanpa ada membedakan antara satu dengan lainnya,
kalaunya kepala UPT. Dinas Pendidikan tidak ada kesibukan pribadi beliau sering
memberi bantuan dan arahan kepada kami agar pekerjaan yang kami kerjakan bisa
berjalan dengan baik sesuai prosedur yang diinginkan. ( 23 Desember 2013)
Pernyataan dari Bapak Asitam diperkuat
oleh Bapak Hairul, S. Pd Kepala Sekolah SDN Tabaun yaitu :
Dengan adanya kerja sama didalam
memikul tanggung jawab kerja dapat meringankan beban kerja pegawai sehingga
tidak ada perbedaan didalam kerja dan kecemburuan sosial dalam memikul tanggung
jawab kerja di kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong.( 30 Desember
2013)
Dapat
disimpulkan bahwa Partisipasi dari kapala UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan
Halong Kebupaten Balangan dalam
memberikan koordinasi dan bekerja sama dengan pegawai lainnya dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan perlu terus dilakukan sehingga tidak muncul
perasaan dalam diri pegawai seolah-olah mereka yang harus memikul sendirian
beban pekerjaan yang harus diselesaikan dan bertanggung jawab terhadap hasil
kelak.
4.
Tingkat penegakkan disiplin.
Tingkat penegakan disiplin dalam bekerja
adalah salah satu faktor peningkatan dalam kualiats kinerja, sebagaimana yang
telah dikemukakan oleh Hodges ( dalam Yuspratiwi, 1990 ) menyataka bahwa
disiplin dapat diartikan sebagai sikap seseorang atau kelompok yang berniat mengikuti aturan-aturan yang
telah ditetapkan.
Dalam kaitannya
dengan pekerjaan, pengertian disiplin kerja adalah suatu sikap dan tingkah laku
yang menunjukan ketaatan pegawai terhadap peraturan organisasi, berikut dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 19
TINGKAT PENEGAKKAN
DISIPLIN
NO
|
KATEGORI
|
FREKUENSI
( F )
|
PROSENTASI
( % )
|
1
2
3
|
Tinggi
Sedang
rendah
|
24
10
6
|
60
25
15
|
Jumlah ( N )
|
40
|
100
|
Sumber : Angket, 2013
Tabel
diatas menunjukkan bahwa tingkat disiplin oleh pegawai pada kantor UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong terlihat
pada klasifikasi yang tinggi sebanyak 60%
atau sebanyak 24 orang ( kategori tinggi
) karena alasan mereka kalau bekerja tidak ada niat untuk disiplin maka rugi
dalam bekerja dalam sehari-hari, dan yang terliahat pada klasifikasi sedang
sebanyak 25% atau sebanyak 10 orang
( kategori sedang ) karena mereka beranggapan asalkan
turun dalam bekerja tanpa memperdulikan kedisiplinan, sedangkan yang terlihat
pada klasifikasi rendah sebanyak 15% atau sebanyak 6 orang ( kategori rendah ) adalah kalau tidak dilihat atasan mereka biasa
saja.
Terkait
dengan disiplin oleh pegawai, pertanyaan peneliti kepada Bapak Junaidi, S. Pd
selaku Staf TU : menurut Bapak apakah
tingkat disiplin dapat mempengaruhi kinerja pegawai pada kantor UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong ?
Tanggapan Bapak tentang
tingkat disiplin memang sangat mempengaruhi kinerja pegawai karena apabila
pegawai sering melanggar peraturan yang dibuat akan menghambat kinerja pegawai,
maka dari itu pegawai yang sering melanggar harus diberi hukuman atau peringatan agar dia tidak mengulanginya
lagi.
( 23 Desember 2013)
Kemudian
pernyataan Bapak Juanaidi, S. Pd didukung oleh Bapak Drs. Akhmad Syahpani yaitu
:
Pada umumnya tingkat
disiplin kerja sangat penting digunakan terutama untuk memotivasi pegawai agar
dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan
maupun kelompok agar tidak terjadi simpang siur dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaan yang mereka kerjakan. ( 27 Desember 2013)
Dapat disimpulkan Motivasi kerja
seorang juga sangat tergantung upaya-upaya penegakan hokum yang dilakukan oleh
organisasi dimana jika organisasi mengabaikan saja setiap pelanggran disiplin
yang dilakukan oleh seorang pegawai maka akan berpengaruh terhadap motivasi
penegakan hokum dilingkungan organisasi tersebut.
5.
Tingkat
Komunitas dan informasi .
Menurut Onong Uchjana Effendy
komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seorang kepada orang lain untuk
memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau prilaku , baik secara liasan (
langsung ) atau tidak langsung ( melalui media )
Komunitas dan informasi mempunyai
peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk mengetahui bagaimana
tingkat komunikasi dan imformasi dikantor
UPT. Dinas pendidikan kecamatan Halong kabupaten Balangan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 20
TINGKAT KOMUNITAS DAN
IMPORMASI
NO
|
TINGKAT
KOMUNITAS DAN IMPORMASI
|
FREKUENSI
( F )
|
PROSENTASI
( % )
|
1
2
3
|
Tinggi
Sedang
rendah
|
11
19
10
|
27,5
47,5
25
|
Jumlah ( N )
|
40
|
100
|
Sumber : Angket,2013
Dari
tabel 20 ( dua puluh ) menunjukan bahwa tingkat komunitas dan impormasi
memberikan jawaban yang tinggi 27, 5 % atau sebanyak 11 orang
( kategori tinggi ) karena mereka beranggapan
komunitas dan impormasi sangat diperlukan baik menanyakan langsung kepada
pimpinan atau mereka sudah bisa memahaminya sendidri, sedangkan yang memberikan
jawaban sedang 47, 5 % atau sebanyak 19 orang ( kategori sedang ) mereka
beranggapan komunitas dan impormasi biasa-biasa saja, .dan memberikan jawaban rendah 25% atau sebanyak 10 orang
( kategori rendah ) mereka beralasan impormasi imang
sangat diperlukan Cuma mereka beranggapan tidak dilibatkan dalam organisasi
tersebut.
Terkait
dengan komunikasi dan informasi, pertanyaan peneliti kepada Ibu Ramnah selaku
Staf TU : menurut Ibu apakah tingkat komunikasi
dan informasi dapat mempengaruhi kinerja pegawai pada kantor UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong ?
Tanggapan ibu mengenai hal
tersebut dijelaskan behwa kurangnya informasi yang dibutuhkan pegawai akan
mempengaruhi pada kepuasan kerja, karena pegawai merasa tidak puas dengan
pekerjaannya yang pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap produktivitas
kerja pegawai.( 30 Desember 2013)
Dapat disimpulkan Komunikasi bukan hanya
sekedar proses penyampaian informasi tapi lebih dari itu sebagi proses
penyampaian pengertian atau maksud tertentu melalui sejumlah imformasi tidak
adanya petunjuk dan arahan serta ketidak mengertian akan bimbingan yang
diberikan oleh pimpinan ataupun merasa tidak dilibatkan dalam suatu proses
pengambilan keputusan bagi organisasi merupakan proses komunikasi dan informasi
yang belum berjalan secar efiktif antara kedua belah pihak dan hal ini jika
dibiarkan akan menurunkan disiplin para pegawai untuk bekerja.
6.
Rendahnya
tingkat kesejahteraan pegawai.
Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia
bekerja untuk memperoleh penghasilan yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup pribadi dan keluarga mereka.
Melihat hal tersebut peneliti
menanyakan kepada salah seorang kepala sekolah SDN Binju Alis Sunah, S. Pd
pertanyaan peneliti adalah menurut Bapak
apakah rendahnya tingkat kesejahteraan pegawai dapat mempengaruhi kerja
pegawai ?
Tanggapan beliau menegnai Rendahnya
tingak kesejahteraan pegawai terutama akibat gaji yang mereka terima setiap
bulan kurang mencukupi untuk kebutuhan hidup keluarganya menyebabkan pegawai
kurang giat dalam bekerja, hal ini
tentunya berdampak pada penurunan disiplin kerja pegawai dan
akhirannya akan mempengaruhi bagi terciptanya tujuan organisasi secara optimal.
(
27 Desember 2013)
Kemudian Bapak Dinansyah, S. Pd menegaskan kembali bahwa :
Gaji merupakan salah satu unsur yang sangat
penting yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai, sebab gaji adalah alat untuk
memenuhi berbagai kebutuhan pegawai, sehingga dengan diberikan gaji yang
sedikit/ rendah kepada pegawai akan membuat pegawai malas dalam bekerja. (30
Desember 2013)
Dapat
disimpulkan bahwa rendahnya tingkat kesejahteraan pegawai akan menghambat kerja
pegawai sehingga menyebabkan pegawai kurang giat dalam bekerja dan dapat
menurunkan kualitas kerja dan disiplin kerja pegawai.
Pada
dasarnya manusia melakukan sesuatu disebabkan karena ia ingin memenuhi suatu
kebutuhan . dalam Winardi ( 2000: 143 ) meneybutkan terdapat suatu model
tentang motivasi yang digeneralisasi
dengan mempersatukan berbagai teori yang ada.
Model tersebut mempunyai 4 komponen yakni membangkitkan tekanan,
tindakan, sebuah rangsangan, dan pengurangan tekanan. Pemberian rangsangan
diperlukan agar para pegawai merasa terdapat imbangan yang memuaskan antara apa
yang diperlukan dan apa yang dimilikinya untuk dapat melaksanakan tugas kearah
pencapaian tujuan, rangsangan dimaksud dapat berupa pemberian insentif .
D.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualiatas disiplin kerja terhadap kepuasan kerja
pegawai Kantor UPT. Dinas Pendidikan
Kecamatan Halong Kabupaten Balangan
Sebagai mana telah dijelaskan bahwa peningkatan kualitas
kinerja yang dilakukan oleh pegawai, yang perlu diperhatikan terutama hal yang
mempengaruhi kinerja tersebut. Adapun peningkatan yang dilakukan dalam meningkatkan
kualitas dan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pegawai adalah sebagai
berikut :
1.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia
Sumber daya
manusia merupakan kemampuan daya pikir dan daya fisik yang dimiliki oleh setiap
individu. Perilaku dan kerakternya ditentuka oleh keturunan dan lingkungannya,
sedangkan prestasi kerja peningkatan kualitas dan disiplin dapat untuk memenuhi
kepuasan kerja pegawai. pertanyaan peneliti kepada Bapak Baktiar selaku kepala
UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong, Bagaimana menurut Bapak Cara
meningkatkan Kualiats sumbar Daya manusia ?
Menurut Bapak Cara meningkatkan kualitas
sumber Daya Manusia yaitu dengan memberikan kesempatan kepada para pegawai
untuk melanjutkan pendidikan, mengikuti pelatihan dan diklat, mengikuti studi
banding ketempat yang lebih bagus kinerjanya dan adanya pengawasan penilaian
terhadap pegawai.
(
27 Desember 2013 )
Pernyataan dari Bapak Bakhtiar
diperkuat kembali oleh Bapak Asitam yaitu :
Cera untuk meningkatkan Sumber Daya
manusia Dengan cara memotivasi pegawai dan memberikan Pengawasan untuk
menentukan atau mengukur apa yang sudah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya,
dan mengambil tindakan – tindakan korektif bila diperlukan, untuk menjamin agar
hasilnya sesuai dengan rencana.
(
30 Desember 2013 )
Dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa dengan
demikian apabila kualitas sumber daya manusia baik, baik etika atau prilaku,
maka diharapkan hasil disiplin kerja menjadi meningkat, baik secara kualitasnya
maupun kuantitasnya, sehingga bisa memberikan kepuasan kerja , dapat dilakukan
dengan cara :
persyaratan yang telah ditentukan, menyatakan syarat-syarat
pengawasan antara lain:
a.
Harus memperhatikan dan disesuaikan dengan sifat
dan keperluan organisasi.
b.
Harus mampu dan menjamin adanya tindakan
perbaikan.
c.
Harus bersifat fleksibel.
d. Harus memperhatikan juga syarat sebelum pengawasan
dimulai, seperti adanya rencana
yang jelas dalam pola atau tatanan organisasi.
e. Harus seekonomis dalam pengeluaran biaya.
Dalam pelaksanaan pengawasan ini juga
harus diimbangi dengan evaluasi tujuannya untuk mengetahuai sejauh mana
kemampuan organisasi dalam menjalankan tingkat kepuasan kerja dan
pendisiplinanya. Dari evaluasi ini seorang pimpinan organisasi akan cepat
mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi oleh organisasi dalam pencapaian
tujuan. Dari hambatan tersebut dicari jalan keluarnya atau strategi dalam
mengatasinya sebagai solusi dalam mengatasi hal tersebut yang saat ini dan yang
akan datang.
2. Pembinaan Pegawai
Hal yang
dilakukan antara lain :
a. Memberikan
motivasi kepada pegawai
b. Memperbaiki
sikap mental dan prilaku para pegawai agar lebih pro aktif terhadap peningkatan
pendisiplinan
c. Menanamkan
moralitas yang tinggi kepada para pegawai terhadap peningkatan kualitas kerja
agar dapat meningkatkan rasa tangung jawab.
d. Meningkatkan
kedisiplinan
3.
Peningkatan kesejahteraan pegawai
Penghasilan
seorang PNS yang hanya mengendalikan gaji saja maka diakui belum cukup untuk
memenuhi seluruh kebutuhan hidup mereka maka pemberian tambahan penghasilan
berupa pemberian insintif atau tunjangan bagi mereka yang bekerja keras serta
berpristasi dan memberikan perlengkapan dinas yang memadai untuk pegawai dalam
menjalankan tugas seperti pakaian dinas merupakan alternatif untuk meningkatkan
kualitas pegawai dalam bekerja.
Sehubung
dengan hal tersebut peneliti telah mewancarai Bapak Abdul Said, S. Pd. I selaku
pengawas SD, pertanyaan peneliti : Apakah menurut Bapak Dalam peningkatan
Kesejahteraan pegawai dapat meningkatkan kualitas dan disiplin kerja terhadap
kepuasan kerja pegawai kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong ?
Tangapan Bapak mengenai
kesejahteraan pegawai adalah untuk mempertahankan pegawai agar tidak jenuh
dalam bekerja serta meningkatkan motivasi dan semangat kerja didalam
peningkatan kualitas dan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pegawai
dikantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong. ( 27 Desember 2013 )
Kemudian
Bapak Charli, B I kepala sekolah Gunung
Riut menegaskan kembali bahwa :
Dengan tingginya Kesejahteraan
pegawai yang diberikan dapat meningkatkan kualitas kerja dan disiplin kerja,
sehingga mereka giat dalam bekerja tanpa harus mencari pekerjaan sampingan
diluar pekerjaan. ( 30 Desember 2013 )
Dapat
disimulkan bahawa seorang pegawai yang cukup sejahtera dalam perikonomian rumah
tangganya akan lebih pukus pada pekerjaannya, diharabkan para pegawai kantor
UPT. Dinas pendididkan Kecamatan Halong Dapat meningkatan kualiats dan disiplin
kerja.
4.
Peningkatan
Pendekatan personal kepada masing-masing anggota organisasi
Untuk mengatasi masalah kesulitan dalam komunikasi dan
informasi di UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong Kebupaten Balangan
diperlukan adanya pendekatan- pendekatan secara personal kepada seluruh angota
organisasi misalnya melalui rapat atau pertemuan imformasi yang lebih intensif
lagi sehingga setiap orang organisasi dapat memahami tugas dan menyelesaikan
permasalahan yang dihadapinya dalam proses pelaksanaan dan penyelesaian
pekerjaan. Disamping itu akan timbul perasaan dalam diri pegawai merasa lebih
dihargai dan hubungan kekeluargaan dalam unit kerja menjadi lebih dekat dan
terbuka antara pimpinan dan pegawai tidak hanya sekedar hubungan atasan dan
bawahan.
5.
Peningkatan
rasa tanggung jawab dan kerja sama
Pimpinan perlu lebih terjun secara
langsung memberikan pengarahan dan sebisa mungkin ikut serta dan memberikan
perhatian terhadap tugas yang sedang dikerjakan pegawainya.
Terkait dengan hal tersebut diatas
peneliti telah mewancarai Bapak H. Ardiansyah, S. Pd selaku pegawas SD,
pertanyaan peneliti apakah menurut Bapak cara meningkatkan tanggung jawab dan
kerja sama dapat meningkatkan kualitas dan disiplin kerja pegawai ?
Dengan
cara meningkatkan tanggung jawab dan kerja sama dikantor UPT. Dinas Pendidikan
Kecamatan Halong sehingga dapat menyelesaikan tugas yang berat menjadi ringan
karena dikerjakan secara bersama dan terjadinya sistem kekeluargaan antara
pegawai yang lain dengan pegawai yang lainnya. ( 30 Desember 2013 )
Dalam hal ini peneliti dapat menarik
kesimpulan bahawa dengan demikian terlihat rasa tanggung jawab yang dipikulnya
disamping menggalakkan kerjasama antara sesama anggota organisasi dalam rangka
proses pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis terhadap data yang diperoleh mengenai peningkatan kualitas dan
disiplin kerja terhadap kepuasan kerja Kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan
Halong Kabupaten Balangan dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
1.
Secara keseluruhan kinerja kantor UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong kebupaten Balangan sudah baik, dimulai dari Kepala
UPT sampi Staf bertugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, hal ini
dikarenakan diantara pegawai memang sudah sangat berpengalaman dalam
pekerjaannya dan mempunyai tingkat pendidikan yang cukup tinggi, disamping
sarana dan prasarana yang cukup menunjang untuk peningkatan kinerja para
pegawai.
2.
Faktor penghambat peningkatan kualitas dan
disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pegawai kantor UPT. Dinas
pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten
Balangan disebabkan oleh tingkat kesadaran pegawai, tingakat pengalaman, tingkat
komunikasi dan imformasi , tingkat dalam memikul tanggung jawab pekerjaan, rendahnya tingkat kesejahteraan
pegawai.
3.
Berbagai upaya dapat ditempuh untuk mengatasi
hambatan peningkatan kualitas dan
disiplin kerja pegawai kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamtan Halong Kabupaten
Balangan antara lain : peningkatan kesejahteraan pegawai antara berupa
pemberian insentif atau tunjangan bagi
mereka yang bekerja keras serta berprestasi,
peningkatan pendekatan personal kepada masing-masing anggota organisasi
sehingga merika dapat memahami tugas dan menyelesaikan permasalahan yang
dihadapinya dalam proses pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, mengingat rasa
tanggung jawab oleh pemimpin dan menegakkan kerja sama antar sesama anggota
organisasi serta penegakan peraturan secara tegas dan memberikan sanksi pada
pegawai yang melakukan kesalahan.
B.
Sasaran-Sasaran
Berdasarkan kesimpulan diatas
maka, dapat diberikan sasaran-sasaran untuk menguptimalkan peningkatan kualitas
dan disiplin sebagai berikut, agar para pegawai dapat termotivasi, sebaiknya
lebih terarah dalam mengelola waktu kerja, menjaga kondisi kerja yang kundosif,
lebih teratur dalam mengelola waktu maupun dalam menjaga kondisi fisik saat
bekerja.
Pegawai
sebaiknya lebih banyak berinteraksi dengan pegawai lain sehingga kehadiran
dapat diterima dengan baik oleh pegawai yang lain. Pegawai kantor harus lebih
simpati sehinga pegawai merasa mendapatkan pengakuan dan penghargaan yang dapat
menunjang dalam kepuasan kerja.
Pegawai
harus lebih tepat waktu dalam bekerja misalnya masuk kantor lebih awal, pulang
kantor tepat waktu. Pegawai harus
meningkatkan ketaatan dengan mematuhi aturan kantor, antara lain memakai
seragam dinas sesuai jadwal.
LAMPIRAN -LAMPIRAN
TAMBULASI ANGKET
“ Peningkatan Kualitas Dan
Disiplin Kerja Pegawai Terhadap Kepuasan Kerja Pada Kantor UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten Balangan “
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
Frekuensi %
|
||||
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
||
1
|
1.
Bagaimana tingkat motivasi kerja pegawai pada kantor UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten Balangan ?
|
24
|
10
|
6
|
60
|
25
|
15
|
2
|
Bagaimana
tingkat kemampuan pegawai pada Kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan
Halong Kabupaten Balangan ?
|
30
|
8
|
2
|
75
|
20
|
5
|
3
|
Bagaimana
tingkat pengetahuan pegawai dalam bekerja pada Kantor UPT. Dinas Pendidikan
Kecamatan Halong?
|
28
|
9
|
3
|
70
|
22,5
|
7, 5
|
4
|
Bagaimana
tingkat ketepwaktu pegawai dalam bekerja
pada Kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong?
|
23
|
13
|
4
|
57,5
|
32,5
|
10
|
5
|
Bagaimana
tingkat sarana dan prasarana pada Kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan
Halong?
|
7
|
23
|
10
|
17,5
|
57, 5
|
25
|
6
|
Bagaimana
tingkat tanggung jawab kerja pegawai
pada Kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong Kabupaten
Balangan ?
|
26
|
8
|
6
|
65
|
20
|
15
|
7
|
Bagaimana
tingkat ketaatan pegawai pada kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan
Halong Kabupaten Balangan ?
|
31
|
9
|
0
|
77,5
|
22,5
|
0
|
8
|
Bagaimana tingkat keterampilan dan keahlian
pegawai pada kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong ?
|
30
|
7
|
3
|
75
|
17,5
|
7,5
|
9
|
1.
Bagaimana tingkat ganjaran yang pantas/ kesejahteraan pegawai pada Kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan
Halong kabupaten Balangan?
|
0
|
34
|
6
|
0
|
85
|
15
|
10
|
Bagaimana tingkat kondisi kerja yang
mendukung pada Kantor UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong ?
|
37
|
3
|
0
|
92,5
|
7,5
|
0
|
11
|
Bagaimana tingkat rekan kerja yang
mendukung pada Kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong?
|
32
|
8
|
0
|
80
|
20
|
o
|
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
Frekuensi %
|
||||
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
||
12
|
Bagaimana tingkat kesadaran
pegawai dalam menjalankan tugas yang anda emban ?
|
20
|
18
|
2
|
50
|
45
|
5
|
13
|
Bagaimana
tingkat pengalaman pegawai kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong
Kabupaten Balangan ?
|
9
|
29
|
2
|
22,5
|
72,5
|
5
|
14
|
1.
Bagaimana tingkat memikul tanggung jawab
pekerjaan pada kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong ?
1.
|
18
|
17
|
5
|
45
|
42,5
|
12,5
|
15
|
1. Bagaimana
tingkat penegakkan disiplin pada kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan
Halong ?
2.
|
24
|
10
|
6
|
60
|
25
|
15
|
16
|
Bagaimana tingkat
komunitas dan imformasi pada kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong ?
2.
|
11
|
19
|
10
|
27,5
|
47,5
|
25
|
PANDUAN
WAWANCARA
1. Bagaimana pengaruh motivasi kerja
pegawai terhadap peningkatan kualitas kerja ?
2. Bagaimana menurut pengetahuan
Bapak tentang kemampuan pegawai kantor
UPT. Dinas pendidikan Kecamatan Halong ?
3. Menurur Bapak apakah hanya cukup
pengetahuan atau pendidikan tinggi kualitas kinerja dapat meningkat ?
4. Apakah menurut Bapak dalam ketepatan
waktu pegawai sehari-hari sudah mentaati atoran kantor ?
5. Apakah menurut ibu sarana dan
prasarana kantor cukuk memadai dalam menunjang peningkatatan kualitas kerja ?
6. Bagaimana menurut Bapak tingkat
tanggung jawab kerja pegawai dalam
melaksanakan pekerjaan ?
7. Bagaimana menurut Bapak tingkat
ketaatan pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya secara keseluruhan ?
8.
Apakah menurut Bapak keterampilan atau kemampuan
kator UPT. Dinas Pendidikan sudah meningkat untuk menunjang dalam kepuasan
kerja?
9.
Menurut Bapak apakah pegawai sering mendapatkan
bunos berupa gaji yang tak terduga untuk menunjang dalam kepuasan kerja pegawai
?
10.
Apakahkah kondisi kerja dikantor UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong telah mendukung pegawai dalam bekerja untuk
mencapai kepuasan kerja baik dalam tata ruang yang bersih dan keamanannya
terjaga ?
11.
Apakah rekan kerja yang mendukung dapat
menimbulkan dalam kepuasan kerja pegawai kator UPT. Dinas pendidikan kecamatan
Halong kabupaten Balangan ?
12.
Menurut Bapak apakah pegawai benar-benar
memiliki kesadaran yang tinggi atau sebaliknya ?
13. Faktor apa yang dapat mempengaruhi
kinerja para pegawai pada kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong ?
14.
Menurut
Bapak apakah tingkat memikul tanggung jawab pekerjaan dikantor UPT. Dinas
Pendidikan sudah berjalan lancar dan
sering dapat bantuan arahan kepala UPT ?
15.
Menurut Bapak apakah tingkat disiplin dapat
mempengaruhi kinerja pegawai pada kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong
?
16.
menurut Ibu apakah tingkat komunikasi dan
informasi dapat mempengaruhi kinerja pegawai pada kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong ?
17. menurut
Bapak apakah rendahnya tingkat
kesejahteraan pegawai dapat mempengaruhi kerja pegawai ?
18. Bagaimana
menurut Bapak Cara meningkatkan Kualiats sumbar Daya manusia ?
19. Apakah
menurut Bapak Dalam peningkatan Kesejahteraan pegawai dapat meningkatkan
kualitas dan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pegawai kantor UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong ?
20. apakah
menurut Bapak cara meningkatkan tanggung jawab dan kerja sama dapat meningkatkan
kualitas dan disiplin kerja pegawai ?
REKAP
HASIL WAWANCARA
1. Bagaimana pengaruh motivasi kerja
pegawai terhadap peningkatan kualitas kerja ?
tanggapan bapak mengenai hal tersebut
dijelaskan bahwa motivasi kerja pegawai menyangkut peningkatan kualitas kerja sangat mendurung pegawai untuk bekerja dengan baik dan tekun
terhadap tugas yang dikerjakannya sehingga tujuan dapat tercapai dan terarah tanpa
ada hambatan yang tidak diinginkan.(16 Desember 2013 )
Dengan pertanyaan yang sama,
penjelasan Bapak Bakhtiar didukung oleh Bapak Asitam selaku Staf TU yaitu :
selain itu motivasi kerja
diri pegawai pada kantor ini terlihat adanya rasa tidak enak kalau tugas
pekerjaannya tidak dapat diselesaikan dengan baik atau dengan kata lain
pekerjaan sampai tertunda pada besok harinya.( 16 Desember2013 )
2. Bagaimana menurut pengetahuan
Bapak tentang kemampuan pegawai kantor
UPT. Dinas pendidikan Kecamatan Halong ?
Tanggapan beliau
mengenai kemampuan atau skill dalam melaksanakan pekerjaan pegawai cukup
lumayan bagus, karena banyak sudah perubahan- perubahan khususnya dalam
memberikan pelayanan kepada guru- guru
(16 Desember 2013)
Pernyataan dari Bapak Juhri, S. Pd
diperkuat kembali oleh Bapak Ardanias, S. Pd yaitu :
Menurut beliau skill
pegawai Kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong Rata-rata Pegawai sudah
menguasai pekerjaan yang merika kerjakan, meskipun ada diantara mereka yang
masih kurang menguasainya tapi mereka tekun dalam bekerja sehingga pekerjaan
itu dapat dikerjakanya sendiri. (16 Desember 2013)
3. Menurur Bapak apakah hanya cukup
pengetahuan atau pendidikan tinggi kualitas kinerja dapat meningkat ?
Beliau menjelaskan,
sesungguhnya mereka menjawab pengetahuan mereka tinggi, munggkin mereka
beralasan karena pendidikan, alasan mereka ada sebenarnya, karena untuk
menduduki jabatan rata-rata diatas tingkat SLTA, tapi perlu digaris bawahi,
bahwa selain ilmu pengetahuan ada yang tak kalah pentingnya yaitu pengetahuan
dibidang etika dan prilaku, karena kedua pengetahuan ini yang sering orang
lupakan, karena merasa pendidikannya tinggi, sebab banyak orang yang
pendidikannya tinggi tapi kurang menyadari akan pekerjaannya ini yang menjadi
kendala. (16 Desember 2013)
Penjelasan dari Bapak H. Mansyah, S. Pd
juga didukung oleh Malik Syaiful Jani, S. Sos selaku Staf TU UPT. Dinas
Pendidikan kecamatan Halong yaitu :
Alhamdulillah diinstansi UPT.
Dinas Pendidikan Kecamatan Halong selain ilmu pengetahuan formal yang ia miliki
tinggi, tapi etika dan prilakupun selalu mendapinginya, artinya pekerjaan yang
dibebankan kepada mereka dapat diselesaikan dengan baik, jadi yang dikatakan
kendala sudah mulai terkikis oleh etika dan prilaku tersebut.( 18 Desember 2013
)
4. Apakah menurut Bapak dalam ketepatan
waktu pegawai sehari-hari sudah mentaati atoran kantor ?
Tanggapan bapak dalam hal
ketepatan waktu pegawai UPT. Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan Sudah menepati
sesuai dengan aturan di kantor , yaitu
masuk kerja jam 08.00, setelah itu bekerja, dan pada pukul 12.00 istirahat
sampai pukul 12, 15 kemudian bekerja lagi dan pulang pada pukul
14.30.
( 18 Desember 2013)
Dengan
pertanyaan yang sama, penjelasan Bapak H. Ahmad Dinansyah, S. Pd didukung oleh
Ibu Ramnah Selaku Staf TU UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong yaitu :
Didalam ketepatan waktu
pegawai selalu taat dan patuh terhadap peraturan kantor yang telah ditetapkan, dan
apa bila tidak dapat berhadir kekantor, selalu memberikan kabar berupa surat
dari yang bersangkutan.( 18 Desember 2013 )
5. Apakah menurut ibu sarana dan
prasarana kantor cukuk memadai dalam menunjang peningkatatan kualitas kerja ?
tanggapan dari ibu mengenai sarana dan prasarana cukup menunjang
bagi pegawai untuk memanfaatkan sesuai dengan kebutuhannya dalam melakukan
pekerjaan, tidak pernah merusak peralatan kantor saat bekerja, dan kadang
memperbaiki sendiri apabila peralatan kantor rusak. (16 Desember 2013)
Pernyataan dari Ibu Kastina, S. Ag
diperkuat kembali oleh Bapak Junaidi, S. Pd
Selaku Staf TU yaitu :
Keadaan sarana dan
prasarana dikantor ini sangatlah membantu kelancaran kami dalam bekerja karena
pasilitas yang tersedia saat ini dikantor UPT. Dinas Pendidikan
Kecamatan Halong cukup mendudukung terhadap pelaksanaan kerja . (18 Desember
2013)
6.
Bagaimana menurut Bapak tingkat tanggung jawab kerja pegawai dalam melaksanakan
pekerjaan ?
Tanggapan kepala UPT. Kecamatan Halong
dalam hal tanggung jawab terhadap pekerjaan mereka bertanggung jawab dengan
tugas yang telah dibebenkan kepada mereka, karena dengan adanya tanggung jawab
tersebut, maka para pegawai akan termotivasi untuk bekerja dengan tekun dan
tidak bekerja asal-asalan.
(23 Desember 2013)
Pernyataan dari Bapak Bakhtiar diperkuat kembali
oleh Bapak Budiyanto, S. Ag selaku kepala sekolah SDK Ampinang yaitu :
Dalam hal tanggung jawab dinilai sangat
penting semua pegawai kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong syukur
Alhamdulillah tidak pernah lalai dalam menjalankan tugas dan selalu tepat waktu
dalam menyelesaikan tugas kantor.( 23 Desember 2013)
7.
Bagaimana menurut Bapak tingkat ketaatan pegawai
dalam melaksanakan pekerjaannya secara keseluruhan ?
Tanggapan Bapak dapat dipastikan semua
pegawai kantor UPT. Kecamatan Halong kabupaten Balangan taat dalam melaksanakan
tugas maupun pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan benar sesuai dengan
aturan/ instruksi atasan tersebut artinya bahwa selama ini yang bersangkutan
selalu menyelesaikan tugas kantor dengan benar dan tepat.( 23 Desember 2013)
Kemudian Bapak Bakhtiar
Menegaskan kembali bahwa :
Setiap pegawai kantor UPT. Dinas
Pendidikan kecamatan Halong bekerja dengan gigih dan taat dalam melaksanakan
tugas yang diberikan kepada mereka sesuai dengan arahan yang saya berikan,
merika melaksanakan tugasnya benar dan tepat sehingga tidak ada pekerjaan yang
tertunda. ( 23 Desember 2013)
8.
Apakah menurut Bapak keterampilan atau kemampuan
kator UPT. Dinas Pendidikan sudah meningkat untuk menunjang dalam kepuasan
kerja?
Beliau menegaskan, dalam penguasaan
keterampilan dan kemampuan pegawai saat ini sudah mulai meningkat artinya
setiap pegawai diberi kesempatan setiap ada pelatihan-pelatihan baik bidang
teknologi atau bidang-bidang yang sesuai dengan tugasnya.( 23 Desember 2013)
Pernyatan dari Bapak Akhmad Dinansyah,
S. Pd diperkuat oleh Bapak Fakhrudin, A. Ma Kepala sekolah Halong 3 yaitu :
Keterampilan dan kemampuan pegawai UPT.
Dinas Pendidikan Kecamatan Halong cukup
meningkat dapat dilihat ketika mereka memberikan pelayanan kepada kami
seluruh dewan guru, baik segi sikap dan prilakunya pegawai atau dari segi
tegnologi mereka sudah menguasai dan handal .( 24 Desember 2013)
9.
Menurut Bapak apakah pegawai sering mendapatkan
bunos berupa gaji yang tak terduga untuk menunjang dalam kepuasan kerja pegawai
?
Hal ini juga diimbangi dengan
keteramilan kerja merika yang memuaskan hingga atasan memberikan penghargaan
berupa gaji
atau bunus yang diberikan agar dapat menunjang mereka untuk bekerja lebih giat
dan disiplin dalam bekerja.
( 23 Desember 2013)
Penjelasan
dari Bapak Ardanias, S. Pd juga didukung oleh Bapak Drs. Akhmad syahpani yaitu
:
Dengan memberikan penghargaan berupa
bunus/ gaji kepada pegawai dapat meningkatkan kepuasan kerja sehingga pegawai
pukus dalam pekerjaan karena kebutuhan pokok pegawai sudah tercukupi sehingga
merika tidak mencari pekerjaan sampingan diluar pekerjaan kantor.( 24 Desember
2013)
10.
Apakahkah kondisi kerja dikantor UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong telah mendukung pegawai dalam bekerja untuk
mencapai kepuasan kerja baik dalam tata ruang yang bersih dan keamanannya
terjaga ?
Tanggapan Bapak menjalaskan pada
dasarnya kebersihan ruang kerja memang mendukung dalam kepuasan kerja pegawai
kerena dengan ruangan yang bersih dan
aman dapat meningkatkan semangat mereka bekerja untuk beraktifitas dalam
pekerjaanya sehari-hari.( 24 Desember 2013)
Pertanyaan dari Bapak Junaidi, S. Pd
diperkuat kembali oleh Bapak Abd. Said, S.Pd. I yaitu :
Ruang yang bersih dan aman dapat
mendurung semangat kerja sedangkan dengan keamanan barang atau pasilitas harus
dengan kesadaran pegawai untuk menjaga dan meletakan barang milik mereka
ditempat yang aman dan mengunci pintu apabila jam pulang kerja agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
( 27 Desember 2013)
11.
Apakah rekan kerja yang mendukung dapat
menimbulkan dalam kepuasan kerja pegawai kator UPT. Dinas pendidikan kecamatan
Halong kabupaten Balangan ?
Tanggapan Bapak rekan kerja yang
mendukung orang-orang mendapatkan lebih dari pada sekedar uang/ gaji prestasi
yang berwujud dari dalam kerja, bagi kebanyakan pegawai, rekan kerja yang
mendukung dapat memotivasi kerja terhadap kepuasan kerja pegawai.( 27 Desember
2013)
Pernyataan dari Bapak Asitam diperkuat
kembali oleh Bapak Ansari, S. Pd kepala Seakolah SDN Puyun yaitu :
Rekan kerja yang mendukung adalah wujud kerja
yang juga mengisi kebutuhan akan sosial oleh karena itu bila mempunyai rekan
kerja yang ramah dan menyenangkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang
meningkat tetapi prilaku atasan juga merupakan determinal utama dari kepuasan
kerja.( 27 Desember 2013)
12.
Menurut Bapak apakah pegawai benar-benar
memiliki kesadaran yang tinggi atau sebaliknya ?
Beliau menjelaskan, bahwa yang namanya
kesadaran dimana-mana tidak semua yang memiliki kesadaran yang tinggi, pasti
ada saja pegawai yang memiliki kesadaran yang kurang, salah satu solusi agar
bawahan bisa memiliki kesadaran akan tugas dan tanggung jawab saya melakukan
dengan cara konsep pendekatan, dengan konsep semacam ini mereka sedikit demi
sedikit yang dulunya kesadarannya akan
hal tugas dan tanggung jawab akhirnya malu sendiri.(( 23 Desember 2013)
Kemudian pernyataan Bapak Bakhtiar didukung oleh Bapak Malik Syaiful
Jani, S. Sos yaitu :
karena
disamping kesadaran kami,kepala UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong juga
memberi contoh yang baik kepada kami yaitu memotivasi yang tinggi bagi kami
yang sudah memiliki kesadaran yang sudah baik, tujuannya tidak lain agar kami
semua dapat melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab.
( 27 Desember 2013)
13. Faktor apa yang dapat mempengaruhi
kinerja para pegawai pada kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong ?
Beliau menjelaskan, bahwa
faktor yang paling mempengaruhi pada kinerja adalah pengetahuan dan pendidikan
untuk pengalaman dimana pegawai yang ada dikantor UPT. Dinas pendidikan hampir
semua yang menduduki jabatan. Dan pengalaman yang tinggi karena lamanya bekerja
pada.( 23
Desember 2013)
Dengan
pertanyaan yang sama, penjelasan Bapak Abdul Said, S. Pd. I didukung oleh Bapak
Arni, S. Pd Kepala Sekolah Mantuyan Yaitu :
Pengetahuan, pendidikan dan pengalaman
yang tinggi karena lamanya bekerja pada pemerintah yaitu diatas rata-rata 15
tahun, sehingga dengan pengalaman yang dimiliki tersebut semua pekerjaan
khususnya dalam bidang pelayanan umum dapat dikerjakan dengan baik dan cepat.( 27
Desember 2013)
14.
Menurut Bapak apakah tingkat memikul tanggung
jawab pekerjaan dikantor UPT. Dinas Pendidikan sudah berjalan lancar dan sering dapat bantuan arahan kepala UPT ?
Beliau menjelaskan bahwa tingkat
memikul tanggung jawab pekerjaan dikantor UPT. Dinas pendidikan sering
dikerjakan dengan kerja sama tanpa ada membedakan antara satu dengan lainnya,
kalaunya kepala UPT. Dinas Pendidikan tidak ada kesibukan pribadi beliau sering
memberi bantuan dan arahan kepada kami agar pekerjaan yang kami kerjakan bisa
berjalan dengan baik sesuai prosedur yang diinginkan. ( 23 Desember 2013)
Pernyataan dari Bapak Asitam diperkuat
oleh Bapak Hairul, S. Pd Kepala Sekolah SDN Tabaun yaitu :
Dengan adanya kerja sama didalam memikul
tanggung jawab kerja dapat meringankan beban kerja pegawai sehingga tidak ada
perbedaan didalam kerja dan kecemburuan sosial dalam memikul tanggung jawab
kerja di kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong.( 30 Desember 2013)
15.
Menurut Bapak apakah tingkat disiplin dapat
mempengaruhi kinerja pegawai pada kantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong
?
Tanggapan Bapak tentang tingkat disiplin
memang sangat mempengaruhi kinerja pegawai karena apabila pegawai sering
melanggar peraturan yang dibuat akan menghambat kinerja pegawai, maka dari itu
pegawai yang sering melanggar harus diberi hukuman atau peringatan agar dia tidak mengulanginya
lagi.
( 23 Desember 2013)
Kemudian pernyataan Bapak Juanaidi, S.
Pd didukung oleh Bapak Drs. Akhmad Syahpani yaitu :
Pada umumnya tingkat disiplin kerja
sangat penting digunakan terutama untuk memotivasi pegawai agar dapat
mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun
kelompok agar tidak terjadi simpang siur dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan
yang mereka kerjakan. ( 27 Desember 2013)
16.
menurut Ibu apakah tingkat komunikasi dan
informasi dapat mempengaruhi kinerja pegawai pada kantor UPT. Dinas Pendidikan
Kecamatan Halong ?
Tanggapan ibu mengenai hal tersebut
dijelaskan behwa kurangnya informasi yang dibutuhkan pegawai akan mempengaruhi
pada kepuasan kerja, karena pegawai merasa tidak puas dengan pekerjaannya yang
pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai.( 30
Desember 2013)
17. menurut Bapak
apakah rendahnya tingkat kesejahteraan pegawai dapat mempengaruhi kerja
pegawai ?
Tanggapan beliau menegnai Rendahnya
tingak kesejahteraan pegawai terutama akibat gaji yang mereka terima setiap
bulan kurang mencukupi untuk kebutuhan hidup keluarganya menyebabkan pegawai
kurang giat dalam bekerja, hal ini
tentunya berdampak pada penurunan disiplin kerja pegawai dan
akhirannya akan mempengaruhi bagi terciptanya tujuan organisasi secara optimal.
(
27 Desember 2013)
Kemudian Bapak Dinansyah, S. Pd menegaskan kembali bahwa :
Gaji merupakan salah satu unsur yang
sangat penting yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai, sebab gaji adalah alat
untuk memenuhi berbagai kebutuhan pegawai, sehingga dengan diberikan gaji yang
sedikit/ rendah kepada pegawai akan membuat pegawai malas dalam bekerja. (30
Desember 2013)
18. Bagaimana
menurut Bapak Cara meningkatkan Kualiats sumbar Daya manusia ?
Menurut Bapak Cara meningkatkan kualitas
sumber Daya Manusia yaitu dengan memberikan kesempatan kepada para pegawai
untuk melanjutkan pendidikan, mengikuti pelatihan dan diklat, mengikuti studi
banding ketempat yang lebih bagus kinerjanya dan adanya pengawasan penilaian
terhadap pegawai.
(
27 Desember 2013 )
Pernyataan dari Bapak Bakhtiar
diperkuat kembali oleh Bapak Asitam yaitu :
Cera untuk meningkatkan Sumber Daya
manusia Dengan cara memotivasi pegawai dan memberikan Pengawasan untuk
menentukan atau mengukur apa yang sudah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya,
dan mengambil tindakan – tindakan korektif bila diperlukan, untuk menjamin agar
hasilnya sesuai dengan rencana.
(
30 Desember 2013 )
19. Apakah
menurut Bapak Dalam peningkatan Kesejahteraan pegawai dapat meningkatkan
kualitas dan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pegawai kantor UPT. Dinas
Pendidikan Kecamatan Halong ?
Tangapan Bapak mengenai
kesejahteraan pegawai adalah untuk mempertahankan pegawai agar tidak jenuh
dalam bekerja serta meningkatkan motivasi dan semangat kerja didalam
peningkatan kualitas dan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pegawai
dikantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong. ( 27 Desember 2013 )
Kemudian Bapak Charli, B
I kepala sekolah Gunung Riut menegaskan
kembali bahwa :
Dengan tingginya Kesejahteraan
pegawai yang diberikan dapat meningkatkan kualitas kerja dan disiplin kerja,
sehingga mereka giat dalam bekerja tanpa harus mencari pekerjaan sampingan
diluar pekerjaan. ( 30 Desember 2013 )
20. apakah
menurut Bapak cara meningkatkan tanggung jawab dan kerja sama dapat
meningkatkan kualitas dan disiplin kerja pegawai ?
Dengan cara meningkatkan tanggung
jawab dan kerja sama dikantor UPT. Dinas Pendidikan Kecamatan Halong sehingga
dapat menyelesaikan tugas yang berat menjadi ringan karena dikerjakan secara
bersama dan terjadinya sistem kekeluargaan antara pegawai yang lain dengan
pegawai yang lainnya. ( 30 Desember 2013 )
DAFTAR RIWAYAT
HIDUP
Nama :
BUDIANOOR
Tempat Tanggal Lahir : Binjai Punggal, 14 Maret 1987
Jenis kelamin : Laki-Laki
Status :
Balum Kawin
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : 1. SDN
Binjai Punggal 1 Tahun 2000
2. MTs. AL-Ikhlas Halong Tahun 2003
3. MA. AL-Ikhlas
Halong 2006
Alamat :
Desa Binjai Punggal RT. II No.024
Kecamatan
Halong
Kabupaten Balangan Kode Post 71666
Ayah : Nama : Kastan
Pekerjaan : Tani
Ibu
: Nama : Asmah
Pekerjaan : Tani
Saudara kandung
: 1. FAtmawati ( Kakak )
2. Erlina ( Kakak )
3 Rana Hafizah ( Adik )
Halong ,11 Pebruari 2014
BUDIANOOR
NPM: 10. 12. 02183
0 Response to "Skripsi peningkatan kualitas dan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pegawai kantor UPT. Dinas pendidikan kecamatan Halong Kab. Balangan"
Posting Komentar